"Gas habis," ujar Adara sesaat setelah Daiyan duduk menyesap kopinya.
"Listrik juga belum dibayar," lanjut Adara. Tangannya menepuk pelan bokong anak laki-laki berusia 2 tahun yang tertidur dalam gendongannya.
"Uang yang kukasih udah habis?" tanya Daiyan dengan suara rendah. Laki-laki itu mengerutkan dahi. Seingatnya, ia bahkan memberikan bonus bulanan dari bosnya tanpa mengambil serupiah pun. Dan hari ini belum genap sebulan, harusnya uang itu masih tersisa.
"Udah. Kan, buat bayar cicilan rumah. Arkan juga mulai masuk TK bulan ini. Jadi pengeluaran serba banyak."
Daiyan mendesah. Kepalanya langsung terasa pening memikirkan ekonomi rumah tangganya. Ia memijat pelipisnya sendiri. Lalu menatap istrinya sebentar. Ada raut tak tega untuk mengucapkan apa yang ada dalam benaknya. Terlebih lagi, istrinya tampak kelelahan mengasuh kedua anaknya. Namun, Daiyan tak punya pilihan lain.
"Aku diPHK," ujarnya putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Rumah Tangga
ChickLitDaiyan menyerah. Pada akhirnya ia harus mengizinkan kembali istrinya untuk kembali bekerja sembari menunggu panggilan kerja untuknya sendiri. Kebutuhan ekonomi yang mendesak serta tabungan yang sudah menipis, membuat Daiyan harus bertukar peran deng...