Prologue

1.1K 98 20
                                    

Minho's POV


"Aku membencimu!"

Tunggu, ini salah.

Aku membelalakkan mataku, begitu melihat sosok orang yang paling kucintai menangis dan berteriak. Hatiku begitu sakit melihatnya bersedih karena tindakanku. Kaki mungilnya berusaha berdiri, sebelum kemudian menghilang dari pandanganku.

"Jisungie!" teriakku padanya. Namun tubuhku sempoyongan, aku tak dapat berjalan dengan benar akibat kondisi kepalaku yang tengah pusing. Tubuhku sedikit ambruk begitu keluar dari pintu apartemen kami. Sekilas, aku melihatnya berlari menuruni tangga, menyeka air matanya yang sejak kedatanganku sudah mengalir deras pada kedua pipi gembilnya yang manis.

Namun belakangan ini memerah karenaku.

Minji pun tak kalah histeris. Tangan kecilnya naik dan mencoba untuk menggapai seseorang, siapapun itu, untuk mengembalikannya pada ibunya.

Ini salah.

Kepalaku begitu sakit dan kesadaranku berada di ambang. Namun kali ini firasatku benar-benar buruk mengenai Jisung. Aku telah mencintainya selama bertahun-tahun, dan aku sangat mengenal bagaimana sosoknya ketika berada di titik terendah.

Jisung terlalu rapuh, dan aku merusaknya.

Dengan sisa tenaga yang ada, kuusahakan untuk bangkit. "Jangan khawatir, Minji. Ayah akan menjemput ibumu," ucapku pada si mungil yang masih terisak.

Aku menutup pintu, mencoba untuk menyusul Jisung yang sempat kulihat dari lantai atas, tengah berlari menuju jalan raya.

Sial.

Menaiki lift untuk mencoba menyusulnya lebih cepat, aku tergesa-gesa menekan tombol agar segera dapat menyusulnya. Jalanan begitu sepi kali ini, namun tak menurunkan kekhawatiranku. Aku mendengar beberapa bunyi klakson, yang dapat kuasumsikan akibat Jisung berdiam di tengah-tengah jalan.

Jisung nampak berlari ke arah persimpangan dan berbelok.

Ah, jangan disana!

"Tidak, tidak-- Jisungie-- tidak!" dengan sekuat tenaga aku paksakan diriku untuk menyusulnya, untuk mendekapnya setelahnya dan mengembalikan berlian kecil tersebut ke rumah kami. Aku sibuk berdoa dalam hati agar Jisung tak melompat.

Sungai dengan arus deras menunggunya disana.

Dengan tergesa aku sampai di persimpangan, berhenti sejenak untuk memastikan dimana sosok yang kucintai berada.

Tidak, kumohon..

Jisung disana, tengah berdiri di atas pagar kecil yang menjadi pembatas pada jembatan tersebut. Dengan panik aku berlari menyusulnya. Mencoba untuk mendekap tubuh mungil tersebut dan menyelamatkannya dari usahanya untuk--

--menghilang dari dunia.

"Jisungie!" sepertinya keputusanku untuk memanggilnya adalah salah. Tubuhnya perlahan berbalik menghadap diriku yang masih mencoba berlari mendekatinya. Wajah cantiknya penuh dengan rasa sakit, yang secara tidak langsung juga menyakiti diriku. Sungguh, kau tidak dapat mendeskripsikan bagaimana rasanya ketika belahan jiwamu menjadi seperti ini karena sikapmu sendiri.

"Hyung.." ucapnya terisak. Aku memperlambat langkahku, mencoba untuk membujuk Jisung agar tak menjatuhkan dirinya.

"Tahan disana, Jisungie. Tenanglah," seruku padanya, khawatir jika aku berlari kembali, Jisung akan seketika menghilang dari pandanganku--

--untuk selamanya.

Jisung nampak menggelengkan kepalanya. "Aku berbohong--"

Aku tak mengerti, namun aku tahu itu akan menjadi kalimat terakhirnya. Aku benar-benar berharap bahwa semua isi pikiranku salah dan aku hanya bermimpi. Kepalaku sudah tak dapat berpikir, dan kembali berlari ke arahnya.

"--aku mencintaimu, Minho-hyung," ucapnya.

Sembari menjatuhkan dirinya ke belakang.

Aku tak dapat menggapainya.

Semuanya sudah terlambat, dan pandanganku menggelap.

Kuharap kita bisa kembali, seperti semula.


End of Minho's POV


Minho tak tahu bahwa harapannya seketika menjadi kenyataan.





Prologue End





Meet Our Main Characters

Meet Our Main Characters

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Minho (22)

Mahasiswa semester 8
Jurusan manajemen
Hobi Jisung, makanan kesukaan Jisung, tempat tinggal Jisung, 24/7 Jisung


Han Jisung (21)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Han Jisung (21)

Mahasiswa semester 8
Jurusan manajemen
Hanya bisa mengatakan "maaf, Hyung."





Author's note

Kesambet apa ya aku tiba-tiba bikin angst? Wkwkw padahal aku benci alur sinetron. Tapi memang kuusahakan ini ga terlalu lebay sih. Aku harap kalian juga paham posisi Jisung maupun Minho disini, rasa sakit kedua pihak wkwk

Ih serem banget bahasaku wkkww padahal gatau bakal ngefeel atau nggak. Buat yang nggak suka angst silakan meninggalkan tempat ini~

Ini semacam parallel universe ya, dimana Jisung balik ke masa lalu, waktu mereka masih kuliah dan lagi bucin2nya ;D

Happy reading!


Mata ashita~!

-quokkoala

SECOND LIFE [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang