16

231 47 11
                                    

Matahari sore menyinari taman kampus yang tenang. Detik-detik menjelang senja menciptakan suasana yang tenang, namun bagi Felix, perasaan gelisah justru menyelimuti hatinya. Setelah kejadian saat festival kemarin, Felix memang sudah berniat untuk membantu Minho. Ia merasa ada yang sedang tidak beres dengan Jisung.

Disana, ia melihat Jisung dan Chan sedang asyik berbincang sambil menikmati makanan ringan. 

"Ah, itu mereka," gumamnya dan tanpa ragu, ia menghampiri mereka.

"Jisungie," panggil Felix begitu ia sampai di tempat kedua pasangan baru itu. Ia tersenyum tipis pada Chan.

Pemuda tupai itu seketika menoleh pada sahabatnya. "Ah, Yongbokie! Kemana saja dirimu? Astaga," ucapnya senang. Memang sudah lama Felix tidak menemaninya. Bagaimana tidak? Jisung selalu berusaha agar dirinya berada di dekat Chan sampai-sampai melupakan sahabatnya itu.

"Bisa bicara sebentar?" pinta Felix, suaranya sedikit bergetar. Chan yang tadinya tersenyum lebar, kini raut wajahnya berubah menjadi sedikit tegang. Apa yang ingin Felix bicarakan dengan kekasih barunya itu?

Jisung mengangguk dengan sedikit keraguan, ia menatap Chan dan Felix secara bergantian sejenak, lalu pamit pada Chan. 

"Aku akan segera kembali," ucapnya. Chan hanya mengangguk menanggapi.

Mereka berdua berjalan menuju bangku taman yang sedikit tersembunyi di balik rimbunan pohon. Felix tak ingin ada yang mendengar percakapan mereka. Jisung harus menjelaskan semuanya kepada dirinya, jangan sampai ada yang tupai itu sembunyikan.

"Ada apa, Yongbokie? Kau terlihat serius sekali," tanya Jisung, berusaha bersikap biasa saja, namun Felix bisa merasakan ketegangan dalam suaranya.

Pemuda tupai itu sebenarnya tidak ingin berbicara dengan orang-orang yang dulu dekat dengannya, karena pasti mereka akan membicarakan--

"Mengapa kau tiba-tiba dekat dengan Chan-hyung? Bahkan kau sampai menjalin hubungan dengannya? Bagaimana bisa semua ini terjadi dengan sangat tiba-tiba?" tanya Felix langsung to the point.

Ah, inilah yang Jisung tak suka. Ia sudah menduganya.

"Yongbokie, tenanglah.." ucap Jisung. Berusaha menjaga emosinya tetap stabil meski sebenarnya ia ingin sekali menangis setelah ditimpa pertanyaan bertubi-tubi oleh sahabatnya itu.

Suasana menjadi hening sesaat. Felix menunggu jawaban dari Jisung, namun sahabatnya itu hanya diam sembari meremas kecil punggung tangannya. "Jisungie, aku butuh jawaban yang jujur. Mengapa kau tiba-tiba berubah secepat ini? Dahulu kita sangat dekat, tapi sekarang kau seolah menjauhiku."

"Aku ini sahabatmu.." sambung Felix.

Sorot kemerahan matahari mulai menyinari wajah Jisung. Sosok menggemaskan yang biasanya ceria bersama Minho dan Felix itu belakangan ini benar-benar selalu mendung. Bahkan bukan hanya Minho yang dihindari, melainkan Felix juga sebagai sahabatnya.

Pemuda Han itu menghela nafas panjang, "Yongbokie, aku hanya pindah ke lain hati. Chan-hyung sangat perhatian padaku, dia selalu ada untukku saat aku membutuhkannya--"

"Minho-hyung juga seperti itu padamu. Bahkan jauh lebih baik dibandingkan dengan Chan, ia benar-benar definisi selalu ada untukmu," bantah Felix.

Jisung hanya terdiam mendengarnya. Felix ini orang yang sangat terbuka dan apa adanya, sedikit berbeda dengan Minho yang masih mau mengalah untuknya.

"Aku tidak percaya begitu saja, Jisungie," ucap Felix tegas. "Ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku dan Minho-hyung, bukan?" nada suara Felix mulai meninggi, apalagi Jisung nampak mengalihkan wajahnya, tak ingin bertatapan dengannya.

SECOND LIFE [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang