8

144 13 0
                                    

🐻
..

Setelah kejadian semalam dibangku taman,echa subuh ini demam tinggi keringat dingin keluar dan badannya menggigil.

Nana yang melihat sahabatnya sakit langsung mengambil kompresan didapur. Nana dengan telaten mengompres echa yang setengah tidak sadar. Bibirnya terus bergumam entah apa itu Nana tidak tahu.

Panasnya tidak turun juga setelah 1 jam dikompres akhirnya Nana memutuskan membangunkan xaviera untuk bangun. Xa kaget juga pasalnya adek iparnya ini semalem baik baik aja.

"Dekk?echaa??denger embakk??" Tanya xa dia udah hampir mau nangis liat adeknya kaya gini.

"Hnggghhh mmassss" gumam Echa.

"Mau panggilin Abang?" Tanya xa mengelap keringat yang bercucuran didahi Echa.

"Renn tolong bangunin bang dery dong" xa menggoyangkan bahu Rena guna membangunkan sang adik.

"Apasii mbakk orang masih malem ini"

"Echaa demam renn tolong bangunin Dery hikss" Rena yang mendengar ucapan xa langsung bangun dan menuju kamar laki laki.

"Mbakk xaaa jangan nangiss hiksss Nana ikut sedih" ucap Nana yang sama sama terisak.

"Jangan nangis semua doonggg kasian echaa takut dia mikirnya macem macem" ucap yashi menenangkan kakak beradik yang sedang menangis.

Tok...tok..tok...

"Bangg deryyyyyy bangun banggggg alinnnn jevannnn mas markkk mas qiannn bangunnn sagaaaa tolonginnnn" teriak Rena panik sambil menggedor-gedor pintu kamar.

Seseorang membuka pintu kamar.

"Kenapa ren ada apa?" Tanya Maraka pasalnya dia yang pertama bangun.

"Echaa mass dia demam tinggi panasnya ngga turun turun. Mbak xa suruh bangunin bang dery"

"Hahhh demamm??" Tanya Mark yang diangguki Rena.

Maraka dengan cepat membangunkan Dery dan menuju kamar dimana Echa berada. Sedangkan yang lain sudah bangun tapi masih setengah sadar sedang mencerna apa yang terjadi di subuh subuh.

"Dekkk masih denger Abang??" Tanya Dery menatap Echa. Echa yang mendengar pertanyaan Dery hanya mengangguk lemah.

"Apa yang sakit bilang sama Abang?"

"Sinii sama sini" Echa menunjuk kepala sama perutnya dengan lemah.

"Kita bawa rumah sakit aja der" saran Mark.

"Tapi kita ngga ada mobil Mark"

"Gue bawa motor kamu gendong Azel bonceng gue. Nanti siang gue tlvn papi buat anter mobil kesini" ucap Mark sekenanya jujur dia panik liat echa sudah tidak berdaya daripada mengulur waktu lebih lama lagi.

Dengan gerakan cepat Maraka menuju garasi mengeluarkan motor siapa aja sekenanya untungnya kunci motornya ada dimotornya.

Sedangkan jevan yang mau meriksa keadaan Echa melongo melihat kakaknya tampak panik bergegas keluar. Apakah Maraka lupa kalau adeknya ini seorang dokter.

Dery menggendong Echa ala bridal menuju Maraka yang sudah siap dan menuju kerumah sakit terdekat. Untungnya rumah sakit tidak terlalu jauh dari villa.

Tiba dirumah sakit Dery membawa echa ke UGD sedangkan Maraka menunggu didepan ruang UGD. kakinya sungguh lemas hatinya sesak melihat keadaan Echa seperti tadi hingga maraka terduduk dilantai dengan kepala menunduk. Tak terasa air matanya menetes. Bahkan Maraka masih menggunakan celana dan baju pendek. Perasaan kemaren malem azelnya baik baik aja tapi kenapa pagi ini keadaannya sungguh mengkhawatirkan.

SEMUA BELUM USAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang