Sakit memang kalau harus terus menyembunyikan perasaan.
Arina berusaha menghapus segala rasa yang ia pendam karena ini mungkin hanya sementara.
Waktu magang Arina tinggal 3hari lagi dan Arina belum siap berpisah dengan seorang yang mengisi hatinya selama kurang lebih 3 bulan ini.
Arina akui dia terbawa perasaan oleh sikap baik Anji.Seperti biasa jam makan siang Arina habiskan bersama Mita. Sudah lama rasanya dia tidak satu meja dengan Anji saat makan siang karena Anji sibuk dengan rekan kerja yang rata rata atasan.
"Rin Arina"
Mita menyadarkan Arina yang terlihat sedang melamun."Ah iya kenapa? " Jawab Arina tersadar.
"Ngapain sih ngelamun mulu sekarang? Banyak pikiran? Hemm? "
"Ahhh ngga kok, cuma lagi mikir aja ternyata waktu cepet banget berlalu ya, waktu magang aku cuma tinggal 3 hari lagi"
"Harusnya lu tuh happy seneng karena tugas lu hampir selesai, lah gue masih ada waktu 1 bulan lagi"
''Hehe sabar ya Mit"
Saat sedang asik mengobrol tiba-tiba Anji gabung di meja Mita dan Arina.
"Ehhh pak Anji" Mita terkejut langsung menggeser badanya karena Anji ingin duduk dihadapan Arina.
"Hallo Mita apa kabar?" Sapa Anji basa basi.
"Baik pak"
Anji mengalihkan pandanganya ke arah Arina yang hanya diam mengaduk makananya.
"Makanan jangan buat mainan Na"
"Ehhh ngga kok pak" Arina tersadar dari pikiran kacaunya.
Anji tiba-tiba menaruh udang yang salah satu seafood favorit Arina di piring Arina.
"Biar mood kamu naik, makan gih"
"Eh ngga usah pak, lagian aku juga sudah kenyang" Tolak Arina ramah hendak mengembalikan udangnya.
Anji mengambilnya dan langsung menyodorkan ke mulut Arina langsung.
"Aaa buka mulutnya" Paksa Anji.
Arina tidak bisa berbuat apapun selain menuruti kemauan Anji.
Jangan lupa disitu masih ada Mita yang menjadi saksi keuwuan tanpa kejelasan ini.
Ini emang karena Anji yang terlalu Humble ke semua orang apa emang Arina yang terlalu lemah hingga jatuh terpuruk dengan pesona Anji ini??Arina dan Mita berjanji untuk hangout bersama setelah pulang kerja. Untuk menghabiskan waktu selama masih bisa bertemu karena Mita dan Arina yang beda kampus akan sulit untuk bertemu .
Arina dan Mita pergi ke sebuah mall untuk sekedar chill bersama. Tanpa sengaja mereka melihat Anji dan Hera sedang di toko baju khusus perempuan.
Anji dan Hera terlihat sangat bahagia dengan saling mencocokan baju Hera."Yang sabar ya Rin, emang ga mudah diem-diem suka sama orang. Apa lagi saingannya sekelasnya bu Hera. Parahnya lagi dia kakak lu" Mita menepuk kedua bahu Arina untuk menenangkan.
"Maksud kamu apa?" Tany Arina terheran bagaimana Mita tau tentang perasaanya.
"Gue tau kok, selama ini lu sering mantau pak Anji diem-diem"
Arina hanya menunduk mengakui dugaan Mita yang memang benar adanya.
"Gue juga kalau jadi lu bakal baper juga sama perlakuan pak Anji yang kelewat batas menurutku. Bisa-bisanya dia buat baper adiknya eh yang dikejar kakaknya" Tutur Mita sambil melihat keberadaan Anji dan Hera yang masih sibuk memilih pakaian.
"Aku sebodoh itu ya Mit? Padahal baru 3 bulan aku kenal sama pak Anji. Bisa-bisanya aku suka sama dia"
"Lu ga bodoh rin, rasa suka sama orang kan ga bisa ditebak kapan datengnya. Cuma gue saranin kalau lu ga mau tambah sakit liat kenyataan kalau yang disuka pak Anji itu Hera, mending lu coba lupain Anji" Mita berusaha menasehati.
Arina menarik nafasnya berat , matanya hampir saja meneteskan air mata.
"Aku akan coba mit lupain Pak Anji. Sebentar lagi waktu magang aku selesai. Aku pasti bisa kembali seperti dulu sebelum ketemu Pak Anji"
"Gitu donk, tp jangan lupain gue ya walau kita dah ga sering bareng lagi"
Arina mengangguk tersenyum tenang setelah menerima nasehat Mita.
Mereka pergi dari mall tersebut karena sudah gerah dengan pemandangan yang tidak mengenakkan.
Di sisi lain Anji yang sedang sibuk memilih baju bersama Hera merasa dia melihat Arina di seberang sana.
"Ra, keknya gue liat Arina deh"
" hah Arina? Dimana? " Hera celingak celinguk mencari dimana Arina.
Anji mencoba memastikan apa benar yang dilihat tadi adalah benar Arina atau bukan.
"Keknya tadi disitu deh, apa gue salah liat yah"
"Salah liat kali lu, ya udah cepet buruan pilih mau yang mana dah malem soalnya"
"Iya iya bawel lu" Sambil menoyor pundak Hera.
Arina sudah sampai rumah dan langsung masuk kamar .
Marina merebahkan tubuhnya sambil menatap kosong plavon kamarnya.
Dia berusaha menyadarkan dirinya untuk kembali waras."Aku ga boleh gini, aku ga boleh seegois ini. Aku tau ini sulit tapi aku harus coba lupaim Anji"
Monolognya meyakinkan dirinya.
Tanpa sadar air matanya menetes juga.
Kenapa begitu sulit merasakan yang namanya jatuh cinta sekaligus Patah Hati pertama. Tanpa terasa matanya begitu berat dan Arina hanya dalam tidurnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You
RomanceMenyukai seseorang yang berbeda usia jauh bukanlah hal yang mudah. Apalagi orang tersebut sangatlah baik ramah, humble, dan juga sangat membantu dalam hidupnya. Lebih baik menyukai seseorang yang jahat yang tidak baik kepadanya agar dapat melupaka...