Arina dan Anji sedang dalam perjalanan pulang dari Bandung.
Arina yang kelelahan tidak sadar tertidur di mobil.
Anji menatap Arina penuh kelembutan, wanita yang sekarang sangat dia puja tertidur pulas disampingnya."Eeeunghhh" Arina merasa terganggu tidurnya karena ada tanganya yang sibuk merapikan rambut diwajahnya.
"Udah sampe Na, cape banget yah? " Tanya Anji menggenggam lembut tangan Arina.
Arina mengangguk mencoba mengumpulkan nyawanya.
"Udah dari tadi sampenya mas? " Tanya Arina polos masih belum menyadari tanganya sedari tadi digenggam diberi elusan hangat dari Anji.
"Eummm sekitar setengah jam yang lalu"
"Kenapa ga bangunin aku? "
"Kasian kamu cape banget"
Arina terdiam membalas tatapan Anji yang penuh kedamaian.
"Ehhh mas" Arina tersadar dengan tanganya yang dugenggam erat Anji. Ingin hati melepaskan tapi Anji malah menggenggam lebih erat.
"Biar kaya ginj dulu Na, mas masih kangen sama kamu" Ucap Anji yang malah menarik tangan Arina kebibirnya untuk dicium.
"Mas mau mampir dulu? " Arina mengalihkan Anji agar melepas tanganya.
"Ngga enak sama mama papa kamu, mampirnya besok sekalian bawa keluarga besar aja ya" Goda Anji yang mendapat pukulan gemas dari Arina.
Arina bergegas masuk kedalam rumahnya segera mengistirahatkan badanya yang lelah.
Pagi berlanjut dimana Arina disibukan dengan pekerjaan rumah sekedar bersih-bersih. Saat ini Arina belum kepikiran mau melanjutkan karirnya bagaimana, dia ingin membuka usaha minuman ala coffe tapi belum ada permulaan.
Ting
Bunyi notif hp Arina berbunyi.
"Lagi ngapain? "
Senyum Arina merekah melihat siapa pagi-pagi yang mengiriminya pesan.
"Lagi beresin rumah mas" Balas Arina yang kembali melanjutkan aktivitasnya bereberes.
Arina yang keluar membuang sampah dikagetkan dengan bunyi klakson didepan rumahnya.
"Mas Anji" Arina berlari menghampiri siapa yang mengunjungi dirinya pagi-pagi sekali.
"Ngapain pagi-pagi kesini mas? " Tanya Arina yang menutupi wajahnya dengan handuk dikepalanya.
"Ngapain ditutupin gitu sih? " Protes Anji dari balik jendela mobilnya.
"Aku belum mandi mas, ini baru mau mandi" Tolak Arina yang hendak diambil handuknya.
"Mandi ga mandi tetep cantik aja heran" Goda Anji yang membuat Arina tersipu.
Lama keduanya saling diam menatap salting.
"Kamu ga kerja mas? "
"Ini kan minggu Na, aku libur donk"
"Oiya lupa" Cengir Arina mendapat toelan dihidungnya.
"Kamu ada acara hari ini?" Tanya Anji yang mendapat gelengan dari Arina.
"Mau ikut mas ngga?"
"Kemana? "
"Emmm ada deh, dah sana mandi dulu"
"Ya udah aku mandi dulu, mas nunggu didalam aja yuk jangan disini"
"Papa Mama kamu dirumah? " Tanya Anji yang sedikit takut.
"Ada di kebun belakang, mau ketemu?"
"Boleh kalau ga diusir" Kata Anji berusaha mengurangi rasa groginya.
Anji mengikuti Arina dari belakang dengan wajah tegang dan keringat yang perlahan menetes.
"Sama siapa Na?" Tanya Tina mama Arina yang menghampiri Anji dan Arina.
"Emmm kenalin ma ini mas Anji"
"Hallo tante saya Anji" Sapa Anji menyalami mama Arina.
"Oiya iya mari silahkan masuk" Ajak Tina dengan sopan.
"Ada tamu Ma? " Tanya Dewo selaku papa Arina yang lagi-lagi membuat Anji dibuat semakin tegang.
"Iya ini ada tamunya Arina" Jawab Tina menghampiri suaminya.
"Hallo om saya Anji" Sapa Anji menyalami Dewo sopan.
"Saya Dewo. Mari-mari silahkan duduk"
Ajak Dewo yang juga duduk dihadapan Anji."Ma Pa aku mandi dulu ya" Pamit Arina dan sedikit melirik Anji memberi kode untuk semangat menghadapi orang tuanya.
Keheningan terjadi antara Anji dan Dewo. Tina yang sibuk didapur membuat minuman ikut duduk bergabung bersama kedua orang canggung berhadapan.
"Silahkan nak Anji minumnya"
"Oiya makasih tante"
"Kamu temannya Arina yang bagaimana? " Tanya Dewo yang hampir membuat Anji tersedak dengan pertanyaan spontan Dewo.
"Emmm saya dulu atasan Arina di kantor om"
"Terus? Sekarang masih atasanya Arina? "
Anji yang sempat bingung mau menjawab bagaimana terdiam sejenak mengumpulkan keberanianya.
"Ngga om, sekarang saya masih jadi teman yang berproses" Jawab Anji yang membingungkan Tina dan Dewo saling menatap.
"Berproses? " Tanya Dewo
"Iya om"
"Berporoses yang bagaimana?" Tanya Tina yang ikut penasaran.
"Sebelumnya saya minta maaf om tante, .. "
Ucapan Anji menggantung sejenak kembali mengumpulkan keberanianya."Saya suka sama Arina, dan saya minta ijin untuk menjaga Arina diluar jangkauan om dan tante"
"Tapi saya liat kamu tidak semuda anak saya. Arina tergolong masih anak kecil bagi saya" Ucapan Dewo seperti tamparan kalau Anji dicap seperti om-om hidung belang untuk anak mereka.
"Saya tau om, usia kami memang tergolong jauh. Tapi saya benaran tulus terhadap anak om dan tante."
Ucapan Anji membuat Dewo dan Tina diam saling tatap. Mungkin ini saatnya mereka coba mempercayakan anaknya kepada orang lain.
"Kami terserah keputusan Arina. Yang terbaik pilihan dia yang buat dia bahagia kita dukung"
Anji tersenyum lega karena mendapat lampu hijau dari kedua orang tua Arina.
" Lagi ngobrolin apa sih serius banget keliatanya" Ucap Arina yang ikut bergabung dengan kedua orang tuanya.
"Ngobrolin kamu apa lagi, kan biasanya yang ga ada yang digosipin" Ucap Dewo yang mendapat pukulan dilenganya.
"ihhh papa ah ga seru"
Anji tersenyum melihat tingkah gemas Arina dengan orang tuanya yang jarang dia lihat.
"Udah katanya kalian mau pergi, mama sama papa mau lanjutin berkebun dibelakang" Ucap Tina yang seperti mengusir anaknya.
"ihh mama ngusir kita ceritanya. Bilang aja kalian mau uwwu-uwwuan kan" Goda Arina yang mendapat cubitan diperutnya.
"Ya sudah bye ma pa" Ucap Arina mencium pipi kedua orang tuanya .
"Kami pamit dulu om tante" Pamit Anji menyalami kedua orang tua Arina.
Tina dan Dewo menatap jauh Arina dan Anji menuju mobil. Dilihatnya anak mereka terlihat bahagia bersama laki-laki disampingnya yang menatap penuh ketulusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You
RomanceMenyukai seseorang yang berbeda usia jauh bukanlah hal yang mudah. Apalagi orang tersebut sangatlah baik ramah, humble, dan juga sangat membantu dalam hidupnya. Lebih baik menyukai seseorang yang jahat yang tidak baik kepadanya agar dapat melupaka...