Jangan Hadir lagi

20 1 0
                                    

Setelah menyelesaikan masa magangnya kini Arina disibukan dengan jadwal skripsinya.
Sudah jalan 2 bulan semenjak perpisahan menyakitkan itu. Arina berusaha melupakan Anji sebisa mungkin.

"Rin gimana skripsi kamu lancar?" Tanya Hera yang sedang berkunjung kerumah Arina.

"Lancar kak" Jawab Arina sambil memainkan ponselnya.

"Kakak mau ada acara? Rapi banget? "

"Iya ini, Pak Zaki minta temenin kakak ke acara penting" Jawab Hera sambil memoles lipstiknya didepan cermin.

"Oooo"

"Oiya kakak kesini mau pinjem syal kamu yang abu itu donk" Pinta Hera untuk memadukan bajunya

"Ambil aja dikamar" Ucap Arina sambil menuju dapur mengambil makanan.

"Rin Arina" Teriak Hera berlari menuju Arina.

"Iya kak. Kenapa sih kak teriak-teriak" Tanya Arina Heran.

"Kakak minta tolong, ini Anji masuk rumah sakit" Panik Hera.

Mendengar nama Anji seketika membuat tubuh Arina membeku.

"Heh rin, kok ngelamun sih! "

"Ah iya kak , gimana tadi? "

"Tolong kamu ke rumah sakit Husada, Anji tadi pagi pingsan ditemuin satpam apartemenya"

"Terus aku ngapain kak? " Tanya Arina yang masih bingung harus berbuat apa.

"Kamu jadi walinya sementara , keluarga Anji jauh semua jadi ga sempet buat jengukin sekarang. Kakak juga ga sempet karena pak Zaki sudah nunggu itu di depan" Jawab Hera yang terburu buru.

"Tapi kak... "

"Ahhh ga usah tapi-tapian, ya udah kakak pergi dulu ya bye" Ucap Hera yang terburu-buru meninggalkan Arina.

Arina yang masih bingung harus berbuat apa akhirnya memutuskan ke rumah sakit dimana Anji berada.
Berbekal informasi dari Hera akhirnya Arina sampai didepan ruangan Anji berada.
Ditatapnya wajah rupawan yang selama 2 bulan dia coba untuk lupakan.
Berharap jangan sampai Anji datang lagi dihidupnya malah Arina sendiri yang menghampiri dimana Anji berada.
Arina duduk termenung setelah meletakan buah yang dia bawa diatas nakas.

"Baru dateng mba? " Sapa ibu-ibu yang terbaring di ranjang sebelah Arina.

"Eh iya bu" Jawab Arina memutar badanya kesamping.

"Tadi pagi udah siuman pacarnya mba, terus minum obat tidur lagi dia" Ucap si ibu yang mengira Arina pacar Anji.

"Ehh bukan bukan.. "

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya Arina terkejut dengan tanganya yang dipegang Anji tiba-tiba.

"Mas Anji, mas sudah sadar?" Tanya Arina khawatir .

"Kamu dari kapan disini?" Tanya Anji sambil berusaha untuk duduk dari tidurnya.

Arina ikut membantu Anji duduk memposisikan bantalnya dipunggung Anji.

"Aku barusan sampe mas"

Anji hanya terdiam sambil tak lepas menatap Arina.

"Kamu sakit apa mas? Kok bisa sampe pingsan gitu?"

"Cuma kecapean kerja aja biasa, hari ini juga udah bisa pulang"

"Udah makan belum mas?"

"Ngga nafsu makan Na"

"Harus makan mas, nanti lama sembuhnya."

Tanpa perintah apapun Arina pergi membeli makanan.

Arina kembali dengan semangkok bubur hangat ditanganya. Anji memejamkan matanya lagi saat Arina kembali.

"Mas mas, bangun ayo makan dulu" Arina berusaha membangunkan Anji.

Anji masih berusaha mengumpulkan tenaganya.
Tanpa aba-aba Arina menyodorkan bubur ke mulut Anji.
"Aaaa ayo buka mulutnya"

"Aku bisa makan sendiri Na" Tolak Anji yang kaget dengan suapan dari Arina.

"Iya, tapi nanti mas makanya dikit-dikit. Udah ayo buka mulutnya"

Anji akhirnya menyerah dan nurut dengan perintah Arina.

Ibu-ibu yang disamping Arina tersenyum geli melihat moment romantis anak muda disampingnya.

"Aduh romantisnya, nurut aja mas sama pacarnya. Pacarnya sayang banget itu lho sama mas"

Seketika Arina dan Anji menoleh bersamaan

"Ehh bukan bu, dia bukan pacar saya" Ucap Arina mencoba menjelaskan.

Anji yang mendengar hal itu hanya tersenyum tanpa mau menjelaskan.

"Mas ihhh kok kamu cuma senyum doang, bilang ibu itu kita ngga pacaran" Gerutu Arina mencubit lengan Anji.

"Awww sakit na"

"Lagian kamu cuma senyum-senyum doang" Ucap Arina sebal sambil kembali menyuapi Anji.

Anji hanya tersenyum melihat tingkah salting Arina.

Setelah Anji selesai makan dia berbaring sebentar beristirahat. Arina pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya yang berkereingat.

"Anji kamu kok bisa sampe gini sih? "
Tanya seorang wanita yang baru masuk dengan wajah paniknya.

"Tadi habis makan mba di suapin pacarnya terus tidur lagi" Ucap Ibu-ibu yang disamping ranjang Anji melihat wanita itu.

"Pacarnya?" Heran si wanita

"Iya mba, lagi di kamar mandi pacarnya tadi nitip cowoknya ke saya bentar" Ucap si ibu

Si wanita masih terlihat bingung dengan apa yang dikatakan si ibu.

"Diana" Panggil Anji yang terbangun dari tidur singkatnya karena terganggu dengan suara disampingnya.

"Anji kamu sudah bangun? Kamu sakit apa? Lambung kamu? " Tanya wanita yang diketahui bernama Diana itu.

Anji hanya tersenyum kecut karena emang  tebakan Diana benar adanya.

"Tuh kan dari dulu aku udah bilang berkali-kali jangan telat makan! Susah banget sih di omongin padahal udah setua ini! " Ucap Diana dengan nada marah gemas.

"Kamu udah makan? " Tanya Diana untuk memastikan lagi padahal dia sudah tau dari si ibu katanya habis disuapin pacarnya.

"Udah tadi sama,,, " Ucap Anji menggantung.

"Pacarnya lagi dikamar mandi mas tadi nitipin mas ke saya kalau ada apa-apa" Jawab si ibu melihat Anji yang terlihat mencari keberadaan Arina.

Suasana menjadi hening, banyak pikiran yang mengganggu Anji dan Diana dan juga seorang wanita dibalik pintu ruangan yang meremas ujung bajunya dengan tangan memegang dadanya yang entah kenapa rasa sakit 2 bulan lalu hadir lagi.

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang