Long Time No See

20 0 0
                                    

Arina dan Anji dipisahkan lagi dengan jarak dan waktu.
Mereka sudah berhubungan seperti dulu lagi , tidak sesering dulu sih karena yah perbedaan waktu.
Sudah berjalan kurang lebih 1th sejak perpisahan mereka. Arina nampaknya sudah lebih dewasa dari sebelumnya, dia yang dulu akan lebih mudah menangis sekarang menjadi sosok yang lebih kuat.

Arina kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan kontrak kerjanya di Amerika.

"Ka Heraaaaa" Teriak Arina sambil berlari merentangkan kedua tanganya.

"Arinaaaaa" Teriak Arina yang hampir jadi tontonan orang-orang dibandara.

"Kakak apa kabar? "

"Kakak baik, kamu gimana? Makin cantik aja sekarang, kakak berasa tersaingi ini" Hera meledek penampilan baru Arina yang lebih dewasa dari sebelumnya.

"Hehe kakak juga kok, eummm makin apa ya? " Ucap Arina sambil menggantungkan ucapanya.

"Hayo makin apa? Makin tua kan? " Ledek Hera untuk mencairkan suasana.

Mereka berdua tertawa dengan hal-hal remeh yang mereka rindukan saat bersama dulu.

"Mamah papah kamu sibuk banget sampe ga bisa jemput" Hera menggunakan seatbealt sambil menghidupkan mobilnya.

"Iya tadi pas aku landing udah ngabarin, sempet aku marah-marah tapi ya mau gimana lagi" Kedua pundak Arina terangkat tanda pasrah.

"Oiya weekend kamu ada acara apa ngga? "

"Eummm kayanya ngga deh kak, kenapa emang? "

"Mau ikut kakak ke Bandung? Kita nginep disana" Arina yang mendengar ucapan Hera seketika terkejut karena saking antusiasnya. Jujur sudah lama dia ingin ke Bandung tapi belum sempet dan juga ga ada yang nemenin.

"Woy jawab , malah mlongo gitu" Senggol Hera menyadarkan Arina.

"Mau banget kakak" Arina menganggukan kepala karena sangat antusias.

"Okeyyyy gasss ke Bandung"

"Eh BTW sama siapa kak ke Bandungnya? Sama Om dan Tante? " Tanya Arina penasaran.

"Ooo ngga ini acara kantor, jadi setiap devisi diambil 3 orang untuk acara kesana. Sebenernya sih cuma bisnis, kantor kasih kelonggaran buat sekalian libur akhir bulan bareng setelah bisnisnya selesai" Seketika senyum antusias Arina luntur mendengar penjelasan Hera.

"Kenapa kok malah cemberut gitu" Senggol Hera yang melihat Arina kembali terdiam.

"Ini kan acara kantor kakak, sekarang aku udah bukan bagian kantor lagi. Aku ngga enak kalau nantinya jadi pengganggu doang kak"

"Ah elah sante aja kali, lagian nanti kalau ada orang luar juga bukan pake uang kantor. Nanti pake uang pribadi, kakak bayarin kamu selama disana. Itung-itung hadiah ulang tahun kamu , bulan ini kamu ulang tahun kan? " Tanya Hera untuk meyakinkan Arina.

"Tapi nanti kalau kalian sibuk aku bakal sendirian kak, kalau aku ngintilin kakak dan yang lainya malah bikin risih"

"Nggaa Arina... Nanti kalau ada nanya kamu siapa ngintilin aku mulu tinggal jawab aja kamu asisten kakak selama disana" Gurau Hera untuk meyakinkan kembali Arina.

"Tapi malu kak, aku ngga kenal semua orang yang dikantor" Arina beralasan lagi.

"Kata siapa ga kenal, ada Pak Zaki, terus Bu Siska, terus Anji. Kamu kan kenal sama mereka"

Seketika jantungnya berdebar mendengar nama yang sudah lama ingin dia jumpa sosoknya.

"Tapi kan kak.. " Ucap Arina menggantung yang ingin berasalan lagi.

"Ngga ada tapi-tapian lagi. Kakak tau kamu pengin banget ke Bandung. Makanya mumpung ada kesempatan kakak pengin ajak kamu sekalian. Nanti juga ada Mita adiknya Zaki disana yang katanya mau ikut"

Wajah Arina kembali sumringah mendengar nama Mita disebut.

"Serius kak? " Tanya Arina yang kembali antusias dijawab Anggukan kepala oleh Hera.

"Okeh aku ikut kalau ada temen gosip heheh"

"Hemmm dasar!"

Weekend pun tiba
Hera dan Arina sampai di Bandung bersama.

"Kamu masuk dulu aja gih Rin, nanti kakak nyusul kalau dah selesai markir mobilnya" Titah Hera yang menyerahkan akses masuk kedam vila yang mereka pesan.

"Ngga papa emang kakak aku tinggal?"Arina menyeret koper besarnya sambil memastikan .

" Ngga papa dah mulai grimis ini soalnya. Nanti takutnya ujan deres. Kakak ga bawa payung soalnya. Nanti kalau deres kamu kesini bawain kakak payung yah"

Arina mengangguk menuruti perintah Hera.

Arina memperlihatkan akses vila kepada penjaga vila disana. Penjaga vila langsung mengarahkan pintu masuknya kepada Arina.

Arina masuk terengah-engah karena cape berlari menghindari gerimis yang mulai deras.
Saat Arina masuk menuju kedalam ruang makan vila dia dikejutkan dengan sosok yang tidak asing lagi dalam hidupnya.

"Arina"

"Mas Anji"

Seketika Anji berdiri menyambut kedatangan Arina.
Keduanya dilanda kehengingan yang canggung. Ada persaan yang tidak bisa dijelaskan dengan singkat.

"Kenapa kok kringetan gitu? " Tanya Anji penasaran.

"Tadi grimisnya rada deres terus aku lari-lari" Ucap Arina menjelaskan.

Mereka yang ingin melanjutkan obrolan digagalkan dengan kedatangan rombongan Hera, Zaki, Siska dan Mita.

Arina heran kenapa tidak ada orang asing dalam pertemuan ini. Semuanya Arina kenal. Tapi Arina tidak mau ambil pusing karena dia ingin menikmati masa liburanya.
Di vila ini sudah dilengkapi dapur jadi mereka bisa memasak sendiri jika malas mencari diluar.

Anji tengah sibuk di dapur mencuci piring hasil makan malam mereka. Arina berinisiatif menghampiri ingin membantu Anji.

"Ada yang bisa aku bantu mas? " Tanya Arina disamping pintu.

"Eh Na, boleh sini"

Arina menghampiri Anji melihat apa yang bisa ia bantu.

"Boleh minto tolong gulungin lengan baju aku Na? " Pinta Anji yang kerepotan.

Arina mengangguk mendekat kearah Anji menggulung lengan baju kanan Anji.

"Yang kiri juga mas? " Tawar Arina.

"Oiya boleh" Anji mendekatkan badanya, dan secara langsung wajah mereka berdekatan. Anji tersenyum, mulutnya dia dekatkan ke arah telinga Arina.

"Long time no see Na" Bisik Anji yang seketika membuat wajah Arina memerah mendengar bisikan Anji yang begitu dekat.

Arina mundur setelah selesai menggulung lengan baju Anji. Dia berusaha menghindari wajahny bertemu langsung dengan Anji karena sekarang keadaanya sedang salting parah.

"Katanya mau bantuin kok malah ga jelas gitu" Ledek Anji yang membuat Arina bingung harus bersikap bagaimana.

Arina berdiri disamping Anji mengelap piring-piring yang sudah bersih dicuci Anji.
Entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas dapur serasa milik mereka berdua.

POV mereka di dapur :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV mereka di dapur :)

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang