Menyukai seseorang yang berbeda usia jauh bukanlah hal yang mudah.
Apalagi orang tersebut sangatlah baik ramah, humble, dan juga sangat membantu dalam hidupnya.
Lebih baik menyukai seseorang yang jahat yang tidak baik kepadanya agar dapat melupaka...
Hari terakhir di Bandung sungguh membuat Arina kacau. Setelah sidang yang tidak berjalan lancar Arina benar-benar murung didalam kamar sampai pagi.
Tok tok tok
"Rin.. " Panggil mita dari luar kamar Arina.
"Iya Mit, masuk aja ga aku kunci" Jawab Arina yang masih bergulat dengan selimutnya.
"ihhh bangun rin, dah jam 8 ini" Perintah Mita yang ikut naik ke kasur menggoyang tubuh Arina.
"Aku masih ngantuk mit"
"Apaan si lo tidur dari jam 8 malem masih ngantuk aja"
Arina hanya terdiam memaksa matanya untuk menutup kembali.
"Lo sakit yah? Ayo gih cepetan bangun sarapan bareng, dah ditunggu di teras"
"Iya iya nanti aku nyusul" Jawab Arina sambil mengibaskan tangan menyuruh Mita keluar.
Arina selesai membersihkan diri dan masih terpaku didepan cermin mencoba menenangkan dirinya kembali. Ada rasa bimbang antara keluar atau tidak karena takut dengan penilaian orang-orang nanti.
Arina keluar dan melihat orang-orang sudah diteras duduk sambil bercanda. Dilihatnya Anji dan Diana yang duduk berdampingan, entah apa yang mereka bicarakan tapi sepertinya mereka saling melempar tawa bersamaan.
"Eh Rin duduk sini" Ajak Mita yang menyadari kedatangan Arina. Sontak semua orang yang menunggu Arina menoleh .
"Hari ini rencana mau ke kebun teh, siapa aja yang mau ikut nanti bisa siap-siap jam 10" Ucap Hera membuka obrolan.
"Aku aku" Jawab Mita paling semangat.
"Aku juga " Ucap Zaki yang mengikuti.
"Mau ikut juga donk" Ucap Diana yang mengangkat tanganya.
"Gassskeunnn donk, ini kan hari terakhir kita" Ucap Siska yang menyetujui.
Tinggal Anji dan Arina yang masih termenenung dalam pikiran kalutnya.
"Kamu ikut kan Nji" Tanya Diana menyenggol lengan Anji yang dapat dilihat jelas didepan mata Arina.
Anji masih bingung karena Arina masih belum memberikan jawaban antara ikut atau tidak.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lu juga ikut kan Rin" Senggol Mita disamping Arina. Arina sempat melirik Anji yang ada didepannya. Dia hendak menolak untuk pergi karena jujur sepulang dari danau kemarin badanya terasa lelah, entah lelah badan atau pikiran.
"Arina harus ikut, ini wish list dia selama di Bandung" Ucap Hera yang membuat semuanya langsung melihat Hera.
Hera sengaja membuat Arina tetap bersamanya karena takut kejadian kemarin terulang lagi.
"Lo gimana nji? " Tanya Zaki yang menatap Anji.
"Gue ngikut kalian aja" Jawab Anji malas.
Disepanjang perjalanan Arina hanya bisa murung karena entah siapa yang menata tempat duduk dimobil yang membuat Arina dan Anji duduk bersebelahan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesampainya di kebun teh mereka asik menikmati pemandangan sambil mengabadikan kebersasamaanya.
"Woy rin" Panggil Mita yang mengejutkan Arina yang sedang melamun memandangi pemandangan.
"Ngapain sih ngelamun mulu, ngga di vila ngga di sini ngelamun terus" Ucap Mita
"Ngga kok mita, aku cuma lagi nikmatin pemandangan aja" Ucap Arina beralasan.
"Lu kenapa sih murung terus dari kemarin, kemarin pas sore-sore gue pulang dari supermarket juga lu keknya murung"
"Ngga ada Mit, aku enjoy aja kok nikmatin liburan"
"Kita udah ga ketemu selama 1 tahun lebih Rin, apa yang terjadi sama lo sekarang gue ngga tau persis"
Arina menunduk tidak bisa lagi mengelak apa yang dirasakan Mita.
"Lo belum bisa move on dari Pak Anji kan? " Tanya Mita yang tiba-tiba mengungkit nama Anji.
"Maafin gue ya Rin, harusnya gue bisa lebih bungkam lagi tentang keberadaan lo dari Pak Anji. Tapi dia tetep maksa gue buat ngasih tau keberadaan lo di Amerika" Ucap mita merasa bersalah.
"Mas Anji tanya kamu tentang aku di Amerika? " Tanya Mita penasaran.
"Iya rin, maafin gue ya. Gue cuma kasih tau daerahnya aja, dan gue bener-bener ga nyangka kalau kalian bisa ketemu" Ucap Mita.
Arina menunduk entah apa yang dia pikirkan.
"Kalian bener-bener ketemu kan disana? " Tanya Mita.
"Iya Mit, sebenarnya selama beberapa bulan disana aku udah sedikit lupain mas Anji karena sibuk di kantor, terus pas dia tiba-tiba muncul di hadapanku entah kenapa semua usahaku untuk lupain dia berasa sia-sia" Arina menengadahkan wajahnya berusaha agar air matanya tidak tumpah.
Mita memeluk Arina dari samping menenangkan .
"Aku rasa Pak Anji emang ada rasa sama lo Rin, makanya dia bela-belain ke Amerika buat nyariin lo rin. Kata bang Zaki , pak Anji itu gila kerja jarang banget ambil cuti lama. Nah pas kemarin dia nyariin lo dia cuti hampir sebulan rin" Ucap Mita menjelaskan.
Penjelasan Mita membuat Arina semakin dibuat bingung dengan perasaan Anji . Dia tidak bisa menebak isi hati Anji bagaimana sekarang, perlakuanya seolah-olah dia mengirim sinyal bahwa ada rasa terhadapnya. Tapi apa yang dia liat sekarang berbanding terbalik dengan dugaanya. Anji tengah subuk memotret Diana dengan segala gaya yang membuat Arina berpikir mungkin selama ini dia hanya dijadikan pelampisaan saja.
"Kalau memang benar-benar dia ada rasa sama aku, ga kaya gini Mit. Harusnya aku yang sekarang bersamanya tertawa dan bahagia dengan hal-hal kecil, bukan kak Diana mantannya yang berusaha dia lupain. Tapi kenapa malah aku dijadikan second choice selama ini?? " Arina yang sudah tidak tahan lagi melihat Anji tertawa dengan perempuan lain akhirnya menumpahkan air matanya dan ambruk dipelukan Mita. Mita memeluk erat Arina dan mengusap punggung Arina menenangkan.