maaf ya kalau banyak typo, langsung aku update nih
happy reading ya
Surai dark brown-nya kini kian memanjang hingga mampu menyentuh hidungnya yang mancung. Mata coklat terang yang tajam itu masih tetap sama, bahkan kian menyorot dingin bila ditatap sekilas. Tubuhnya yang putih pucat semakin terlihat kurus dari terakhir kali media menangkap.
"Kamu kurusan," komentar Skala saat pertama kali melihat wajah anaknya yang baru saja terbebas dari jeruji besi.
"Hmm," jawab Daren dengan malas.
Pria itu sekarang mempunyai kebiasaan baru. Mengguyur rambut ke belakang tiap mengenai mata. Daren saat ini mengenakan baju serba hitam, khas dirinya sekali. Celana dibawah lutut yang menampilkan kaki berototnya yang kian pucat, kaus hitam polos dengan kalung rantai dileher.
Sudah lima tahun lamanya. Dan udara di ibu kota masih tetap sama. Suasana pun tak banyak berubah, justru semakin mengkhawatirkan tiap tahunnya. Semakin ramai dan sesak.
Baru saja ia menghirup udara bebas, para pekerja yang kerap disebut wartawan sudah berbondong-bondong mengelilinginya. Daren muak, ia benci dengan media, ia benci disorot dengan puluhan manusia yang menatap penuh rasa ingin tau.
Daren menatap sang ayah yang berada di sampingnya dengan dengan kuasa hukum yang menangani kasusnya.
"Setidaknya ngomong sesuatu," bisik Skala tepat di telinganya.
Menghela napas berat ia menatap malas seorang wanita dengan rompi khas siaran televisi swasta yang kerap meliput berita.
"Bagaimana perasaan saudara Daren ketika sudah terbebas dari penjara?" tanya wanita itu sembari menyodorkan perekam suara.
Daren mendengus malas. Ia berujar datar. "Namanya keluar dari penjara ya seneng. Gitu aja pake ditanya."
Pria itu langsung mendapat injakan kecil di kakinya. Skala pelaku penginjakan tersebut. Mata ayahnya menyiratkan seolah mengatakan, "dasar kurang ajar!"
Saat wanita tadi ingin mengajukan pertanyaan lagi Daren sudah terlebih dahulu memotong. "Ngomong sama ayah saya saja ya," kata Daren kurang ajar sebelum akhirnya membelah kerumunan dan dibantu oleh bawahan Skala.
Setelah berkutat lama akhirnya ia bisa masuk ke dalam mobil dengan selamat. Sedangkan Skala, dengan wajah berwibawa dan ditemani kuasa hukum Daren tengah sibuk menghadap media dan berusaha keras mempertahankan citranya.
Dalam mobil Daren hanya bisa merenung. Mengingat tiap-tiap kejadian selama 5 tahun terakhir.
Karena masih pelajar, ia sempat mengikuti ujian nasional dengan serentetan pengawasan ketat. Selain itu ia berhasil mendapatkan nilai memuaskan meski pasca ujian ia tak pernah sekalipun belajar.
"Kangen Gea," gumamnya lirih.
Sejak 5 tahun lamanya. Ia tak pernah menatap wajah gadisnya lagi pun kabar tentang Gaia tak pernah ia dengar. Setiap Daren bertanya pada Skala, ayahnya akan bilang bahwa keadaan Gaia masih tetap sama. Tapi karena setahun terakhir Skala tidak pernah menjenguk, jadi Daren simpulkan bahwa gadisnya pasti akan baik-baik saja. Sekarang usianya sudah terbilang dewasa.
Banyak hal yang telah dilalui pria tempramental itu. Kecelakaan karena rem blong, koma selama 3 bulan, mendapati kekasihnya diperk*sa, ditusuk, membunuh, dan dipenjara.
Ternyata banyak juga hal yang sudah dicoba oleh Daren. Hanya ada satu hal yang belum, memiliki Gaia seutuhnya.
Angannya jauh menerawang. Gaia berhasil sembuh dari traumanya kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Darenio [ON GOING]
RandomDaren itu posesif, ia tak akan pernah membiarkan apa yang telah menjadi miliknya pergi. Tidak akan. Gaia juga tau, bersama Daren seperti membiarkan duri menancap tajam. Tapi kini tergantung Gaia, ia akan membiarkan duri itu kian menusuknya atau be...