XXI

447 48 9
                                        

Liat update terakhir buku ini tahun 2021?? Woow, maaf ya gantung lama banget 😅 maaf klo chapter ini jelek baru balik nulis lagi setelah hiatus hampir satu tahun setengah.

Entah sudah berapa lama Kai tinggal di kastil ini, didalam ruang kamar ini. Kai merasa seperti terpenjara, sejak percobaan Kai untuk kabur dari dalam kastil itu, Soobin mengurung Kai dan tidak memperbolehkan Kai untuk keluar kamar, kalaupun Soobin mengizinkan Kai, Ia selalu menemani Kai. Leon pun sudah tidak pernah menemani Kai di ruang kamar itu, mungkin itu adalah salah satu hukuman Soobin padanya, membuat Kai merasa kesepian. Kesehariannya hanya berbaring di atas tempat tidur. Jendela yang menuju beranda itu pun selalu terkunci dengan teralis besi sehingga membuat Kai tidak bisa keluar hanya untuk sekedar melihat keadaan sekitar. Soobin mengunjungi ruang kamar Kai beberapa kali dalam sehari.

Kai tidak bersusah payah untuk melihat siapa yang membuka pintu dan masuk ke dalam kamar dimana Kai berada karena Kai tau siapa orang itu tanpa Ia harus bangun dan melihat. Tatapan matanya menatap pada langit - langit kamarnya yang berwarna putih.

" Kau tidak memakan makananmu." Tanya Soobin yang melihat makanan yang Ia tinggalkan saat pagi hari itu terlihat tidak tersentuh. Suaranya terdengar lembut dan menenangkan siapa yang mengira jika intonasi suara itu dapat dengan mudah berubah jika Kai menyulutnya

Kai diam tidak menjawab

"Bangunlah dan berganti baju." Ucap Soobin, Ia menyimpan setelan baju yang Ia pegang itu di samping tubuh Kai yang sedang berbaring.

Kai melirik baju itu, untuk apa Ia memakai baju bagus jika kegiatannya sehari - hari hanya berbaring di kamar itu. Kai masih berada di posisi yang sama dan tidak bergerak, hal ini membuat emosi Soobin tersulut, Kai yang tidak menurutinya. Namun Soobin menahan untuk tidak mengeluarkan amarahnya saat itu.

"Kita akan pergi keluar kastil." Ucap Soobin

"Kemana?"

"Kau pun akan segera mengetahuinya."

Kai yang terus terkurung tentu saja merasa senang mendengar hal itu, Ia pun segera bangun dan berganti baju.

Di depan kastil sudah terdapat kereta kuda yang sudah menunggu, Kai dan Soobin pun menaiki kereta kuda itu menuju pusat kota.

Sepanjang perjalanan Kai tidak berbicara sepatah katapun, Ia tidak ingin berada di dalam kereta kuda itu hanya berdua dengan Soobin. Berada di dalam ruang kamar yang luas berdua dengan Soobin terasa menyesakkan, apalagi berada di dalam kereta kuda yang berukuran kecil itu. Rasa sesak karena kebencian, Soobin telah membunuh satu-satunya orang yang bisa menyelamatkannya.

Keduanya telah berada di sebuah toko yang menjual setelan baju mewah.

"Aku tidak membutuhkan baju baru." Ucap Kai pada Soobin.

"Ini bukan setelan baju biasa."

"Apa maksudmu?"

"Apa Kau tidak ingat? Dua minggu lagi akan diadakan pesta penobatan Kau sebagai selirku. Tentu kau membutuhkan baju spesial."

Damn it

Jika Soobin tidak menyinggungnya, Kai tidak ingat perihal Soobin yang memutuskan Kai untuk menjadi selir. Gelar itu akan mengikat Kai selamanya bersama Soobin. Entah apakah Ia berapa lama Kai bisa bertahan hidup bersama seorang psikopat seperti Soobin. Mungkin Ia akan berakhir terbunuh melihat bagaimana mudahnya perubahan suasana hati pangeran psikopat itu.

Hari itu Soobin membuat Kai mencoba hampir setengah dari koleksi yang ada di toko itu dan Kai merasa lelah terus berganti baju.

"Bisakah Kau segera menentukan baju yang mana yang akan Aku pakai? Aku mulai lelah." Ucap Kai pada Soobin.

"Itu sulit. Kau terlihat sangat menawan di setiap setelan yang Kau pakai. Itu membuatku bingung untuk memilih."

Sepertinya penderitaan Kai hari itu akan berlangsung lama, Soobin mendandani Kai seolah Kai adalah boneka.

Akhirnya setelah berjam - jam lamanya, Soobin menentukan pilihannya.

"You look so stunning." Ia berjalan memutari Kai, memperhatikan penampilan Kai dengan seksama.

"Kau terlihat sangat cantik, tidak salah aku memilihmu sebagai selirku." Ucap Soobin berdiri di depan Hueningkai.

Ibu jarinya mengusap lembut bibir bawah Kai, sebelum Ia mencium bibir manis itu. Betapa Kai ingin mengigit bibir yang bergerak diantara bibirnya itu hingga berdarah. Jika Ia melakukannya, sepertinya hari itu akan berakhir dengan Kai kehilangan kepalanya.

Setelah keluar dari toko baju itu, Soobin mengajak Kai untuk makan di sebuah restoran. Soobin memesan makanan untuknya dan Kai, tanpa sama sekali menanyakan pada Kai makanan apa yang ada di restoran itu yang ingin Kai makan. Soobin tidak hanya mengontrol bagaimana Kai berpakaian, bersikap, Ia pun mengontrol apa yang Kai makan. Hidup Kai bukan lagi miliknya sendiri sejak Ia terpilih menjadi budak Soobin di kastil itu.

Kai selalu merasa aneh melihat Soobin yang bersikap baik dan lembut padanya, itu tidak terasa familiar bagi Kai. Kai lebih terbiasa melihat perilaku psikopat Soobin, Soobin yang bersikap lembut justru lebih menakutkan bagi Kai. Kai tidak mengetahui apa yang ada di dalam pikiran Soobin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Black Soul ~Sookai~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang