Tw: suicide, death character
Ayuyu menghembuskan nafas. Beberapa menit kebelakang tarikan nafasnya terasa lebih berat, juga denting suara jam terdengar lebih menyebalkan. Waktu seolah tak mengizinkannya berpikir lebih lama. Karena apapun pilihan yang dia buat pada akhirnya akan tetap menyeretnya dalam masalah besar.
Benar. Ayuyu adalah orang yang merencanakan semua itu. Dia memiliki alasan dibalik tindakannya.
Pada awalnya Ayuyu tak pernah berpikir akan melakukan cara kotor semacam itu, dia hanya membuat semacam antisipasi sebagai jalan terakhir jika keadaan tidak berjalan sesuai keinginannya. Anggap saja sebagai exit plan.
Halilintar tak boleh pergi dari SMA Budi Asih.
Itu ultimatum yang diterimanya saat pertama kali mendapatkan data diri Halilintar, dan orang tua Halilintar mengancam akan memindahkan anak itu ke sekolah lain membuatnya harus mengambil langkah ini.
Orang tua Halilintar berada di luar kendali Ayuyu, maka dia butuh sesuatu yang sulit dijangkau oleh tangan-tangan mereka. Saat itulah ide exit plan itu muncul, yaitu membuat Halilintar memiliki catatan kriminal. Dengan begitu, jika mempertahankan Halilintar di sekolah ini tidak bisa dilakukan, anak itu juga akan kesulitan mencari sekolah pengganti. Sekolah mana yang nantinya akan menerima seorang siswa yang memiliki riwayat pernah masuk ke LPAS? Rasanya tidak ada.
Pada saat itulah Ayuyu akan membuka pintu SMA Budi Asih lebar-lebar, hadir sebagai solusi dari masalah yang dia buat sendiri. Dengan begitu Halilintar akan tetap berada di SMA Budi Asih sampai hari kelulusannya.
Untuk melancarkan aksinya, Ayuyu hanya bermodalkan satu alat transaksi bagi segala hal, namanya uang. Jual-beli kebenaran pun lumrah dilakukan dengan alat itu.
Karena itu, mudah baginya membuat penyidik kasus itu melakukan apa yang dia inginkan. Ayuyu bisa memberikan uang dengan jumlah besar. Pihak yang ada di belakangnya memberikan keleluasaan untuk itu, asal tujuannya tercapai, mereka tak akan ambil pusing dengan jalan yang diambil Ayuyu. Toh mereka pernah menggelontorkan uang dalam jumlah besar demi mewujudkan keinginan mereka sebelumnya. Pastinya uang yang sekarang Ayuyu gunakan hanya tampak seperti sebiji kacang tanah.
Jika tak mau uang, maka Ayuyu bisa menawarkan jabatan menarik melalui tangan Walikota dan koleganya. Siapa pula manusia yang tak tergiur oleh kekuasaan dan menjadi penguasa? Bisa mengendalikan orang lain, memerintah sesuka hati, mengadakan yang tiada dan meniadakan yang ada. Maka tak heran orang-orang di luar sana sering berebut kursi kekuasaan. Saling sikut, saling tuduh, saling menjatuhkan pun tak bisa dicegah.
Maka Private room di restoran Hotel Sky Palace menjadi saksi bisu bagaimana transaksi haram itu terjadi. Ada kesepakatan yang terbentuk di antara Ayuyu, Walikota, dan seorang anggota kepolisian dari Divisi Kekerasan dan Kriminalitas Remaja untuk menyudutkan seorang anak yang tak tahu apa-apa, dan menabur garam pada luka orang tua yang air matanya saja belum kering benar.
Semua rencana itu akan berjalan sempurna kalau saja anak kurang ajar di depan Ayuyu ini tak mencoba menghancurkan semuanya. Lagipula darimana Taufan mendapatkan video itu, padahal malam itu semua video sudah dihapus dari seluruh komputer pengawas, jadi tidak mungkin bagian penting itu terlewat. Kecuali ada yang menyalin video itu sebelum dihapus, tetapi orang suruhannya mengabari bahwa semuanya sudah bersih, sesuai rencana.
Sial. Ayuyu terlalu meremehkannya.
"Akun sosmed saya anonim loh, Bu. Kalau ibu mau cari dari sekarang, kayaknya butuh waktu paling lama sehari, atau dua hari. Akun sosmed saya keburu upload dan boom! Semua orang bakal ngomongin Ibu."
Tanpa perlu dijelaskan, Ayuyu sudah tahu apa yang akan terjadi jika hal itu sampai tersebar ke media sosial. Sekarang ini media sosial berkembang sangat pesat. Berita sekecil apapun akan dengan cepat menyebar, sekalipun itu berita bohong. Butuh sesuatu yang lebih besar untuk menutupinya, dan dia tak punya waktu untuk memikirkan hal itu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
E Class
FanfictionSelamat datang di kelas E, kelas yang menempati ruangan dengan banyak lukisan dan topeng-topeng, letaknya paling pojok dan jauh dari jangkauan siswa lain. Mau tahu yang lebih aneh? Kelas E hanya berisi lima orang dan Halilintar menjadi salah satunya...