Happy reading ....
Jangan lupa Vote sebelum membaca ....
..
.
.
Di sudut halaman kediaman Hyuga yang gelap, seorang gadis dengan surai merah muda bertopang dagu melihat satu persatu temannya yang tampak bahagia di acara resepsi pernikahan. Tentu saja semua berbahagia, termasuk dirinya yang juga bahagia atas pernikahan Naruto dan Hinata.
Hanya saja, dia merasa kesepian. Ia sendirian di sini, lebih tepatnya memilih untuk menyendiri bersama banyak botol Sake yang ada di atas meja.
Teman-temannya tampak sibuk dengan pasangan mereka masing-masing, seperti Ino yang sibuk dengan Sai, Shikamaru bersama gadis dari Sunagakure, Temari. Bahkan Choji yang sedang makan-makan bersama Karui. Sakura tak ingin menganggu teman-temannya yang memulai pendekatan dengan lawan jenis, mungkin saja beberapa dari mereka sedang berkencan.
"Sasuke-kun ...." Tiba-tiba saja ia teringat dengan pemuda pujaan hatinya, pemuda yang tidak hadir di sini. Hanya mengirimkan secarik kertas yang berisi satu kata.
"Sendirian?"
Sakura mendongakkan kepala kala ia mendengar suara datar seseorang, ternyata sang pemimpin desa Sunagakure sudah berdiri di hadapannya, menatapnya lekat. "Oh, Kazekage-"
"Gaara saja." Gaara memotong, kemudian mengambil tempat di samping Sakura, ia melirik singkat Sakura kemudian matanya bergulir pada teman-teman sakura yang tampak berkumpul di sebuah merja. "Kenapa tidak bergabung dengan mereka?" tanyanya.
Sakura menggeleng sembari tersenyum, kemudian meneguk sake miliknya. Wajahnya telah memerah, entah sudah berapa banyak sake yang ia minum. "Entahlah, mereka sibuk dengan pasangan mereka. Aku tak ingin menganggu."
"Jadi, kau memilih untuk sendirian." Gaara berkomentar, kening pria tampan berambut merah itu berkerut melihat Sakura. Sepertinya dia mulai mabuk, tebak Gaara dalam hati
Sakura menatap Gaara dengan mata yang setengah terbuka, seperti kesadarannya yang juga hanya tersisa setengah ia berkata-kata, "Aku tampak menyedihkan, ya?"
Jika Gaara punya alis, mungkin alisnya sudah bertautan melihat keadaan Sakura sekarang. Sedikit rasa simpati menghampirinya ketika ia lihat gadis merah muda ini tampak ... Kesepian.
Gaara tidak menjawab, dia memilih memperhatikan Sakura dalam diam. Haruno Sakura, Gaara merapalkan nama gadis itu dalam hati. Gaara juga tidak dekat dengannya. Pertemuan mereka hanya beberapa kali, dan ini pertama kalinya Gaara duduk bersebelahan dan berdua saja.
Pemuda dengan tato di dahinya itu tak tahu mengapa ia memilih duduk dan menemani Sakura di sini, hanya saja ada perasaan aneh ketika ia melihat gadis itu menyendiri di sudut halaman Hyuga ini. Ada perasaan seperti ... Enggan untuk membiarkan Sakura sendirian.
"Gaara, cobalah. Ini enak." Tiba-tiba saja Sakura menyodorkan segelas sake bekas miliknya pada Gaara, sukses membuyarkan lamunan singkat sang Kazekage muda.
"Oh, tidak-"
"Cobalah, ini enak!"
Gaara sudah menolak, tapi Sakura malah menempelkan gelas itu pada mulut Gaara. Oh, Sakura benar-benar mabuk, karena jika ia sadar ia tak mungkin akan melakukan hal ini.
"Sakura, aku tak kuat minum-"
Gaara mencoba menarik mundur kepalanya, tapi di luar dugaan Sakura si gadis keras kepala malah menahan kepala bagian belakang Gaara dan memaksa pemuda pasir itu meneguk sakenya. Mau tak mau Gaara akhirnya terminum juga minuman keras itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura: Embun Di Padang Tandus ✓ END [ GaaSaku ]
Fanfiction•GaaSaku Fanfiction [COMPLETED] Malam pernikahan Naruto yang menjadi malam bahagia untuk semua orang, malah berubah menjadi kekacauan bagi Sakura ketika besok paginya ia terbangun dengan tubuh tanpa busana bersama Gaara yang memeluknya. Meski bersam...