Happy Reading~
Jangan lupa Vote sebelum membaca .....
.
.
.
"Ke Sunagakure?!"
Di ruang kantor Hokage, Kakashi mengangguk. Mata hitamnya menatap satu persatu mantan murid yang ia beri misi ke Suna, ada Sakura, Naruto, dan Sai.
"Misi apa itu, Hokage-sama?" tanya Sakura pelan.
Oh, ini baru dua minggu sejak terakhir kali ia bertemu dengan Gaara, ia sudah merasa cukup tenang tapi tiba-tiba saja Kakashi malah memberikannya misi ke Suna. Pergi ke Suna artinya ia juga bertemu dengan Gaara.
"Ah, Dua hari yang lalu di desa Suna ada beberapa Jounin yang diserang oleh komplotan ninja misterius, mereka terkena racun dan ninja medis di Suna tak mendapatkan penawarnya. Jadi, Kazekage meminta bantuan pada kita." Kakashi membuka gulungan yang dikirimkan oleh Gaara.
Kemudian Kakashi menatap Sakura serius. "Kau adalah ninja medis terbaik di desa kita, jadi aku memutuskan untuk mengirimmu." Bola mata Kakashi bergulir menatap Sai. "Ini misi gabungan, aku mengirim Sai juga untuk melakukan penyelidikan pada ninja misterius itu." Kakashi menjelaskan panjang lebar.
Naruto menatap Kakashi sembari menunjuk dirinya sendiri. "Lalu, kenapa aku dikirim juga?" ujar Naruto tak terima, padahal ia baru dua minggu menikah. Tapi dengan teganya sang Hokage menugaskannya ke tempat yang jauh.
Helaan nafas terdengar dari mulut Kakashi, pria berambut perak itu menatap Naruto. "Musuh ini sepertinya bukan musuh biasa, ia dengan mudah mengalahkan Jounin elit Suna. Jadi, kita membutuhkan kekuatanmu."
Naruto manggut-manggut mendengarnya, jadi kekuatanya dibutuhkan di sini. Mau tak mau akhirnya ia setuju. "Oh, baiklah."
"Jadi, kapan kami berangkat?" Si pucat bertanya.
"Sore ini."
°•°•°
Mata Gaara memandang lurus ke luar jendela ruang Kazekagenya, mengamati bulan yang bersinar terang di langit desa Suna. Suasana desa tampak damai, tenang, tidak ada badai pasir yang berisik.
Berbeda jauh dengan kepalanya yang berisik, jantungnya yang berdebar, dan dirinya yang tak tenang.
"Sakura akan datang," gumamnya pelan.
Sakura. Nyatanya tak seperti yang Sakura bilang padanya untuk melupakan, Gaara malah dibayang-bayangi Sakura selama ini. Tak semudah itu.
Selama dua minggu ini Sakura terus berada di kepalanya, selalu hadir di setiap mimpinya, dan nama Sakura selalu terucap di setiap langkahnya. Kenangan di malam itu terpampang di benaknya, tak terelakkan.
Hahh
Gaara menghela nafas, seperti yang Temari bisikan dalam perjalanan mereka yang berlalu. "Kau menyukai Sakura, ya?"
Saat itu Gaara tak dapat menyangkal ataupun mengiyakannya, ia juga bingung. Hanya bisa terdiam dengan segala hal yang ia pikirkan. Tapi setelah dua minggu ini dibayang-bayangi oleh Sakura, Gaara akhirnya menemukan sebuah jawaban.
"Ya, aku menyukainya."
Tok
TokPintu diketuk, menghancurkan lamunan Gaara. Kazekage tampan itu memutar tubuhnya menghadap pintu masuk. "Masuk," sahutnya pada orang yang mengetuk pintu.
"Gaara!" Seorang gadis dengan lebih tua beberapa tahun darinya masuk ke dalam.
"Temari."
"Gaara, aku ingin melaporkan sesuatu." Temari datang dengan wajah yang khawatir. "Jounin kita, dua dari mereka telah mati, obat yang dibuat oleh ninja medis kita hanya bisa mencegah racun itu menyebar, tidak menyembuhkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura: Embun Di Padang Tandus ✓ END [ GaaSaku ]
Fanfiction•GaaSaku Fanfiction [COMPLETED] Malam pernikahan Naruto yang menjadi malam bahagia untuk semua orang, malah berubah menjadi kekacauan bagi Sakura ketika besok paginya ia terbangun dengan tubuh tanpa busana bersama Gaara yang memeluknya. Meski bersam...