Bab 10

1.4K 142 21
                                    

Happy reading
Jangan lupa Vote sebelum membaca..
.
.

.
.

.
.

.
.

.
.

.
.

.

Ketika Sakura menginjakkan kakinya di halaman rumah sakit, senyumnya merekah menyadari seseorang tampak menunggunya di gerbang. Sakura segera mengangkat tangannya melambai pada seseorang yang berdiri tak jauh darinya.

"Gaara!" Sakura berlari-lari kecil ke arah pemimpin desa Suna, mendekati Gaara yang berdiri tegak membelakangi cahaya matahari terbenam. Dalam momen yang begitu dramatis, Sakura terlihat seolah-olah sedang mengejar matahari.

"Sakura." Gaara menyapanya singkat, tapi Sakura bisa melihat senyum tipis di bibir pemuda itu.

Sudah seperti rutinitas, Gaara selalu menjemputnya dari rumah sakit dan mengantarnya ke penginapan. Sudah berapa lama Sakura di Suna? Mungkin tujuh hari, dan selama tujuh hari ini juga Sakura selalu mendapatkan perhatian dari Gaara.

Sakura sungkan dan pernah menolaknya, tapi Gaara bersikeras dan berkata, "Kau boleh menolak perasaanku, tapi tidak dengan perhatianku." Sejak saat itu Sakura tak pernah lagi menolaknya.

"Kau sudah makan malam?" Gaara menyeret kakinya untuk melangkah perlahan, Sakura yang ada di sampingnya melakukan hal yang sama.

Sakura menyentuh perutnya lalu menggeleng. Ia belum makan malam. "Belum," jawabnya.

Gaara mengalihkan pandangannya menatap jalanan. "Kalau begitu ayo makan. Kau bilang kau selalu tidak selera makan jika sendirian."

Itu benar, selain menjemput dan mengantar Sakura, Gaara juga sering menemaninya makan. Sakura tidak tahu mengapa ketika ia makan sendirian nafsu makannya selalu sedikit. Namun, akan berbeda jika ia makan bersama Gaara, nafsu makannya akan meningkat.

Aneh, tapi Sakura tak ingin ambil pusing. Mungkin ia hanya butuh teman?

Selain itu hubungan mereka yang awalnya canggung, seiring waktu berkembang menjadi lebih baik. Entah kapan itu di mulai, tapi yang pasti Sakura merasa cukup dekat dengan Gaara. Meski Gaara tampak dingin, nyatanya pria itu cukup hangat.

Gaara tak sungkan menunjukkan perhatiannya, membuat Sakura merasa bersalah.

"Ngomong-ngomong, Naruto dan yang lain akan kembali besok, bukan?" tanya Sakura ketika ia ingat ini adalah hari ke enam sejak Naruto dan Sasuke pergi misi.

Gaara menatap ke kejauhan, ekspresinya datar namun penuh makna. "Ya, mereka akan kembali besok. Aku mendapatkan surat dari Kankuro." Artinya pemuda yang Sakura sukai juga kembali. Gaara membatin.

"Jadi, bagaimana perkembangan misinya?" Sakura bertanya penuh rasa ingin tahu, sejak Sasuke atau Naruto pergi ia tak mendapatkan kabar dari mereka. Jadi, bukankah lebih tepat menanyakannya pada Gaara?

Netra itu melirik Sakura. "Bagus, meski terdapat sedikit masalah, tapi mereka bisa mengatasinya."

Sakura menghela nafas lega, kemudian ia melebarkan sudut bibirnya. "Syukurlah."

Sakura: Embun Di Padang Tandus ✓ END [ GaaSaku ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang