Bab 20

1.3K 111 14
                                    

Happy reading..
.

.

.

.
.

Pernikahan.

Sakura menghela nafas panjang, nyatanya mempersiapkan pernikahan tak semudah yang ia bayangkan. Yang akan menikahinya adalah seorang Gaara, Kazekagenya muda Sunagakure.

Satu bulan ini banyak hal-hal yang harus mereka hadapi untuk meresmikan hubungan mereka, termasuk penolakan petinggi Konoha tentang Gaara. Well, mereka tak ingin melepas Sakura yang dinilai sebagai 'aset' desa Konoha begitu saja.

Mereka meminta 'pertukaran yang setara' artinya seorang ninja wanita terbaik dari Suna juga harus menikah dengan pemuda Konoha, dan Sakura sangat bersyukur Temari mau menikah dengan Shikamaru meski tidak dalam waktu yang dekat ini. Mereka bertunangan.

Satu masalah selesai.

Namun, ada masalah lain.

"Haa? Pernikahannya diadakan di Sunagakure?" Ino bersedekap menatap Sakura, saat ini mereka berada di salah satu kedai ramen favorit Naruto, Ichiraku Ramen.

Tak hanya Ino dan Sakura, tapi semua teman yang lain juga ikut hadir di sini. Ada Naruto, Hinata, Tenten, Shikamaru, Choji, Lee, Sai, Shino dan Kiba. Bahkan Akamaru juga ada.

Mereka memusyawarahkan satu hal.

"Jika pernikahannya diadakan di Suna, itu artinya tidak dari kami semua bisa datang." Tenten berujar dengan wajah sedih.

"Benar, Hinata juga sedang hamil. Ia tak bisa melakukan perjalanan jauh, Sakura-chan cobalah bujuk Gaara agar pernikahannya dilakukan di Konoha saja!" Naruto menyendok ramen ke dalam mulutnya tapi matanya memandang Sakura penuh permohonan.

Sakura hanya bisa meringis sambil tersenyum, ia juga ingin melakukannya tapi Gaara adalah seorang Kazekage. Pernikahannya mau tidak mau harus diadakan di Suna. "Aku juga ingin begitu, tapi ini rumit." Sakura merenung, teman-temannya semua ada di sini.

Lalu mereka semua tampak berpikir.

Kiba yang sedang memberi makan Akamaru menoleh pada Shikamaru. "Oi, Shikamaru. Kau ada ide?" tanyanya.

Semua orang menoleh pada Shikamaru.

Shikamaru yang dipandang sedemikian rupa oleh orang-orang yang ada di meja hanya menghela nafas. "Hah ... Merepotkan," ujarnya sembari menggaruk kepalanya.

"Pikirkanlah satu hal, kau kan cerdas." Lee menepuk pundak Shikamaru kemudian mengacungkan jempol besarnya.

Shikamaru berdecak, meski begitu ia juga tampak memikirkan sesuatu. "Begini saja, Pemberkatan lakukan di Konoha dan resepsinya lakukan di Suna." Shikamaru menatap Sakura. "Meski kami tidak bisa menghadiri resepsi, tapi kami bisa menghadiri pemberkatan, bukan?"

Sakura tampak berpikir. "Bisakah?"

Shikamaru mengedikkan bahunya. "Diskusikanlah ini dengan Gaara, kan dia calon suamimu."

Sakura mengangguk sambil tersenyum, pipinya bersemu merah kala ia mengingat sebentar lagi dirinya akan menjadi istri dari Gaara.

Ah, ngomong-ngomong tentang Gaara. Sudah dua minggu ini Sakura tak bertemu dengan pujaan hatinya itu. Terakhir Gaara mengunjunginya tujuh hari yang lalu, setelah itu Gaara kembali ke Suna. Mereka hanya bertukar surat.

Sakura jadi merindukannya.

"Baiklah, aku akan mendiskusikan ini dengan Gaara. Terimakasih, teman-teman." Sakura tersenyum tulus, setelah apa yang terjadi teman-temannya tetap mendukungnya.

Sakura: Embun Di Padang Tandus ✓ END [ GaaSaku ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang