Bab 13

1.5K 139 30
                                    

Berita ini tersebar begitu cepat, Daimyō pun tampaknya telah mengetahui apa yang terjadi. Temari dan Kankuro yang mendapat kabar ini pun syok karenanya, tak menyangka adiknya telah menghamili seorang gadis dan gadis itu Sakura.

Besoknya Gaara di panggil oleh Daimyō, dan kini Gaara bersama dua kakaknya tengah mengadakan rapat dengan petinggi negara angin tersebut.

"Aku tak percaya seorang Kazekage melakukan ini." Daimyō di sana menutupi setengah wajahnya dengan kipas, menatap Gaara tajam. "Bisa-bisanya kau menghamili gadis diluar ikatan pernikahan. Di mana kehormatanmu sebagai seorang Kazekage?!"

Suasana ruang rapat ini terasa tegang, namun itu tidak membuat Gaara kehilangan ketenangannya. Ia tetap duduk dengan tenang meski tatapan menusuk itu menghujaninya.

"Mungkin ini karena Gaara masih muda, ia sangat berapi-api. Hahaha." Salah satu penasehat Daimyō bertubuh gemuk tertawa, memecah ketegangan yang terjadi di dalam ruangan itu.

"Ini adalah kecelakaan! Gaara juga tak menginginkannya!" Temari yang berdiri di belakang Gaara berseru, membela Gaara yang seperti dipojokkan di sini.

Gaara bersedekap seperti biasa. "Maafkan aku," ujarnya singkat.

Daimyō itu menghela nafas melihat perilaku Kazekage muda itu. "Dan sekarang apa yang akan kau lakukan?" tanyanya.

Tanpa berpikir panjang, Gaara langsung menjawab, "Aku akan menikahinya."

Hal itu sukses membuat Temari dan Kakuro menatap Gaara dengan mata yang terbuka lebar mendengar rencana Gaara yang akan menikahi Sakura, terlebih Kankuro.

"Heh, menikah dengan Sakura? Bukankah Sakura sangat tergila-gila dengan Uchiha itu?" Kankuro membatin.

Temari juga hanya bisa mengatupkan mulutnya, sedangkan otaknya berpikir jika ini tidak akan semudah itu. Firasatnya mengatakan ini tidak akan berjalan mulus.

Daimyō bersedekap, ia menutup mata sembari menghela nafas. "Aku dengar yang kau hamili itu adalah Haruno Sakura, murid kebanggaan Hokage ke Lima. Dia juga ninja medis yang hebat dan pahlawan perang dunia Shinobi."

Mata sang penasehat berbinar mendengarnya. "Nah, itu bagus. Jika kau menikahinya, maka ninja terbaik itu akan menjadi bagian dari negara angin. Itu akan sangat menguntungkan, bagaimana menurut anda Tuan?" Sang penasehat menatap Daimyō, meminta persetujuan.

Pemimpin negara angin itu mengangguk setuju. "Ya, segeralah untuk menikahinya. Ini juga akan mempererat hubungan kita dengan negara Api."

Gaara mengangguk.

°•°•°•°

"Huekk!"

Di kamar mandi penginapannya, Sakura kembali memuntahkan makanannya, ia benar-benar sulit untuk sarapan. Gadis itu mengusap mulutnya dengan air, membersihkannya dari sisa muntahan.

"Bayi itu benar-benar menyiksamu!" Sasuke berdiri di ambang pintu kamar mandi, nada tak suka keluar dari mulutnya ketika ia lihat Sakura muntah-muntah di pagi hari. Morning Sickness.

Ia jadi ingat Sakura yang muntah di perjalanan menuju Suna, artinya saat itu Sakura sedang hamil juga.

Sakura melirik sendu pada Sasuke, kemudian mengusap wajahnya dengan handuk. Setelah kejadian mengejutkan kemarin, mereka kembali ke penginapan. Gaara bilang pada mereka untuk tidak kembali ke Konoha terlebih dahulu karena beberapa hal harus diselesaikan.

"Sasuke! Sakura sedang hamil. Jangan berkata seperti itu." Naruto mendekati Sakura kemudian membatu gadis itu berdiri, Sakura tampak lemas wajah gadis itu juga tampak tak sehat.

"Ayo, Sakura-chan. Kembali ke meja makan, kau baru makan sesuap tapi kau kembali memuntahkannya." Naruto memapah Sakura melewati Sasuke.

"Maaf, merepotkan," ujar Sakura dengan lemas.

Sakura: Embun Di Padang Tandus ✓ END [ GaaSaku ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang