Seluk Beluk

119 10 1
                                    

8 bulan yang lalu....

Taman kota saat ini sangat ramai karena akhir pekan. Bahkan toko churros langgananku telah tutup lantaran habis. Alhasil aku hanya bisa duduk di bangku bawah pohon besar sambil berandai-andai menikmati churros rasa kayu manis.

Aku sebenarnya sedang menunggu Andre. Dia katanya ingin berangkat latihan silat bersama denganku. Tapi sudah 15 menit ditunggu dia tak juga datang, tapi aku tak marah karena aku tau kakinya pendek, langkahnya tak bisa cepat untuk sampi ke sini.

Untuk membunuh rasa bosan, aku membuka ponselku. Membuka aplikasi kencan khusus gay, berandai-andai bisa mendapatkan pacar. Sayangnya tak ada yang menarik. Hanya akun-akun yang bila mengirim pesan pasti mengajak enak-enakkan.

Aku akhirnya merefresh beranda, berharap ada akun baru.

Sebuah akun baru. Karena kelangkaan akun baru, aku kaget dn langsung mendekatkan ponselku ke mata. Yang membuatku kaget lagi adalah profil yang ia pakai adalah tampak seperti foto aslinya. Walaupun kualitas foto di zaman ini tak jelas aku berani bertaruh bahwa dia tampan. Jarang ada yang memakai foto asli sebagai profil.

Nama akunnya @Jesan668 dan profilnya menampilkan pria muda, tinggi, yang sedang telanjang dada di kolam renang sambil membuang muka ke kanan, tangannya terlihat natural menyentuh rambut. Meski gambarnya pecah aku bisa menerka bahwa dari samping rahang pemuda itu terlihat tegas, pun matanya yang tajam sangat memesona. Kesukaanku.

Tanpa pikir panjang aku langsung menghubunginya. Tapi aku bingung. Apa yang harus ku kirimkan? Apakah pesan singkat, atau panjang, atau stiker saja biar tak dikira agresif.

Hai!

Mungkin untuk awal jangan terlalu agresif. Dia online makanya aku gugup. Jari-jari tangan ku menggaruk-garuk bangku untuk menghilangkan debaran jantung.

Mengapa aku degdegan? Karena jaraknya hanya 30 meter dari tempatku berada. Kalau mau kami bisa bertemu sekarang juga.

Kulihat ponselku lagi, helaan nafas kesal tak bisa tertahan untuk ku keluarkan. Akun itu offline. Sontak aku langsung mengalihkan pandangan ke sekitar tempatku berada mencoba mencari-cari akun dengan profil yang menggoda itu.

Karena ramai aku tak bisa memerinci orang-orang dengan jelas. Aku berdiri celingak-celinguk mencari, dan lagi-lagi orang yang mirip dengan profil @Jesan668 tak ku temui. Atau dia pakai profil palsu?

"Lagi liatin apa?" Aku sedikit tersentak mendengar suara Andre yang berkata tepat di samping telingaku.

"Ayo lagi liat siapa?" Andre menyipitkan matanya curiga.

"Kelihatannya lagi liat siapa?" Tanyaku sambil memasang ekspresi kesal.

"Gebetan?" Tanya Andre. Aku mengangguk.

"Yah masih gebetan, kaya gua dong pacaran." Andre duduk di kursi sambil mengeluarkan rokoknya. Ucapannya membuatku kesal.

"Kalo gua suka cewe, udah pasti pacar gua ga terhitung jumlahnya." Aku ikut duduk di sebelah Andre, membalasnya dengan ucapan yang tak kalah mengesalkan.

"Sombong lu ya, mentang-mentang gay." Andre menghisap rokoknya dan menyembulkan asap pekat ke udara. Aku menatap Andre kesal, apa maksud ucapannya itu.

"Udah yok latihan. Gua ga sabar pengen duel." Andre berdiri dari duduknya, diikuti olehku. Kami dengan santai pergi ke tempat latihan silat yang tak jauh dari taman. Sambil asap Rokok milik Andre melayang-layang di udara.

Aku masih penasaran dengan orang di aplikasi kencan itu. Mungkin nanti pesanku kan dibalas olehnya. Aku tak boleh terlalu berharap untuk yang kali ini, karena biasanya orang-orang ganteng pasti sombong.

Izinkan Aku Menciummu Sekali Lagi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang