Seminggu setelah bertemu....
Pemimpi, adalah nama yang orang sematkan kepadaku, sedari kecil bahkan. Alasannya karena aku sangat jago menghayal. Membayangkan, memimpikan hal-hal baik. Meski terasa menyenangkan bisa memimpikan hidup sesuai kehendak ku, sejujurnya berkali-kali juga aku kecewa karena hidupku sering meleset dari yang ku impikan.
Sayangnya aku tak pernah jera untuk bermimpi, tak perduli konsekuensi karena aku sudah kebal sekarang dengan kekecewaan.
Ketika mengetahui bahwa Jesan-orang yang ku kenal seminggu lalu lewat aplikasi- adalah adik kelasku yang seumuran denganku, membuat hari-hariku dipenuhi khayalan liar mengenai hal-hal manis yang mungkin terjadi di antara kami.
Seminggu ini aku benar-benar memfokuskan diri pada Jesan. Sampai aku tau banyak tentangnya. Dia suka main bola kaki atau futsal, dan dia seorang kiper. Di juga rajin sholat ketika waktunya tiba, aku bahkan sampai tau tempat favoritnya untuk beribadah dalam musholla sekolah.
Setelah pertemuan pertama di koridor atas waktu itu, aku membayangkan bahwa kedepannya kami akan sering menghabiskan waktu bersama.
Sayangnya hal itu tak terjadi, Jesan tak sesering itu mau menghabiskan waktunya denganku. Kami tak pernah berinteraksi di sekolah. Diluar sekolah kami baru bertemu 3 kali. Dan selalu sebentar. Sekedar membeli eskrim di taman kota.
Tak pernah membicarakan hal-hal yang intim. Yah aku berharap kami bisa lebih dekat. Harapan bahwa kami mungkin bisa pacaran akhirnya melebur bersama kenyataan itu.
Hari ini aku langsung pergi ke sudut pasar dekat ruko. Jesan mengajakku bertemu, katanya dia kan mentraktirku makan di kafe baru. Aku sudah sampai 15 menit yang lalu.
Ketika Jesan datang hal yang kulakukan adalah tersenyum. Saat tak bersamanya mungkin aku akan merasa biasa saja, namun ketika berhadapan langsung langsung dengannya, aku seakan terhipnotis.
Mataku tiba-tiba ingin selalu memandanginya, bibirku juga tak tahan untuk tersenyum. Mungkin aku mulai cinta padanya. Bodoh! Baru beberapa hari bertemu sudah langsung jatuh cinta.
"Maaf saya telat." Jesan datang dengan wajah bersalahnya. Aku tersenyum menyiratkan bahwa aku baik-baik saja.
"Gapapa, gua juga baru dateng kok." Balasku, Jesan mengangguk.
"Ayo pergi." Ajak Jesan sebelum akhirnya kami berjalan beriringan menuju kafe yang tak jauh.
"Kamu tau kafenya?" Jesan menoleh ke arahku.
"Tau, pengen banget ke sana tapi selalu ga ada waktu." Aku berkata sambil mengangguk tersenyum. Jesan ikut tersenyum.
"Makasih udah diajakin." Ucapku tulus, Jesan mengangguk.
Kami akhirnya sampai di sebuah kafe. Tak begitu ramai, hanya ada beberapa pasang remaja saja di dalamnya. Meski begitu aku tetap merasa antusias karena di dalam sana beberapa orang sedang tampil bernyanyi, band.
Lampu-lampu dengan warna yang hangat membuat perasaan nyaman tersendiri. Bahkan saat kami telah duduk menyatu dengan orang-orang di dalam kafe, aku masih terkagum-kagum.
Kami sama-sama memesan sop iga dan bubur kacang hijau. Bedanya aku memesan kopi, Jesan memesan jus Timun sebagai minuman.
"Lo kayanya di sekolah ga pernah kelihatan." Ucapku mulai membunuh kebisuan. Kuah sop iga ku seruput.
"Ya, sering latihan futsal."
"Oh," aku mengangguk sambil mulai menggerogoti tulang iga tanpa malu.
"Banyak pertandingan ngewakilin sekolah." Jesan berkata, ia fokus sekali dengan sop iganya.
![](https://img.wattpad.com/cover/359858606-288-k590759.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Menciummu Sekali Lagi
Художественная прозаTak ada yang perlu di perdebatkan lagi. Bahwa cinta itu melahirkan kedunguan, menciptakan khayalan dan membawa penyesalan. Bergelung sendu di putik-putik mawar Tetes jernihnya beringsut tawar Mengguyur lembut dara berkasih Cipta siasat, hasrat tersi...