38. Menidurkan Darka Setelah Ella

52.2K 1.5K 10
                                    

"Ella mana?" Darka terlihat lemas, demamnya memang belum turun. Minum obat juga belum.

"Sama bunda atau mungkin sama sus," jelas Delin sambil menyipakan obat yang harus di minum di nampan dekat bubur dan segelas air mineral.

Delin menyiapkan meja lipat di paha Darka lalu meraih nampan yang sebelumnya di simpan di nakas dan dia simpan di meja lipat.

"Kata dokter kak Darka kelelahan, harusnya istirahat kalau capek, tunggu aja nanti ayah ngomel," Delin menatap Darka yang mulai memakan bubur.

Darka memilih tidak merespon. Dia memang salah karena terlalu memaksakan diri, apalagi belakangan ini dia banyak pikiran.

Dia sudah terlanjur terjun ke dunia bisnis ayahnya. Jika pun dulu dia berhasil membuka bisnis sendiri, rasanya tidak bisa dihindari jika sudah sukses.

Darka butuh orang yang bisa menjaga bisnis dan keluarganya.

"Sayang," panggil Darka dengan masih menatap bubur yang dia aduk.

Delin bersemu samar mencoba biasa. Toh mereka sudah saling mengungkapkan cinta satu sama lain saat malam itu.

"Ya?"

"Sesekali boleh panggil, sayang. Kamu emangnya ga sayang?" barulah Darka menatap Delin setelah menyuapkan sesendok bubur ke mulutnya.

Delin tersenyum. "Iya, nanti dibiasain ya, sayang." cicitnya diakhir lalu menunduk.

Darka tersenyum sambil mengunyah singkat buburnya lalu menelannya.

"Suapin," Darka menyimpan sendoknya.

Delin tersenyum tanpa mendebat. Dia dengan telaten mengurus Darka, memberikannya obat lalu membuatnya istirahat sampai terlelap.

Beruntungnya kata dokter Darka hanya demam biasa karena kelelahan dan telat makan.

Delin akan semakin memperbaiki diri. Dia akan banyak mengirim pesan ketika makan siang. Sesibuk apapun Darka tidak boleh lalai dengan isi perutnya.

Delin membereskan semuanya. Dia akan mengambil Ella agar Denada bisa mengurus suaminya.

Suster juga harus pulang jika sore.

Delin juga tengah menimang, apakah dia akan menyewa baby sister yang bisa menginap atau tidak.

Nanti saja dia diskusikan dengan Darka setelah sembuh.

***

"Keringetan, demamnya juga turun. Tapi, kata dokter harus habis semua obatnya walau udah mendingan," Delin kembali menyuapi Darka bubur.

"Ella kenapa tidur sama kita?" Darka bertanya serak, tenggorokannya tiba-tiba sekali sakit.

"Kamu demam, telat makan bukan masalah berat. Kata dokter ga masalah asal jangan terlalu intens aja," Delin kembali menyuapi Darka.

"Udah." Darka menolak karena tenggorokannya yang kurang nyaman.

Delin menyerahkan semua obat dan segelas air. Suara tangis Ella membuat Delin beranjak meninggalkan Darka.

"Ada apa?" Delin menggendongnya lalu merebahkan Ella di atas kasur yang sebelahnya.

Benar kata Darka. Dua kasur dalam kamar itu ada manfaatnya. Contohnya saat begini. Ella jadi bisa mengurusnya tanpa repot kejauhan.

Delin rebahan menyamping, dia mengeluarkan sebelah sumber ASI dan mengarahkannya ke mulut Ella yang sigap menangkapnya.

"Belum sediain cadangan ASI?" Darka menatap pemandangan itu dengan lembut penuh cinta walau wajahnya datar.

Dark Obsession (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang