39. Main Di Kantor

60.6K 1.5K 2
                                    

"Serius mau berangkat kerja?" Denada muncul sambil mendorong kursi roda sang suami.

"Jika libur satu hari lagi tidak masalah," tambah Kevin.

Delin menyentuh kening dan leher Darka, memastikan suhu tubuhnya. Darka meraih jemarinya lalu dia kecup sekilas dan lepaskan.

"Aku baik, yah, bund. Lebih baik kerja, dari pada menumpuk pekerjaan," Darka meraih segelas air putih. Dia masih belum boleh menikmati kopi.

"Yasudah, jangan lupa istirahat dan makan," nasehat Denada yang kini menyiapkan sarapan untuk Kevin.

Darka mengangguk.

"Pagi, Ella.." Denada menyapa ramah nan hangat.

"Cucu cantiknya kakek semangat ya hari ini," kekeh Kevin saat melihat gerakan riang Ella dengan senyumnya yang selalu membius siapapun.

Setelah fokus ke Ella, Darka mengobrol dengan Kevin tentang pekerjaan. Delin juga beralih pada kursi Ella.

Delin mulai mengarahkan dot ASI pada Ella. Ella pun anteng sendiri. Mata cantik, bulat nan polosnya melirik manusia-manusia di sekitarnya.

"Kamu juga sarapan," Darka melirik Delin datar.

Delin pun mengangguk dan mulai sarapan.

"Ayah kemungkinan bulan depan mulai ke kantor lagi, kamu bisa tetap di kantor atau memilih mengurus bisnis di desa, ayah tidak akan memaksa lagi,"

Delin melirik Darka sambil mengunyah. Dia ingin tahu apa jawaban sang suami. Delin sih senang saja jika harus pindah ke desa lagi.

"Pikir-pikir dulu," Darka melirik Delin sekilas. Jelas dia harus berpikir dulu. Banyak hal yang perlu dipikirkan.

"Baiklah," Kevin terdiam sejenak. "Ayah ingin bicara empat mata, hari ini pastikan pulang tidak lembur," pintanya.

"Baik, yah."

***

"Aku berangkat," Darka mengecup kening Delin lalu beralih mengecup pipi Ella yang berada di gendongan Delin.

Ella terlihat rewel, sepertinya ingin tidur.

"Apa aku nanti siang boleh main ke kantor dengan Ella?" Delin menimang Ella, mempuk-puk p*ntatnya hingga Ella mulai tenang dengan dua mata sayu.

"Hari ini hanya akan di kantor, datang saja." Darka mengusap punggung Ella yang sudah tenang.

Delin pun mengangguk. "Hati-hati, kak." ujarnya dengan senyuman.

Darka balas tersenyum, dia membingkai wajah Delin untuk mengecup pipinya. "Jaga diri dan Ella, minta sopir anterin," Delin mengangguk, Darka pun bergegas masuk mobil.

"Dadah, papa.." Delin menghadapkan Ella ke Darka yang sudah di dalam mobil.

Ella hanya mengerjap dengan kantuk bergelantungan. Lucu sekali. Mobil Darka pun meninggalkan rumah.

Delin pun masuk, berpapasan dengan Demian.

"Kemana, Dem?" tanya Delin.

Demian mencolek pipi Ella yang mulai terlelap sekali tanpa ingin mengganggu lagi.

"Biasa," Demian menaik turunkan alisnya.

Delin terkekeh, dia paham. Demian sedang ada inceran baru. 

***

"Mau ketemu, papa?" Delin mengajak Ella mengobrol sambil memasangkan celana cantik pada kaki Ella.

Ella hanya menatap sambil memainkan jemarinya yang dia kulum.

"Anak baik, jangan nangis ya," Delin memasangkan pakaian atas, biasanya Ella akan menangis seolah tidak mau.

Dark Obsession (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang