"Lo jarang banget belakangan ini ke club, apa karena sibuk kerja?" Dikta menyesap sedikit minuman beralkohol kuat di gelas yang dipegangnya.
Darka menyesap rokoknya lalu menggeleng. "Dari tempat sebelumnya gue keluar, lagi cari tempat baru," jawabnya santai.
"Lah, kagak sibuk ternyata dia!" sambar Akri yang bersantai bersama sang kekasih.
""Gue lagi cari kerjaan, gue sibuk!" balas Darka dengan lirikan kesalnya yang khas.
"Ck! Uang lo banyak, buka bisnislah!" Dikta mengusulkan dengan heran, kenapa Darka harus sibuk cari pekerjaan jika bisa membuka lowongan pekerjaan.
Darka terdiam. Pemikiran itu memang sempat terlintas. Tapi, malas saja harus berjuang dari nol. Dia ingin kerja santai dan dapat gaji tanpa memikirkan apapun.
"Oh iya! Cewek cupu di IG lo siapa, Dark?" tanya Akri heboh saat baru ingat soal itu.
"Pikir aja sendiri," Darka tersenyum miring menantang para sahabatnya.
"Paling anak pembantunya," celetuk Tobi dengan asyik membuka bungkus kacang dan memakan isinya.
"Yakali debut di IG Darka," sambar Lana, kekasih Akri.
Semua terbahak. Darka terdiam tak suka tiba-tiba namun memilih tak merespon berlebihan. Membiarkan sahabatnya berpikir sesuka hati.
"Cantik sih kalau ga cupu, mana pakaiannya bunga-bunga kayak gadis desa," Akri terbahak namun terhenti saat perutnya disikut Lana.
"Ha? Kenapa, beb?" bisik Akri lalu mengecup pipi sang kekasih sekilas.
"Ga mungkin kalau orang biasa ada di IG Darka, dasar tolol!" bisiknya.
Akri melirik Darka yang acuh tak acuh, menikmati minuman dan rokoknya dengan santai tidak terganggu walau tatapannya memang berubah. Kian tajam.
"Dia cuma selingan lagi bosen! Berhenti omongin dia," ujar Darka tiba-tiba dengan santainya.
"Soal Selena," Dikta membahas yang lain.
"Dia mau pulang? Gue ga peduli!" Darka merespon santai.
"Dia emang ck! Selingkuhnya kurang ahli," Akri menyahut yang lagi-lagi perutnya disikut sang kekasih.
***
Sudah jam satu pagi Darka pulang dari club. Jika dia ingin bungkus perempuan pasti akan pulang paginya.
Darka turun dari mobil, keluar dari garasi membiarkan mobilnya diatur sopir lalu melirik kosan Delin yang lampunya meredup. Pasti sudah tidur.
Darka menghentikan langkahnya. Delin sedang sibuk mempersiapkan beberapa hal untuk wisuda. Demian pun sama.
Dan Darka sudah berjanji tidak akan mengganggu Delin sampai dia benar-benar selesai kuliahnya.
Darka juga lebih bisa mengendalikan obsesinya karena kesibukan. Tidak disangka Dia dan Delin sudah hampir satu tahun lebih kenal.
Namun tetap begitu. Delin pemalu dengan rasa bencinya yang terus ditelan membuat Delin tidak terlihat ada perubahan.
Delin hanya tengah menunggu Darka bosan namun sudah lama berlalu Darka tidak berubah. Tak kunjung bosan.
Delin gelisah di atas tempat tidur. Dia masih merasa tidak percaya akan segera lulus. Perjuangannya dari awal sungguh luar biasa dan saat menuju akhir pun luar biasa dengan hadirnya Darka yang mengguncang hebat hidupnya.
Delin menatap whatsapp dari ibunya yang kini sudah memiliki ponsel walau ponsel murah. Di sana Ayu tengah berfoto di sawah bersama warga yang sedang istirahat.