Keajaiban yang Nyata

3 1 0
                                    

Keajaiban yang Nyata
‘aku tepat di sampingmu’

   Keajaiban Yang Nyata
‘aku tepat di sampingmu’

Jadi biar kupersingkat apa yang kupahami soal kemarin untukmu, kalau aku diberi kesempatan untuk melakukan perjalanan, itu bukan perjalanan luar negri atau dalam negri tapi luar semesta. Aku akan berkeliling di semesta yang ada, ya itu memang nggak masuk akan tapi aku juga merasakan hal yang sama. Belum diketahui berapa semesta yang harus ku kunjungi sampai aku bisa memutuskan semesta mana yang mau kutempati.

Nantinya aku bisa memilih semesta mana yang ingin kutinggali untuk sisa hidupku, apa masih di bumi, atau bahkan memilih hilang dari bumi. Aku masih nggak tau ini keajaiban yang harus kusyukuri atau malah menjadi petaka bagiku nantinya, tapi setidaknya aku harus mencoba, bukan? Ini di luar nalar manusia dan aku jadi bagian mereka, mungkin ini bisa membuatku terus hidup tanpa berpikir mau mengakhirinya lagi.

Mungkin semesta lain ingin menyelamatkanku, anggap saja mereka tau kalau setiap kehilangan belum punya obat untuk menyembuhkan orang-orang yang terluka karna kehilangan tadi. Aku tau ibu juga sedih saat meninggalkanku di bumi sendirian setelah tau aku juga berpisah dari orang itu-ryu, ibu pasti melihat mata lembutku perlahan berubah mengerikan dan hanya kehampaan yang tersisa di sana.
Tapi aku bukan baik-baik saja, hanya kehilangan rasa akan semua manusia di bumi, bahkan hanya menemukan sedikit hal yang jadi alasan untuk terus hidup. Kau pernah menjalani hidup yang berantakan dan kacau? Seolah kau nggak mau melakuan apapun, nggak mau bertemu siapapun, dan nggak tertarik akan apapun lagi? Aku berusaha mati-matian untuk mengigat ibu ada di surga dan kalau aku ingin bertemu dengannya lagi, nanti, maka aka aku harus ada di sana juga.

Aku nggak menemukan jawaban yang tepat jika menyerah pada hidupku, tapi ini sulit dan menyebalkan.
Di sela hidup dalam kehampaan ini, aku menemukan sebuah keajaiban yang nyata dan itu tepat di hadapanku, jika menyerah bukan jawaban paling tepat maka mencoba bisa menjadi jawaban yang benar, entah apa yang terjadi setelah memutuskan untuk mencoba tapi seperti kata pepatah “kita nggak akan tau kalau belum mencoba” jadi mari mencoba, walau dengan satu-satunya alasan untuk hidup, mari terus hidup.

Ibu mungkin saja tau, aku sekuat itu sampai ia lega melepasku pergi, mungkin ryu juga tau aku nggak sebegitu menyukai dirinya karnanya ia ingin menghilangkanku. Jadi tak apa, sekarang belum baik-baik saja tapi esok selalu berbeda.

Aku mengusap air mata yang penuh di pipiku, gambaran ibu yang tersenyum melayang di ingatanku sama seperti tadi malam, ia mengajakku makan malam bersama tapi aku terbangun setelah ibu berjalan membawa sop daging kesukaanku yang masih mengepulkan asap panas dari sana. Padahal itu pemandangan yang menggiurkan tapi kenapa aku harus terbangun.

Rutinitas seperti biasa, pemandangan dan bus yang sama beserta tempat tujuan yang sama setiap hari, sebelum awal semester perkuliahan memulai hari sibuknya, aku akan menyembunyikan diri di dalam perpustakaan setiap hari. Aku membuka pintu besar perpustakaan itu dan langsung disambut senyum hangat milik ziel. Pemuda itu sudah berdiri dekat rak-rak besar sambil menatapku seperti tengah menemukan seseorang yang hilang seharian penuh padahal kami hanya berpisah setengah hari.

‘kalau begini terus aku bisa saja jatuh cinta padamu, ziel’ aku tertawa sarkas yang terdengar mengerikan bahkan di teligaku sendiri.
Tatapannya berubah bertanya, kami sepertinya lebih banyak berbicara lewat isyarat mata dibanding melakukan percakapan seperti orang-orang pada umumnya, itu langka.
“aku mau melakukannya, ziel” ujarku menjawab tatapan bertanya milik ziel
Ia tersenyum seketika “ayo lakukan kalau begitu”
Aku mengangguk “ya”
“postal biasanya muncul tiap seminggu sekali, ruang kemarin tempat portal berada” aku berjalan beririrngan dengan ziel sambil mendengarkan penuturannya yang terdengar bersemangat itu.
“master ash akan membuka portal saat dibutuhkan, selain seminggu sekali kita harus mencari letak portal untuk menjelajah semesta lain, jika kau ingin”
“selalu ada ruang khusus di setiap semesta untuk penjelajah seperti kita di setiap semesta, contoh kecilnya ruang pribadi master ash”
Aku mengangguk “jadi berapa lama seharusnya kita tinggal di semesta lain”
“paling lama dua hari, nggak ada yang menetap lebih lama dari itu kecuali dia membuat perjanjian”
“jika lebih dua hari keseimbangan antar semesta akan rusak”
“kalau kau ingin memulai perjalanan seharusnya tunggu tiga hari lagi karna portal baru terbuka lagi di hari itu”
“apa kemungkinan terburuknya jika kita menetap lebih dari 2 hari, ziel?”
“kau nggak bisa kembali, ataupun memilih kehidupan di semesta lain”
“itu buruk” ziel mengangguk setuju denganku
“bagaimana kita mencari portal untuk pergi setelah dua hari, ziel” ini semakin membingungkan, tapi ziel tampak nggak kesulitan untuk menjawab semua pertanyaanku
“aku tau tempatnya, lebih tepatnya aku sudah menyiapkannya” ziel mengeluarkan sebuah kertas lusuh dari saku celananya, itu seperti sebuah peta tapi juga penuh coretan asal yang terburu-buru
“peta?”
“bisa disebut begitu”
“ini lebih seperti pengigat untukku, tapi aku menyimpan selebihnya di sini” ziel mengangkat benda pipih itu sambil mengayunkannya.

Hiraeth: In Every Universe.
 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang