Sekilas bayangmu
'kau benar, itu aku'Ini perjalanan terakhir di putaran pertama sebagai penjelajah, setelah ini kami akan kembali ke bumi melalui portal perpustakaan yang nggak boleh terlambat karna terjebak seminggu lagi di semesta lain tanpa pulang dan tanpa menjernihkan pikiran bukan pilihanku. Melakukan perjalanan menguras banyak tenaga dan mentalku juga butuh istirahat.
Sebelumnya kami sepakat untuk melakukan hal itu, seminggu di bumi dan seminggu lagi berpindah profesi menjadi penjelajah, kami bisa saja mencari portal lain di bumi jika seminggu terlalu lama untuk istirahat. Portal lain mungkin sulit dicari tapi akan dicoba.'Orion' universe ketiga yang kami datangi, sebuah semesta seperti negeri dongeng ini memanjakan mataku, alamnya indah, kotanya tentram bahkan masih ada kereta kuda di sini, aku seperti di bawa masuk ke salah satu cerita Kerajaan eropa karna melihat orang-orang berpakaian kuno. 'apa aku kembali ke masa lalu? Saat bumi belum maju?' aku sempat berpikir begitu sampai semua pupus karna ponsel canggih terlihat bertengger di telinga seseorang. Teknologi di sini sangat maju, walau nuansanya masih amat kuno.
Aku seperti berada di kerajaan modern, pikiranku benar karna sebuah limosion muncul meramaikan jalanan, padahal mobil panjang itu hanya membuka kacanya dan memperlihatkan seorang pria dengan baju ber-stemple kerajaan dengan seorang wanita cantik di sampingnya, tapi semua heboh,, orang-orang ramai memuji keluarga dari pemimpin mereka itu. Bisik-bisik di sekitarku terdengar
"putri amat cantik"
"aku beruntung bisa melihat mereka"
"oh tuhan, mereka luar biasa"
"senyum pangeran membuat jantungku berdebar"Aku memutuskan keluar dari kerumunan orang-orang yang mulai berdesakan, aku sesekali juga terdorong oleh mereka, ziel juga tampak begitu. Kami bertemu di pinggir jalan depan salah satu toko, banyak barang antik di sini tapi bukan itu yang kucari, aku bisa melihat piring hitam di dalam toko berputar memainkan lagunya, Suasana yang bagus untuk pertemuan pertama.
Sibuk melihat toko, ziel harus menepuk bahuku sekali agar aku menoleh padanya, ia tersenyum mendapati aku yang gelagapan panik."kau lupa kita berdua ke sininya ya?" aku berganti cengegesan
"hanya saja aku sibuk melihat toko ini"
"ah, ya ya" ziel mulai menyebalkan, lagi
"jalanan ramai, kau terjatuh?"
Ziel menggeleng
"benar juga, mungkin kau yang menjatuhkan orang lain"
"kok aku?" ziel memasang wajah protesnya
"lihat saja bahumu yang lebar ini"
Ziel tersenyum miring dengan menjengkelkan mendengar penuturanku.Kami melanjutkan jalan kaki sebentar sebelum berhenti untuk makan sejenak, aku belum tau apa yang kulakukan setelah sampai di bumi lagi, mungkin nggak jauh dari perpustakaan. Ziel melangkah di sampingku dengan minuman dingin di tangannya, sebelumnya dia heboh mengobrol dengan ikan-ikan di aquarium dekat tempat kami makan, aku terkekeh melihat tingkahnya yang nggak lupa ambil kesempatan untuk merecokiku dengan pemandangan barunya itu, mungkin pemuda itu suka ikan atau perasaannya sedang baik sekarang.
"kau suka sekali ikan?"
"hanya saja ikan yang tadi lucu" ada senyum di akhir kalimatnya
"oh ya?" aku bertanya antusias
"ya, mungkin ada ikan-ikan lain di setiap universe"
"mungkin saja begitu"
"aku memotretnya, ance coba kau lihat" aku mendekat untuk menemukan gambar ikan itu dan tersenyum setelahnya
"aku ikut senang" ziel terlihat cengegesan memandang layar ponselnya. Sisi lain ziel, lagi.
"kenapa nggak kau bawa satu, ziel?" pemuda itu nggak menoleh untuk mengatakan
"aku nggak perlu memilikinya karna suka itu, lagipula meninggalkan rumah nggak selalu baik, ikan bisa cepat stress, ance"
Aku mengangguk-ngangguk mendengar penuturannya itu.
"ya tuan yang bijak"
"kau mengejekku? Hah?"
"oh apa keliatan banget?"
Ziel tertawa sarkas
"dasar ance!"Aku hanya terkekeh melihat wajah kesalnya yang berubah tersenyum karna foto ikan tadi.
Ziel masih menunduk menatap ponselnya sampai aku sesekali menarik bajunya untuk kembali berjalan ke pinggir, aku hampir merampas ponselnya jika saja pemandangan lain mengalihkan perhatianku, aku sampai menghentikan langkah untuk benar-benar menangkap gadis di seberang jalan itu adalah aku yang lain, dan ia nggak sendirian. Ada seoarang pria di hadapannya, ance yang lain dan ryu di semesta ini tampak sedang berdebat, semua itu tertangkap nyata di depanku.
Mereka seperti menepi untuk mendebatkan sesuatu di taman kota yang banyak lalu-lalang orang-orang, mobil mewah ryu menjelaskan semua itu. ziel baru sadar aku nggak berjalan di sampingnya lagi itu menoleh ke belakang dan menyusul cepat seraya menyimpan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth: In Every Universe.
Fantasy'sampai pada akhirnya, satu-satunya yang kita miliki hanya sebuah kenangan' Sinopsis. Di semua semesta yang aku datangi pun, aku selalu menyukaimu. Karna itu kau, itu sifatmu, itu kelebihan dan kekurangan mu. Bukan apa-apa, aku juga nggak punya ba...