BAB#1

10.7K 318 4
                                    

EYRAZEL ARVENYA POV

Hidup tidak selamanya akan berjalan lurus untuk mencapai tujuan yang kita inginkan, terkadang kita harus melalui berbagai tikungan tajam untuk mencapai tujuan itu.

Begitu juga dengan hidupku Eyrazel Arvenya. Saat ini aku berusia 21 tahun dan merupakan lulusan baru teknik metalurgi dari salah satu Universitas di Malang. Hidupku penuh kecukupan, tidak sedikitpun aku merasa kekurangan, semua kebutuhanku dilengkapi oleh tante Ester dan kakak ku.

Drrrt drrrt drrrt

Bunyi handphone ku menandakan bahwa ada panggilan masuk.

"Hallo ibu?" Sapaku pada tante Ester, aku memanggilnya dengan sebutan ibu. Aku tidak ingin ada jarak antara aku dan tante Ester.

Kedua orang tuaku mengalami kecelakaan yang membuat mereka tidak dapat di selamatkan. Akhirnya aku hanya hidup bersama dengan tante Ester saat ini. Kakak ku berkerja di Jakarta, bahkan sekarang dia sudah memiliki seorang suami.

"Kamu belum balik dek?"

"Aku lagi nunggu panggilan buat ngambil ijazahnya bu, tapi sudah selesai pemberkasan kok"

"Ya udah, kalau nanti balik hati-hati ya dek. Nanti mampir sebentar buat beli minyak goreng, bisa kan?"

"Oh oke bu, nanti aku mampir beli minyaknya, kak Veylin udah ngabarin ibu?"

Veylin adalah nama dari kakak ku, kakak yang begitu sempurna di mata ku, dia bekerja bahkan hanya untuk membantu mencukupi semua kebutuhanku. Suaminya, kak Rio bahkan tidak pernah keberatan untuk itu.

"Sudah dek, kamu selesaikan dulu semuanya"

Ku dengar suara helaan nafas dari ibu. Ibuku sedikit menentang rencana keberangkatan ku ke Jakarta, karena sudah pasti dia akan kesepian. Semua yang ibu lalui, tak sedikitpun ibu menutupinya dariku, dia bahkan selalu terbuka dalam hal apapun.

Ya, memang aku berencana berangkat ke Jakarta untuk mencari kerja. Tapi bukan mencari jodoh.

"Iya baik bu. Aku matikan ya, Bye ibu"

Setelah ku putuskan panggilannya. Aku mengambil ijazah asli yang telah diterbitkan serta yang telah selesai di legalisir juga. Aku lalu berjalan menuju pintu untuk keluar.

Kekasihku ternyata sudah menungguku. Pria tampan yang memiliki status sebagai Ketua Bem kampus ini. Bahkan tidak pernah luput dari kejaran wanita-wanita cantik, tapi tidak satupun yang berhasil mencuri hatinya. Aku bahkan tidak heran jika sering di tatap dengan wajah sinis dari wanita-wanita itu.

"Sayang" Panggil ku pada Dev

"Hei sayang, udah selesai kan pemberkasannya" tanya Dev padaku

"Sudah kok, kamu ngapain disini?" Balasku singkat

"Nungguin pacarku dong" Dev selalu bisa menggodaku dengan kata-katanya

"Akkkhhh kamu, pengen cium jadinya" spontanku tanpa sadar bahwa sekarang kami berada di tempat umum

"Ya udah, cium aku sayang" jawab Dev dengan senyum nakalnya

"Itu mah maunya kamu sayang" aku mencubit kecil tangannya

"Aw, sayang sakit tau, ya udah kita ke mobil aku aja, gimana?"

Sebelum aku menjawab, Dev sudah lebih dulu menarik tangan ku dan membawa ku pergi dari depan ruangan itu. Jika kami bersama saja sudah banyak yang mencibir, bagaimana kalau kami berdua berciuman di tempat umum.

Sampai di mobil Dev lalu menciumku, ciumannya cukup kasar kali ini, jika sudah begini aku tau pasti dia menginginkan sesuatu yang lebih. Tapi jangan panggil aku Eyra kalau tidak bisa menjaga diriku. Aku sudah berjanji bahwa diriku ini akan selalu ku jaga. Selama aku dan Dev menjalin hubungan, kami hanya sebatas ciuman. Dan aku bersyukur Dev juga memahami itu.

FelicityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang