BAB#18

2.8K 154 0
                                    

ZYRENSHA AXEVELLINA POV

Aku ingin malam ini tidak pernah berakhir, aku masih ingin dia terus memanggilku sayang. Aku masih ingin tidur dalam pelukannya. Sungguh aku mencintainya, sangat-sangat mencintainya.

"Ini apa sayang?" Tanya ku padanya

Tanpa menjawab dia lalu membawaku ke salah satu pintu yang ada di kamarnya. Aku pun baru sadar ternyata ini adalah sebuah pintu.

"Sayangku tutup mata dulu, oke" aku mengangguk dan dia menutupi mataku

"Buka matanya sayangku"

Ketika aku membuka mataku betapa terkejutnya aku, di dalam ruangan kecil ini dia melukiskan wajahku pada dinding ruangan ini. Bahkan itu berada tepat di belakang meja kerjanya.

"Aku sengaja minta yang lukis, buat disebelah sini saja, biar aku selalu ingat sama kamu sayang. Kalau aku capek kerja, tinggal ngeliat kamu disini. Cape ku pasti hilang" ucapnya dengan senyum manis

"Aku gak tau mau ngomong apa sayang, yang kamu harus tau kamu akan selalu berada di hatiku sayang, sampai kapan pun itu" aku lalu memeluknya dan menangis. Aku tidak ingin dia di gantikan oleh siapa pun Tuhan.

"Jangan menangis sayang, ayo sekarang sudah Pukul 00:56 WIB, kita harus menghabiskan malam ini dengan bahagia. Ayo ikut aku lagi"

Dia lalu membawaku pergi dari ruangan itu. Kembali ke dapur.

"Sayang, handphone kamu boleh di nonaktifkan dulu?"

"Siap sayangku. Udah ya" aku lalu segera menonaktifkan handphone

"Sayang tulis di situ Pukul 01:00 WIB" dia lalu mengeluarkan pena dan selembar kertas

"Sudah sayangku. Kamu mau ngapain?"

"Ayo kita masak, nanti setiap pergantian jam kita ubah aktivitas kita. Malam ini harus berakhir dengan sangat manis. Oke sayangku? Kami belum ngantuk kan? Atau kamu mau tidur?"

"Aku mau sama kamu malam ini. Aku gak mau tidur sayang. Ayo kita masak"

"Jadi peraturannya, aku masak 15 menit begitu juga kamu 15 menit. Nanti 30 menit sisanya kita makan, aku makan masakan kamu, kamu makan masakan aku"

"Oke sayangku, kamu duluan atau aku?"

"Aku saja sayang, nanti selesai itu kamu"

"Tapi aku boleh ajak kamu ngobrol kan sayang?"

"Boleh dong sayangku. Masa kamu mau jadi patung pancoran di situ?"

"Hahahaha, udah sini dulu. Aku kuncir rambut kamu sayang"
Aku lalu menguncir rambutnya "kalau masak harus begini ya, biar rambutnya gak masuk di masakan itu"

"Terimakasih sayang" dia lalu menciumku singkat.

Setiap pergerakannya memasak, tak luput dari pandanganku. Kalau seandainya kami di takdirkan hidup bersama dalam satu rumah, mungkin aku akan menjadi wanita paling beruntung.

"Jadi sayang, kamu udah tau masak dari kapan?" tanyaku

"SMA deh kalau gak salah sayang, tapi karena ibu sering ngelarang aku masak jadi aku jarang di dapur. Kalau kamu?"

"Dari aku kuliah sayang, kan aku kuliah di Aussie, jadi kalau aku rindu makanan sini, paling aku coba belajar dan masak sendiri"

"Jadi kamu harus masakin aku makanan pertama yang kamu masak di sana sayang"

"Aku pertama masak di sana itu mie sayangku, yakali kamu udah masak aku enak begitu, aku masakin mie buat kamu?"

"Gak apa-apa yang penting kan buatan kamu"

FelicityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang