BAB#21

2.8K 175 1
                                    

EYRAZEL ARVENYA POV

"Aku mencintai kamu Eve. Aku akan terus bersama mu, dan tidak akan pernah meninggalkan cinta ini" ucapku padanya

"Sayang, kamu bikin khawatir tau gak?"

Aku sebenarnya ingin berkata jujur padanya tentang keberangkatan ku nanti, tapi sungguh aku tidak ingin dia menangis. Awalnya memang mungkin aku pergi ke sana untuk melupakan Eve, tapi alasan ku sekarang berubah. Aku ingin menjadi terbaik dari versi ku untuk dirinya, meskipun nanti aku tidak akan pernah memilikinya. Dan mungkin setelah aku pergi, tidak lama lagi dia akan menikah.

"Aku boleh izin pulang lebih awal?"

"Emang kamu kenapa sayang?"

"Hmmm itu, aku mau ambil akte kelahiran Xavi. Sekalian aku kirim di ekspedisi" ucapku bohong padanya

"Aku ikut ya"

"Gak usah, kamu kan mau ketemu Damon. Aku gak apa-apa sendiri" ucapku lalu menariknya ke dalam pelukan ku, aku akan pergi sangat lama entah kapan aku kembali untuk memeluknya lagi.

"Kamu kenapa sih? Kayak orang mau berpisah lama aja sayang"

"Hmmmm, baiklah aku gak meluk lagi" aku lalu melepaskan pelukan ku namun dia kembali menarik aku, masuk ke dalam pelukannya

"Jangan dilepas sayang. Maaf"

"Iya Eve, udah ya. aku pergi dulu" aku lalu menciumnya tepat di keningnya, sangat lama bahkan aku tidak ingin melepaskannya "kamu baik-baik disini" ucapku lagi

"Iya sayang. Hati-hati ya"

"Sayang jalannya masih sakit?" Tanyanya lagi ketika aku hendak keluar dari ruangannya, aku memutar tubuhku untuk menghadap Zyren "sedikit sayang, tapi gak apa-apa"

"Maaf yah" dia lalu memberikan tangan berbentuk high five . Aku membalasnya dengan senyuman kemudian keluar ruangan mengambil tas, dan pergi dari situ. Sebelum itu aku juga pamit dengan mbak Ge.

"Mbak, aku titip Eve ya. Ini surat resign ku"

"Iya dek, kamu sangat hebat untuk merelakan semua ini dek. Hati-hati ya. Mbak selalu doakan yang terbaik untuk kamu"

"Terimakasih mbak. Terimakasih juga mbak sudah menjadi Kakak terbaik untuk ku, nanti titip salam juga ya buat mas Dion" aku lalu memeluk mbak Ge.

Aku juga tidak lupa berpamitan dengan Zico dan mbak June. Dari kantor aku sempatkan waktu untuk mampir sebentar membeli sesuatu.

Sepulang dari tempat itu, aku langsung menuju rumah untuk mengambil barang-barang ku untuk segera ke bandara. Tapi sebelumnya aku menyiapkan sesuatu yang telah ku persiapkan dan meletakkannya. Setelah semua ku rasa sudah lengkap, aku lalu meninggalkan rumahku.

Perjalanan ke bandara sungguh membosankan, padatnya kota Jakarta sudah tidak bisa di hindari lagi. Beruntungnya keberangkatan ku mengalami keterlambatan, jadi tiket ku tidak hangus begitu saja. Butuh waktu 45 menit untuk aku sampai di bandara, segera aku melakukan check-in dan segera menuju ke pesawat.

***

Sampai di Malang, aku mengabari mbak Ge terlebih dulu. Selesai dengan panggilan ku, aku memesan taksi online untuk menuju ke rumahku.

"Aku pulang" ucapku tepat sampai di depan pintu rumah

"Adek, udah nyampe aja kamu. Kamu kok jalannya gitu dek?"

Aku sedikit panik ketika mbak Vey bertanya begitu, padahal aku sudah mencoba berjalan biasa saja. Memang benar milik ku ini masih sedikit sakit

"Bisul kak di pantat, ibu mana?" Jawabku dan mengalihkan perhatian kakak ku

FelicityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang