BAB#25

2.7K 154 3
                                    

3 tahun kemudian

EYRAZEL ARVENYA POV

Tidak terasa sudah tiga tahun aku di Jepang. Aku telah selesai menempuh pendidikan ku dalam waktu dua tahun, tapi aku belum berencana untuk kembali ke Indonesia. Entahlah mungkin aku masih betah di sini. Komunikasi ku dan mbak Geara juga benar-benar terputus, bahkan aku tidak pernah tau kabar Zyren lagi.

"Jadi kamu mau temani Gab dan Claudia?"

"Iya Vio, kamu nanya itu sudah 100 kali"

"Kan aku cuma nanya Eyra"

Aku, Gab dan Vio semakin dekat. Semua dilakukan bersama, bahkan kami seperti tiga ibu bagi Claudia. Ayahnya Clau bahkan tidak pernah mengunjunginya, tapi aku selalu memastikan bahwa Clau selalu bahagia, meskipun terkadang dia menginginkan kehadiran ayahnya.

"Kamu kerja jam berapa?"

"Sedikit lagi aku berangkat"

"Kalau kami selesai di sekolahnya Clau, kami akan mampir di resto mu"

"Kalau begitu, aku juga akan ke sana nanti. Kita makan siang di sana"

Sekarang Vio memiliki resto yang menyediakan makanan Indonesia. Sedangkan aku, masih melanjutkan pekerjaan freelance ku.

"Baiklah, aku berangkat" ucapku pada Vio

Setelah sampai di rumah Gab, kami bertiga lalu menuju sekolah Claudia.

"Mommy, kayau puyang tita mampil di lesto bunda ya" (mommy, kalau pulang kita mampir di resto bunda ya) ucap Clau dengan kalimat anak kecil yang harus bisa ku mengerti.

"Baik sayang, akan mommy turuti" ucapku pada Clau

Kami bertiga memang memiliki nama panggilan masing-masing, yang diciptakan Clau khusus bagi kami, agar dia tidak kesulitan menyebut. Selama ini juga aku mengajarkan Clau Bahasa Indonesia agar suatu waktu aku akan membawanya bertemu dengan ayahnya yang tidak tau diri itu. Berani berbuat tapi tidak bertanggung jawab, menikah dengan anak orang namun menghilang begitu saja.

"Kamu tidak mau ajak ibu?" Ucap Gab pada anaknya

"Tetu taja egan ibu duga" (tentu saja dengan ibu juga)

Setelah kami selesai dengan kegiatan di sekolah Clau, kami kemudian menuju resto milik Vio.

"Hole acik, Clau ita matan tepuacnya"  (Hore asik, Clau bisa makan sepuasnya)

"Iya sayang, ayo Clau mau pesan apa?"

"Clau au ecim mommy" (Clau mau es krim mommy)

"Gak boleh, Clau dari kemarin makan es krim terus" ucap Gab, Clau yang mendapat penolakan dari ibunya kemudian menangis. Gab bahkan kewalahan menenangkannya.

"Ya sudah sama mommy, mommy gendong"

Aku lalu menggendongnya menenangkannya, "Mommy, yiat tate tu tanat tatik" (Mommy, lihat tante itu sangat cantik) dia lalu menunjuk ke arah meja yang tepat di belakang kami, mataku mengikuti arah jari Clau yang sedang menunjuk.

Apakah ini suatu mimpi indah bagiku? Jika iya tolong jangan bangunkan aku. Mataku dan matanya saling bertatapan sangat lama, bahkan tatapan ini yang selalu aku rindukan.

"Mommy, tatik tan tate itu?" (Mommy, cantik kan tante itu?)

"Iya sayang, sangat cantik"

"Siapa sayang?" Tanya Gab pada Clau bukan pada ku

Aku tidak menjawab tapi fokusnya hanya pada orang itu. "Ayo sini sama ibu" Gab mengambil Clau dari tanganku dan menarik ku untuk duduk.

"Bisa kita bicara sebentar?"  Aku memperhatikannya dengan jarak yang sangat dekat, dan dia masih menggunakan kalung yang ku berikan padanya.

FelicityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang