BAB#14

2.8K 155 2
                                    

ZYRENSHA ARVENYA POV

Ini adalah hari terakhir kami di Bali, aku bangun dengan keadaan yang kurang sehat, sebenarnya aku ingin meminta kak Ge saja yang menggantikan ku di meeting tapi dia menolak, bahkan Eyra juga menyarankan agar aku yang hadir, karena kemarin setelah pertemuan dia dengan client, dia sudah membuat janji dengan client bahwa hari ini pasti aku akan hadir.

Kemana aku melangkah pasti dia akan terus menjagaku, bahkan dengan siap dia membantuku untuk menjelaskan project meeting siang ini.

Setelah semua client pamit untuk pergi, dia segera mencari mobil untuk kami kembali ke hotel.

"Kamu gak ikut mbak Ge aja buat jalan-jalan?"

"Gak usah, ayo balik hotel aja. Kamu butuh istirahat" ucap Eyra padaku,

"Aku balik hotel sendiri, ayo sana temuin mbak Ge" dia tidak merespons, dia malah dengan setia menuntun ku masuk ke dalam mobil.

Dia segera masuk ke mobil, dan meminta driver mengantarkan kami kembali ke hotel "Aku temenin kamu sampai hotel, gak usah nolak". Kepala ku sangat pusing, badanku juga sepertinya panas dan menggigil. Kulihat dia melepaskan blazernya untuk menutup tubuhku. Aku lalu sandarkan kepala ku dipundaknya untuk memejamkan mata sebentar.

***

Sore menjelang, aku samar-samar mendengar suara seseorang membangunkan ku.

"Ayo bangun makan terus minum obat dulu ya, nanti tidur lagi"

Aku membuka mataku dan terkejut karena tubuhku saat ini sudah di tempat tidur.

"Kok aku bisa di sini?"

"Tadi aku minta pak driver buat gendong kamu ke kamar. Hahahahaha"

"Emang kamu rela aku di gendong orang lain?" Hanya pertanyaan random, aku ingin melihat reaksinya seperti apa

Dia lalu mengambil semangkuk bubur dan berjalan mendekatiku "Gak sih, ayo aku suapin" ku habiskan bubur itu sampai tak tersisa.

"Pintar, 5 menit lagi minum obat" dia mengusap lembut kepala ku.

Setelah 5 menit berlalu dia datang menyerahkan obat itu untuk ku minum.

"Kalau mau ke toilet bilang ya" aku kemudian tersenyum padanya "kamu kayak tau aja aku pengen ke toilet, bisa baca pikiranku ya?" Tanpa menjawab, dia segera memapah tubuhku ke toilet.

Setiap perhatiannya, membuatku menjadi terharu. Tuhan siapa pun boleh pergi tapi tidak dengan Eyrazel Arvenya. Aku mohon dia akan terus berada di sampingku dalam keadaan apapun kita nantinya.

Setelah selesai dari toilet aku kembali dibawahnya untuk kembali ke tempat tidur, dia mengusap lembut kepalaku sampai aku benar-benar tertidur. Selalu, dia selalu begitu mengusap kepalaku hanya untuk aku tidur.

Aku terbangun sekitar setengah dua dini hari,  kulihat ke sampingku, Ey tidak ada. Aku lalu berdiri untuk mencarinya, betapa terkejutnya aku saat melihat dia masih berada di sofa menatap ipad nya. Apakah dia tidak tidur?

"Kamu gak tidur?" Dia segera meletak ipad-nya  dan berlari ke arahku

"Kamu mau apa? Mau ke toilet lagi? Atau mau minum?"

"Aku tanya kamu gak tidur?"

"I--iya itu. Lagi kerja"

Padahal di ipad tadi, aku lihat dia sedang bermain game. Apakah dia sedang berbohong?

"Tidur lagi ya, sini aku usap kepalanya lagi"

"Aku mau tidur meluk kamu" aku lalu menariknya untuk tidur di sampingku.

FelicityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang