HAPPY READING!
'Muak jika harus di tuntut, hidup ini ingin kebebasan'
.
.
."Lio pulaaang" sahut Liona saat masuk ke dalam rumahnya, ia melihat bundanya yang sedang duduk di sofa ruang tamu
"Jam enam baru pulang abis darimana?" Tanya bundanya
"Tadi di ajak Eza ke danau dulu makanya baru pulang" jawabnya menghampiri sang bunda dan ikut duduk di sampingnya, "danaunya indah banget tau Bunda"
Lia tersenyum "kamu seneng?"
"Seneng banget"
"Bagus dong kalo kamu seneng Bunda juga ikut seneng" ucap sang bunda membuat Liona tersenyum, "tadi di anter Eza juga pulangnya?"
"Iya tadi sama Eza"
"kenapa ga disuruh masuk dulu?"
"katanya ada urusan jadi langsung pulang" Lia menganggukkan kepalanya. Jujur saja Lia sangat senang jika putrinya juga senang, ia sangat menyayangi putri satu-satunya itu.
"Sayang ada yang ingin Bunda bicarakan" ucap Lia dengan serius
"Tentang apa?"
"Sebenarnya Bunda di pecat dari perusahaan" lirih sang bunda membuat Liona terkejut
Liona menggenggam tangan bundanya, "kenapa di pecat Bunda? Kok bisa?"
"Bunda juga gatau, yang pasti katanya bunda buat salah padahal bunda gatau salahnya apa" jelas Lia mengusap air matanya yang tiba-tiba jatuh
Liona ikut sedih saat melihat bundanya menangis, "bunda jangan sedih Lio jadi sedih juga, Lio bakal bantuin bunda kok Lio mau kerja di cafe tempat Eliza kerja, katanya disana ada lowongan" ujar Liona sambil memeluk sang bunda
"Jangan sayang Bunda gamau kamu capek biar Bunda aja yang urus"
"Pokonya Liona bakal tetep kerja, Lio mau bantu Bunda"
"Liona sayang nurut apa kata Bunda oke? Bunda besok mau mencoba melamar pekerjaan"
"Gamau Bunda Lio mau tetep kerja"
Lia menghela nafasnya pasrah, sifatnya yang keras kepala mengingatkannya pada mendiang suaminya. Baiklah Lia akan mengizinkan Liona untuk bekerja.
"Yauda kamu boleh kerja asal jangan sampai kecapean" final bundanya
"Siap bunda!" Liona kembali memeluk sang Bunda
"Tuhan, semoga engkau mempermudah jalan kami"
<♡>
Pertama yang Rezvan lihat saat memasuki rumah adalah Ayahnya yang sudah rapih dengan memakai setelan jas hitam lengkap dan dasi yang sudah terpasang rapi di lehernya -sedang duduk di sofa ruang tamu. Tanpa minat menyapa sang ayah, Rezvan menaiki tangga menuju kamarnya.
"Rezvan" langkah kaki Rezvan terhenti kala mendengar namanya disebut "ada yang ingin ayah bicarakan" ucapnya membuat Rezvan terpaksa menurut, ia menghampiri sang ayah.
"Kita akan bertemu dengan Karin dan orang tuanya, kamu bersiaplah" ujar Rey dengan nada yang tidak mau dibantah
"I'm busy"
"Rezvan! turuti perkataan ayah, ini baru sebagai permulaan saya yang hanya memecat Lia dari perusahaan"
Ucapan sang ayah membuat Rezvan menatap ayahnya marah, tangannya terkepal kuat menampilkan urat-uratnya, apa maksud pria itu memecat sembarang orang? "anda tidak berhak memecat seseorang tanpa alasan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
REZVAN : Better Together
Teen Fiction"Sebuah takdir yang memaksa agar tidak bersama dengan orang yang dicintainya" ___ Ini tentang Rezvan Fahreza Raveenzy. Cowok dingin dari SMA Highstar yang sangat di segani, leader dari Alvagoz Gang yang di takuti semua orang. Dia, Rezvan yang harus...