2. PROMISE

477 12 1
                                    

'Kamu sudah berjanji, maka tepati janji itu'

.
.
.


"Huh capek El aku" keluh Liona setelah menyelesaikan lari tiga putarannya, ia duduk di lapangan sambil meluruskan kakinya

"Sama gue juga, gatau lapangannya yang emang luas atau gue nya aja yang lemah" ujar Eliza sambil mengelap keringat di dahinya. "Eh lutut lo gapapa 'kan?" tanyanya khawatir mengingat saat di putaran kedua Liona terjatuh karena menginjak tali sepatunya.

"Ga kenapa-napa kok El"

"Gapapa gimana berdarah gitu juga"

"Beneran El gapapa luka kecil nanti Liona obatin aja gampang"

"Yauda yok ke uks" ajak Eliza meraih lengan Liona

"Eh gausa El nanti aja"

"Luka kecil gitu juga kalo di biarin nanti bisa infeksi Liona" katanya memberitahu, belum sempat Eliza membantu Liona berdiri, hendak membawanya ke uks, namun dari jauh ia melihat sosok Rezvan yang berjalan ke arah mereka. "Rezvan tuh" tunjuknya

Liona mengalihkan pandangannya pada objek yang ditunjuk Eliza, dan benar saja ada Rezvan yang berjalan kearahnya dengan membawa sebotol air minum di tangannya.

"Udah ada pawangnya gue duluan ya, jangan lupa lukanya di obatin" Eliza cepet-cepet pergi sebelum Liona membalas perkataannya, karena tidak enak jika ia masih harus disini melihat kebucinan mahkluk yang sedang bucin itu.

"Eza ngapain?" Tanya Liona saat Rezvan berjongkok di sebelahnya

Rezvan membuka tutup botol air di tangannya lalu menyerahkannya pada Liona "minum dulu" Eliza mengangguk lalu mengambil alih air yang dipegang Rezvan dan meminumnya.

"Eza marah ya?" Tanyanya lagi yang tidak mendapat respon dari Rezvan. "Eza kenapa, marah ya sama Nana? Nana buat salah?" lirihnya sambil menundukan kepala

"Kenapa bisa dihukum?" Kini Rezvan bersuara membuat Liona kembali mendongakkan kepalanya

"Nana lupa kerjain pr, 'kan malem Nana mau ngerjain tapi ga ngerti yauda deh besok aja kerjainnya eh sekarang malah lupa gara-gara waktu beres upacara Nana malah makan bubur di kantin" Liona menyengir lebar sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

Sial! Mengapa Rezvan melihatnya malah gemas? Liona sangat lucu saat ini, tapi sebisanya ia menahan kegemasannya itu.

"Kan bisa tanya aku"

"takut ganggu kamu tau soalnya udah jam sebelas"

"Aku pasti utamain kamu Nana" ucapan Rezvan membuat Liona tersipu, Rezvan tersenyum tipis melihatnya. Tak sengaja mata Rezvan melihat pada lutut Liona yang terluka, sadar arah pandang Rezvan pada lukanya, buru-buru Liona menutup lututnya dengan tangan.

Rezvan mengangkat sebelah alisnya lalu ia dengan segera menyingkirkan tangan Liona yang menutupi lututnya.

"Bukan apa-apa kok Eza tadi pas lari Nana jatuh hehehe" cengirnya

"Tunggu sebentar" Rezvan bangkit dengan cepat berlari meninggalkan Liona yang masih duduk di pinggir lapangan

Dua menit kemudian Rezvan kembali dengan membawa plester dan obat luka, "sini liat" ujarnya yang langsung dituruti oleh Liona, ia memperlihatkan luka kecil itu pada Rezvan.

Perlahan Rezvan meneteskan obat luka itu pada lutut Liona, meniupnya pelan lalu membukakan plester dan menempelkannya, mengecup sekilas luka itu.

Perlakuan Rezvan yang terbilang manis membuat Liona melongo, ia mengerjapkan matanya beberapa kali dan langsung melihat sekitar karena takut ada yang melihatnya. Huh untunglah saat ini lapangan sedang sepi mungkin karena pelajaran pertama yang sedang berlangsung.

REZVAN : Better TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang