28. A WARM HUG

127 7 0
                                    

🎶I Like Me Better ~Lauv
.
.
.

Liona mengeratkan hoodie yang di kenakannya guna meredakan sedikit dingin dari guyuran hujan saat ini, tapi itu sama sekali tidak mempengaruhi, karena sekarang hujan turun begitu deras mengguyur kota jakarta.

Tadinya Liona hanya mampir sebentar untuk makan sate favoritnya yang sedikit tak jauh dari rumahnya. Awalnya langit-langit sama sekali tidak menunjukkan akan datangnya hujan, namun dugaannya salah, ternyata hujan datang dengan tiba-tiba dan mau tidak mau ia harus menerobos hujan itu. Liona tidak mau menunggu hingga reda, alasannya karena sekarang sudah menunjukkan pukul 09.40, jika harus terus menunggu hingga hujan reda bisa saja ia menunggu semalaman disana.

Liona berhenti melangkahkan kakinya saat ia melihat di depannya ada dua orang lelaki bertubuh gempal duduk diatas motor seraya menatap ke arahnya, Liona berpikir itu mungkin adalah preman, dua pria itu menatap intens kearahnya, Liona semakin memegang erat hoodie yang dipakainya, ia akan melewati dua preman itu.

Sungguh Liona sangat takut, mau meminta bantuan 'pun jalanan sekarang sedang sepi, dan dia juga tidak membawa ponsel. Tidak ada jalan lain menuju ke rumahnya selain jalan ini, Liona terpaksa harus melewatinya.

"Kenapa bisa ada preman si" gumamnya pelan

Liona perlahan berjalan melewati dua preman itu, dan akhirnya dia berhasil melewatinya tanpa ada kendala apapun, Liona bernafas lega. Namun, baru saja ia akan menambah kecepatan langkahnya, tiba-tiba rambutnya yang basah ditarik dari belakang, membuat dirinya tidak bisa menjaga keseimbangan dan akhirnya terjengkang ke belakang.

"Aww" ringisnya pelan, Liona menatap sang pelaku, sial! Ternyata dugaannya salah, kini kedua preman itu mendekat kearahnya.

"Cantik-cantik sombong amat" ucap preman yang tadi menarik rambutnya.

"Bagusnya kita apain ya Bob?" Tanya preman satunya lagi.

"Gue dulu deh yang pake habis itu baru lo, gimana setuju?" Preman itu mengangguk setuju.

Liona bergidig ngeri mendengar perkataan preman itu, Liona berdiri bersiap mengambil ancang-ancang untuk berlari, namun sial, dua preman itu mencekal lengannya.

"Lepas!"

"Etts no, kita cicipi dulu"

"Lepas atau gue teriak!"

"Teriak aja gabakal ada yang denger" kata preman itu tersenyum jahil.

Liona memberontak sekuat tenaga, berusaha melepas cekalan di lengannya itu. Situasi saat ini sangatlah tidak mendukungnya, cuaca sedang hujan deras membuatnya semakin kedinginan.

"Bawa dia bob" ujar preman itu yang langsung dituruti, mereka memaksa Liona untuk naik ke atas motornya.

"LEPASIN GUE BRENGSEK!"

"DIAM! ATAU LO MAU LEBIH PARAH DARI INI?"

"GUE BILANG LEPASIN GUE!"

Preman yang satu itu mencengkram leher Liona, "diem sayang" ujarnya seraya mengelus belakang punggung Liona yang basah oleh guyuran hujan itu.

Tubuh Liona mulai bergetar, dirinya tiba-tiba merasa sangat lemas, ia mulai menangis ketakutan. Gadis itu memegang kepalanya yang tiba-tiba pusing, sekilas ingatan masa lalunya menghantui pikirannya.

REZVAN : Better TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang