VAGARSEAN
Happy Reading
•
•
•
•
Hidup itu indah, tapi tidak bagi Arsean.Di saat anak lain beruntung mendapatkan keluarga lengkap yang dengan ikhlas menerima apapun kekurangan anaknya, berbeda halnya dengan Arsean.
Arsean, pemuda yang memiliki kulit seputih salju dan hidung mancung bak perosotan yang membuat siapapun yang melihatnya akan terpana oleh keindahannya.
Pemuda berusia 17 tahun itu sedang duduk di teras rumahnya, menghisap sebuah nikotin yang membuat candu pemakainya.
Hari ini pikirannya banyak sekali meskipun ia tak pernah memperlihatkan nya.
Masa kecil nya yang telah hancur di buat oleh keluarga nya sendiri.
Jika di beri kesempatan untuk memilih maka Arsean akan memilih menjadi orang miskin dengan keluarga yang sayang satu sama lain.
Daripada dengan keluarga yang berkecukupan tetapi tak pernah menganggap dirinya ada.
Bagaimana rasanya dianggap?
Itu yang dipikirkan Arsean saat ini, dirinya memang diam tetapi tidak dengan isi kepalanya yang sangat berisik.
Arsean benci dirinya sendiri.
Ia benci ketika tidak bisa membuat kedua orang tuanya peduli padanya, yang mereka pedulikan hanyalah pekerjaan.
Arsean benci diremehkan keluarganya, diabaikan, dianggap tidak berguna, arsean sangat membencinya.
Pikiran itu penuh dengan keluh kesah, apa salahnya, mengapa dirinya memiliki keluarga seperti mereka.
Arsean tak tahu ini takdir atau nasib.
Arsean tidak memiliki saudara, dirinya adalah anak tunggal dari keluarga terpandang.
Hari-harinya hanyalah belajar dan belajar, jika kedua orang tuanya melakukan perjalanan bisnis diluar kota maupun luar negeri adalah waktu bagi Arsean untuk bebas.
Seperti sekarang, dirinya sedang keluar mencari udara segar sendirian bersama dengan motor kesayangannya.
Setidaknya jika tidak ada yang berada di sisi nya, benda mati itu akan terus bersamanya, merasakan serta menyalurkan seluruh perasaan nya pada luasnya jalanan, ia lah teman Arsean melampiaskan semuanya.
Jikalau ia tidak memiliki hobi motor, akankah ada yang ingin mendengarkan ceritanya? Arsean ragu, tidak ada yang menginginkan dirinya.
Bahkan ayah dan ibunya tak pernah mau mendengarkannya, buang-buang waktu kata mereka.
Arsean sendiri tak tau mengapa ia diperlakukan seperti itu.
Apakah.. Arsean bukanlah putra kandung mereka?
Sejak kecil tak ada sedikitpun perhatian yang mereka tunjukkan pada Arsean, dirinya selalu dititipkan kepada babysitter nya.
Katanya kasih sayang seorang ibu itu tak terbatas, nyatanya saat Arsean mencoba mendekati ibunya, Apalah daya malah pukulan yang Arsean dapatkan.
"Mengapa kau tidak pergi belajar dan malah mengganggu ku? Sepertinya kau sering bersantai akhir-akhir ini, mama akan menambah jadwal les mu."
Berakhir dengan Arsean yang belajar seminggu penuh tanpa istirahat.
Putra nya yang malang.
Sejak saat itu Arsean mulai mengerti bahwa, keluarga nya tak menginginkanya, sejak saat itu pula ia yang awalnya ceria berubah menjadi pendiam dan menutup diri dari keluarga nya.
Arsean menyalahkan takdir yang begitu kejam padanya, setelah tidak di inginkan oleh orangtua nya sekarang ia harus mengetahui fakta bahwa hidupnya tak lama lagi.
Saat sedang iseng kontrol ke dokter ia menemukan bahwa ada sebuah penyakit mematikan yang bersarang di tubuhnya. Mendengar hal itu pun membuat Arsean kehilangan semangat hidupnya, apa arti hidupnya sekarang?
Hingga saat ini, ia telah tumbuh menjadi pemuda yang tegar dan kuat, seakan akan tidak ada yang bisa mengalahkan nya.
Mati rasa, bisa disebut seperti itu. Tak ada rasa belas kasih maupun takut dalam dirinya, siapapun yang berani mengusiknya maka tak segan segan ia akan memberinya pelajaran.
"Fuhhhh.."
Asap putih mulai keluar dari sela bibirnya, setelah dirasa habis ia membuang putung rokok itu sembarang.
Tak ingin terus menerus memikirkan segalanya ia memilih untuk membeli sesuatu di supermarket terdekat.
Arsean melompat dari motor nya lalu berjalan ke arah yang di tujunya, Arsean menunduk saat dirinya melihat sebuah kaleng minuman yang menghalangi langkahnya. Dengan iseng ia menendang kaleng itu hingga benda itu melayang.
Tak
Kaleng itu mengenai sebuah benda bersinar.
Sial, itu kepala manusia.
"Hoi, apa apaan lo!" Tegur orang berbandan besar dengan kepala botak bersinar miliknya.
"Sialan." Ucap Arsean tak lupa melangkahkan kakinya menjauh untuk melarikan diri. Sebenarnya ia bisa saja melawan orang besar itu tetapi terlalu beresiko karena dia belum makan, lemez tak bertenaga.
Mengandalkan kakinya ia berlari secepat mungkin, sembari menengok ke belakang takutnya om botak tadi masih mengejarnya.
"Hahhh.. Hahh... Sial banget gw hari ini." Ujarnya kesal dengan nafas yang ngos-ngosan.
Saat sedang menetralkan nafasnya, ia melihat lampu jalan yang telah berwarna hijau.
Mengambil nafas panjang, Arsean berniat untuk menyebrang dan memutar lalu mengambil motor nya dan pergi.
"Oi berhenti!" Baru saja berjalan lima langkah sebuah suara menghentikan nya, Arsean menoleh dan melihat om botak itu lagi!
Tak ada pilihan lain ia segera berlari ke arah zebracross tadi dan tiba-tiba saja lampunya berubah menjadi merah.
Arsean tak menyadarinya hingga sebuah mobil berwarna putih melaju kencang ke arahnya.
Arsean tidak punya waktu untuk menghindar hingga tidak ada pilihan lain, ia akan bertaruh dengan keberuntungan nya.
Brakkk.
Sialnya, keberuntungan pun tidak berpihak padanya..
Tubuhnya melayang dan terjatuh sangat keras di aspal yang kasar itu bersamaan dengan teriakan para warga yang melihatnya.
Tubuhnya sangat kesakitan, telinganya pun berdengung. Perlahan ia merasa pusing, matanya pun berat.
Inikah akhir hidupku?..
Tidak tahu. Author pun bingung.
•
•
•TBC
Mata Ashita!
KAMU SEDANG MEMBACA
VAGARSEAN [Transmigrasi]
Teen FictionBrotheship area not bl . . . Berkisah tentang kisah pemuda pendiam bernama Arsean, lelaki tampan nan sedingin kutub utara yang mengalami ketidakberuntungan dalam hidupnya. Berbagai kendala ia temui di tiap jalan yang Arsean lalui, hingga terkadang...