09. Good Things

2.6K 223 6
                                    

Arsean Vaganza Sagara

Happy reading



"Vaga!" Kembar R dan juga Morgan mendekati Arsean, mereka melihat Alaska yang masih saja memegangi kerah kakak ketiganya itu.

Morgan yang merasa geram pun akan maju dan membalas perbuatan Alaska tetapi dirinya di dahului oleh Reffino.

"Sialan, Apa-apaan lo!" Reffino menarik kerah Alaska agar bisa menjauh dari kakaknya. Disaat itu juga Alaska melepaskan cengkramannya.

Alaska mendecak kesal, mengapa sekarang datang lagi pengganggu.

"Berani beraninya lo mukulin temen gua! "

Salah satu alis Arsean terangkat, heran dengan perkataan adiknya.

Oh kukira dia khawatir padaku.

Astaga sepertinya Arsean sedang kegeeran sekarang, malang sekali nasibmu Arsean.

Sudut mata Reffino menatap vaga yang berdiri, begitu sepasang mata itu bertemu muncul gejolak aneh di hati Reffino. Mungkin.. Rasa penyesalan.

Menggelengkan kepala, Reffino menyangkal semua pemikiran nya.

"Ayo" ucapnya sembari membawa Steven pergi bersamanya, diikuti oleh kembaran serta teman-temannya di belakang. Begitu pula dengan Alaska yang pergi dengan raut wajah tidak mengenakan.

Morgan dan Arsean pun saling pandang, sedetik kemudian Arsean yang menunjukkan cengiran nya.

"Shh! pelan pelan!" desis Arsean kala kapas itu menyentuh sudut bibirnya yang terluka. Mereka sedang di UKS sekarang, tentu saja dengan Morgan yang harus memaksa Arsean.

Meskipun daritadi Arsean menolak untuk diobati, morgan tau jika luka sekecil itu sakit jika Vaga yang merasakan nya, itu semua karena tubuh lemah sahabatnya.

"Lu ngapain sih!?" Morgan mulai sewot, pasalnya sahabat nya ini tak mengatakan bahwa dia akan menantang Alaska, setahunya Alaska adalah musuh bebuyutan geng mereka jadi seharusnya Vaga tidak bertindak sembrono hingga identitasnya akan tetap tidak diketahui sebagai V.

Arsean menatap Morgan dengan sedikit rasa bersalah.

"Gua berencana nepatin janji gw sama adek gua. Gua mau buktiin kalo bukan gua pelaku pembullyan kawannya tadi" Ucap Arsean dengan sebuah helaan nafas yang sialnya membuat bibirnya sakit.

"Si Steven itu?" Arsean mengangguk.

"Ngadi-ngadi lu mah, kalo mereka curiga terus tau kalo lu V gimana?" Morgan menekan luka di bibir Arsean.

"Aduh! Sialan, jangan ya dek ya" Tuturnya sembari merebut kapas di tangan sahabat nya itu.

"Matamu!"

•••

Di sebuah rumah sakit, telihat beberapa suster dan paramedis yang berlalu lalang, ntah bertugas ataupun hanya berjaga.

Sementara itu di salah satu ruangan yang di tempati oleh dokter dengan julukan tangan dewa itu, sedang berbicara dengan ponsel pintarnya.

"Bereskan dia serta siapapun yang menghalangi nanti" Ucapnya pada benda gepeng dengan boba tiga nya itu.

"... "

"Nominal bukanlah masalah, aku akan berikan berapapun"

"... "

"Lakukan saja seperti yang ku perintahkan" Kenzo menutup ponsel itu sepihak, membuat si lawan bicara menghela nafas pasrah.

Helaan nafas kasar pun terdengar, terlihat ekpresi Kenzo yang tak seperti biasanya, begitu dingin dan gelap, seperti iblis saja.

VAGARSEAN [Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang