04. Yang tak terbatas.

3.4K 298 9
                                    

VAGARSEAN

Happy Reading


••


Mansion Sagara
06.00 am

"Kau jadi lebih pendiam." Perkataan yang di ucapkan oleh Nolan itu di tujukan pada Vaga alias Arsean yang sedang duduk di sebelah kiri Raffano.

Kejadian itu mengundang berbagai macam tatapan dari seluruh penghuni meja makan.

Saat ini adalah waktu sarapan pagi dan hari dimana Vaga bersekolah kembali.

𝘕𝘢𝘸𝘢𝘴𝘦𝘯𝘢 Highschool yang memiliki arti Masa Depan Yang Cerah dengan harapan, merupakan sekolah Vaga sekaligus kedua adik kembarnya.

Raffano dan Reffino berada di kelas 11 sedangkan Vaga sudah kelas 12.

Nolan yang notabene nya sebagai kepala keluarga juga merupakan salah satu petinggi yang paling banyak menyumbang ke sekolah tersebut.

"Benarkah?" Bukan jawaban namun pertanyaan yang keluar dari mulut Vaga.

"Apa kau keberatan dengan kesepakatan tadi malam?" Tanya Nolan pada Vaga, melihat ke terdiaman putra ketiganya membuat Nolan sedikit terganggu.

Perasaan yang telah lama terkubur dalam diri Nolland seakan-akan mulai kembali, namun pemikiran itu segera di tepis oleh Nolland sendiri.

'Kayaknya sifat gua dengan Vaga sangat berbeda hingga membuat orang tua ini bertanya.' Pikir Arsean.

"Tidak juga." Jawab Arsean acuh dengan meneguk segelas susu di depannya.

Berbeda dengan dua manusia bumi di sebelahnya, mereka menatap Arsean sinis.

'Sok cuek. Pasti maunya di rayu sama daddy' batin salah satunya.

Kenzo yang berada diantara mereka hanya menghela nafas pasrah. Tidak berminat untuk menimbrung pembicaraan mereka.

Ia jadi merindukan Jennifer sekarang.

Seusai memasak Jennifer langsung pamit keluar untuk mendatangi acara arisan mingguannya.

Setelah acara sarapan pagi itu selesai, Nolan pun mulai berbicara pada putra kembarnya.

"Raffano, Reffino. Bagaimana ujian kalian?".

Seketika mereka berdua mengangkat kepala dan memandang Nolland.

"Lancar dad." Jawab Reffino.

"Aku juga." Sambung Raffano.

Jawaban mereka berdua cukup untuk membuat Nolan menganggukkan kepalanya, padahal kembar R ingin agar sang daddy memuji kerja keras mereka setidaknya menyemangati sedikit saja.

"Bagaimana denganmu?" Nolland menatap Kenzo, menandakan bahwa dirinya sedang bertanya padanya.

"Semua berjalan lancar." Jawab Kenzo acuh tak acuh, malas dengan basa-basi sang ayah.

Padahal biasanya juga pria itu tak peduli dengan apa yang dilakukannya.

"Kami akan berangkat." Ucap Raffano lalu beranjak dari duduknya di ikuti oleh adik kembarnya.

Arsean yang ada di sana hanya menonton, tidak berminat untuk mengatakan apapun.

"Kau berangkat dengan pak Baeha." Ucap Nolan menatap Vaga yang sepertinya akan segera berangkat juga.

VAGARSEAN [Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang