15. Can i trust u?

2K 168 16
                                    

~VAGARSEAN~

Happy Reading




Namanya juga manusia, pasti selalu melakukan kesalahan karena sejatinya tidak ada manusia yang sempurna...

Banyak orang tua yang belum siap untuk memiliki anak, namun telah dikaruniai momongan oleh Tuhan.

Seperti orang tua Arsean, yang memberikan luka mendalam dalam dirinya.

Diabaikan nan tak pernah di anggap.

Tak jarang dirinya menerima pukulan dari papanya saat perilakunya dianggap memalukan.

Arsean muak, dirinya ingin kasih sayang dari orang tua.

Awalnya dia kira keluarga Vaga akan sedikit berbeda, namun ternyata hampir sama atau mungkin lebih buruk. 

Arsean kira hidup menjadi Vaga akan menyenangkan, dirinya yang anak tunggal begitu tau akan merasakan bagaimana rasanya memiliki saudara kandung seketika bersemangat.

Namun semua tidak seperti yang ia bayangkan.

Para kakak dan adik Vaga seakan tak peduli padanya, apalagi pak tua yang tidak pernah menunjukkan kasih sayangnya, jangan lupakan ibunya yang tak bisa melakukan apapun selain menangis atas perlakuan suaminya pada putra ketiganya.

Malang sekali nasibnya.

Namanya juga takdir, kita tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi orang tua kita begitu pula mereka yang tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi anak mereka.

"... "

Sepi dan sunyi kata-kata yang tepat untuk menggambarkan situasi saat ini.

Terlihat seorang wanita sedang duduk di sebuah kursi yang posisinya dekat dengana ranjang pesakitan.

Tatapannya sendu dengan kedua matanya yang memerah, seakan akan netra itu telah menguras habis air matanya.

Menatap wajah tampan yang tertidur di depannya, jari jemarinya ia bawa untuk mengelus tangan bebas infus putranya.

Arsean dinyatakan koma, setelah kejadian yang menimpanya.

"Putra mama kapan bangun, hm? Apa mimpimu terlalu indah hingga kau tak ingin bangun?"

Hanya mengucapkan beberapa kalimat saja, membuat wanita itu ingin kembali menumpahkan air matanya.

"Arsean.. Mama kangen, ayo kita pulang bareng bareng." Ucapnya, sesekali terdengar isakan kecil dari bibirnya yang bergetar karena menahan tangis.

Pria disebelahnya hanya bisa merangkul wanita itu, menguatkan sang istri dari kesedihannya.

"Lea, kita do'akan saja yang terbaik bagi Arsean, aku yakin dia akan segera kembali." Perkataan yang beberapa minggu ini sering keluar dari bibir Wonzu, dirinya berusaha menenangkan sang kekasih yang bertahun-tahun telah menjadi istrinya, Azalea.

Wonzu melirik tangannya yang berada di pundak Alea, merasakan rasa bersalah yang mendalam mengingat tangan itu dulu sering ia gunakan untuk membuat luka pada Arsean.

'Aku ga bohong pa!'

'Sial kau anak sialan!

Plak

Jangan bilang kau tidak berbohong, aku tau kau di sekolah menjadi berandalan, jadi sudah pasti kau pelakunya!'

'Aku tidak melakukannya! Mengapa kau lebih percaya orang lain dibandingkan anakmu sendiri?! Apa bagi papa aku ini tidak berguna?'

VAGARSEAN [Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang