"Bulan dan mentari saja rela bergantian demi memberikan siang dan malam, maka aku juga rela memberikan seluruh hidupku untuk ibuku." -Zayra
Minggu pagi....Nilam membuka tirai kamar Zayra, membuat Zayra terbangun dari tidurnya.
"Zayra, ayo bangun. Kita udah telat," ucap Nilam.
Zayra mengerjipkan matanya dan melihat jam dindingnya yang menunjukan pukul delapan pagi.
"Emang mau kemana, mah?" tanya Zayra.
Nilam menarik Zayra dari dalam selimutnya.
"Kamu lupa? Hari ini kan kita ada janji pemotretan," balas Nilam memberikan list Zayra.
Zayra menpuk jidatnya. "Aduhh! Zayra lupa, mah!"
Zayra langsung berlari menuju kamar mandinya, sementara Nilam hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. Bukan Zayra kalau tidak lupa dengan listnya sendiri.
Nilam membuka lemari Zayra, dia mengambilkan satu baju untuk Zayra pakai.
"Mamah taro bajunya di atas kasur ya, Za."
"Iya, mah. Makasih!"
"Mamah tunggu dibawah ya, Za."
"Oke, mamahku yang cantik!"
Nilam turun menyiapkan sarapan untuk Zayra, tak lupa juga dia membawakan bekal untuk makan siang Zayra juga.
"Mau kemana, mah pagi-pagi gini?" tanya Sebastian papah Zayra.
Nilam menoleh sebentar lalu melanjutkan aktivitasnya.
"Ada pemotretan," balas Nilam.
"Ini kan hari minggu, kenapa kamu gak biarin Zayra istirahat dulu? Kan kasian dia sudah sekolah, kerja pula."
Nilam memberikan segelas kopi pada suaminya itu.
"Gak bisa, mas. Zayra sudah terikat kontrak," ucap Nilam.
"Berapa sih kontraknya, biar aku bayar. Yang penting Zayra bisa libur," ucap Sebastian.
"Udah ya, mas. Gak usah kamu hancurin mood aku pagi ini," bisik Nilam.
"Morning, pap!" sapa Zayra memeluk papahnya.
"Morning, Za. Gimana tidurnya semalam?" tanya Sebastian.
"Nyenyak dong," jawab Zayra.
Nilam memberikan sepotong roti dan segelas susu pada Zayra."Dimakan, Za. Terus kita berangkat," ucap Nilam.
"Iya, mah. Makasih," balas Zayra.
"Mamah tunggu di mobil ya, Za."
Nilam pergi membawa bekal Zayra dan meninggalkan Zayra berdua dengan papahnya di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYRA (UPDATE SLOW)
Teen Fiction"Sampai kapan kamu mau nurutin semua ambisi mamah kamu? Apa kamu gak mau jalani hidup kamu sesuai dengan mimpi kamu?" "Aku cuma mau mamah bahagia meskipun dengan cara itu!" "Tapi ini hidup kamu, Za. Kamu bukan robot yang selalu ada dibawah kendali...