BAB 17. Paksaan

14 7 53
                                    

"Biarkan rasa ini pergi dengan sendirinya, seiring kepergianmu yang tak akan pernah aku lupakan."- Karan

Hayo lohhh mana jejaknyaa 😂 terimakasih ya sdh meninggalkan jejak gaibnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayo lohhh mana jejaknyaa 😂 terimakasih ya sdh meninggalkan jejak gaibnya. Selalu suport Zayra sampai ending 😊

******


Karan meninggalkan Zayra di rumahnya bersama mbak Lili, sebenarnya berat untuk Karan meninggalkan Zayra. Tapi Karan tidak ada pilihan lain, Karan harus berangkat sekolah.

"Titip Zayra ya, mbak Lili. Kalau ada apa-apa telpon saya," ucap Karan pada mbak Lili.

Zayra melambaikan tangannya saat Karan melajukan motornya meninggalkan rumahnya, saat Zayra dan mbak Lili hendak masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba saja mobil berwarna putih dengan merk alpard masuk ke dalam pekarangan rumah Karan.

"Mamah," ucap Zayra melihat sang pemilik mobil keluar.

"Neng Zayra kenal?" tanya mbak Lili.

Zayra mengangguk. "Itu mamah saya, mbak."

"Zayra, ayok kita pulang sayang. Mamah kangen banget sama kamu," ucap Nilam memeluk Zayra.

Zayra melepas pelukan Nilam, dia malah berlindung di balik mbak Lili.

"Zayra, ayo kita pulang. Ini bukan rumah kamu," ajak Nilam.

"Enggak! Aku mau disini," tolak Zayra.

"Zayra, jangan buat mamah marah. Ayok pulang," bujuk Nilam mendekati Zayra.

Zayra terus berjalan mundur, hingga datang dua orang laki-laki bertubuh besar membawa paksa Zayra dihadapan mbak Lili.

"Gak mau! Lepasin!" teriak Zayra yang terus menolak.

"Bawa dia!" suruh Nilam.

"Mbak Lili, tolong aku! Aku gak mau ikut mereka!" Zayra meminta tolong pada mbak Lili.

Zayra memegangi lengan mbak Lili, dan mbak Lili berusaha menarik tangan Zayra. Namun Nilam malah melepaskan pegangan Zayra dan mbak Lili dengan paksa.

"Lepasin! Aku gak mau ikut pulang! Aku mau disini!" teriak Zayra.

"Cepat bawa Zayra!" suruh Nilam mempercepat langkah mereka.

Salah satu laki-laki suruhan Nilam mengeluarkan sapu tangan, kemudian membungkam mulut Zayra hingga tak sadarkan diri.

"Bagus, bawa dia!" suruh Nilam lagi dan lagi.

"Loh, loh. Bu, Zayra nya jangan dibawa. Nanti mas Karan tanya, saya harus jawab apa?" teriak mbak Lili.

"Zayra anak saya, jadi saya berhak membawa Zayra!" bentak Nilam.

"Tapi kan ibu bisa membawa Zayra saat mba Karin dan mas Karan sudah ada di rumah," ucap mbak Lili.

ZAYRA (UPDATE SLOW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang