"Aku bersyukur karena semesta masih memberikan kesempatan untuk kita bertemu, tapi kenapa harus seperti ini?"-Karan
Terimaksih karena sudah datang untuk meninggalkan jejaknya disini 😋 selalu suport Zayra yaa!
*******
Karan mencoba menenangkan dirinya sebelum mencari cara menolong Nilam dan menemukan Zayra."Mas Karan, main sama Kara mau gak?" tanya Kara yang datang tiba-tiba.
"Kara keluar dulu ya, mas mau mandi." tolak Karan.
"Yah mas... Kara kan mau main sama mas, Kara mau nunjukin mainan baru Kara yang dibeliin sama papah kemarin. Mau ya mas," bujuk Kara.
"Nanti ya," ucap Karan.
Kara tetap merengek pada Karan.
"Ayo mas..." ajak Kara sembari menarik-narik tangan Karan.
"Kara, mas bilang nanti ya nanti! Kamu ngerti gak sih?!" bentak Kara membuat Kara melepas tangan Karan.
Kara memundurkan langkahnya dan matanya sudah berkaca-kaca.
"Kara... maafin mas ya, mas gak maksud..."
"Mamah!" teriak Kara meninggalkan kamar Karan sembari menangis.
Karan meratapi kebodohannya sudah membuat Kara menangis, Karan terlalu pusing memikirkan keadaan Zayra saat ini.
"Aaaaa! Sialan," ucap Karan menyesali kebodohannya.
Kara berlari mencari Naya, dia menangis karena baru kali ini Karan membentaknya. Hati Kara sangat lembut, paling lembut diantara Karan dan Karin.
"Kara, ada apa?" tanya Karin pada Kara.
Kara tidak bisa mengendalikan tangisnya sendiri, dia meremas-remas boneka yang sedang dia pegang.
"Loh, Kara kenapa?" tanya mbak Lili pengasuh Kara yang mendengar tangis Kara.
Kara memeluk mbak Lili dan mengabaikan pertanyaan Karin.
"Mbak, Kara mau main diluar aja. Kara gak mau di sini," ucap Kara sembari menangis.
Karin mengelus rambut Kara. "Ya udah, Kara main diluar sama mbak Lili ya. Tapi jangan nangis," ucap Karin.
Kara menarik tangan mbak Lili, dia ikut marah pada Karin. Padahal Karin tidak berbuat apapun.
"Ini pasti ulah Karan, ngapain sih tu anak sampe bikin Kara nangis? Kurang sajen apa gimana sih! Awas lo Karan!" omel Karin.
Mbak Lili memberikan air minum untuk Kara. "Minum dulu ya, Kara. Terus nanti cerita sama mbak, mau?" pinta mbak Lili.
Kara memberikan anggukan sebagai jawaban, lalu mbak Lili masuk ke dalam rumah mengambilkan Kara segelas air.
Saat mbak Lili masih di dalam rumah, Zayra melihat seseorang yang berdiri di depan rumahnya.
Kara beberapa kali mengedipkan matanya, seolah tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYRA (UPDATE SLOW)
Teen Fiction"Sampai kapan kamu mau nurutin semua ambisi mamah kamu? Apa kamu gak mau jalani hidup kamu sesuai dengan mimpi kamu?" "Aku cuma mau mamah bahagia meskipun dengan cara itu!" "Tapi ini hidup kamu, Za. Kamu bukan robot yang selalu ada dibawah kendali...