"Sampai kapan kamu mau nurutin semua ambisi mamah kamu? Apa kamu gak mau jalani hidup kamu sesuai dengan mimpi kamu?"
"Aku cuma mau mamah bahagia meskipun dengan cara itu!"
"Tapi ini hidup kamu, Za. Kamu bukan robot yang selalu ada dibawah kendali...
"Warna apapun akan cocok dipakai ketika dia adalah kamu. Ya kamu, gadis spesial dihatiku..." -karan.
*Tinggalkan jejak vote yukkk syg 😋
**********
Zayra bersiap untuk pergi, dia bingung memilih baju yang akan dipakainya. Yang ini salah, yang itu salah. Dia bingung harus bertanya pada siapa, tidak mungkin dia bertanya pada Nilam.
"Dari sekian banyaknya baju gue, kenapa gue bingung milih baju doang sih? Udah jam berapa ini Za!" gerutu Zayra.
"Ini kali ya?" Zayra mencoba mencocokannya di depan cermin.
"Udah pernah dipake!"
Zayra frustasi sendiri, akhirnya dia tidak kuat dan merebahkan dirinya diatas tumpukan baju-bajunya itu. Dia menatap langit-langit kamarnya, berharap ada inspirasi yang terlintas dihadapannya.
"Tuhan, kirimin Zayra malaikat untuk memilihkan Zayra baju. Zayra mohon," ucap Zayra menadahkan kedua tangannya.
Tok... tok...
"Kok cepet sekali, Tuhan mengabulkan doa Zayra. Apa Tuhan main-main sama Zayra?"
Tok... tok...
"Jangan bercanda Tuhan, Zayra bener-bener lagi bingung!"
"Zayra?" panggil Sebastian.
Zayra terbangun dan melihat ternyata sudah ada papahnya diambang pintu kamarnya, Zayra tersenyum karena Tuhan mengabulkan doanya dengan cepat lewat papahnya.
"Papah," panggil Zayra.
"Papah boleh masuk?" tanya izin Sebastian.
"Boleh dong," balas Zayra.
Sebastian melihat kasur Zayra sudah dipenuhi dengan baju-bajunya, kamar yang biasanya rapih kini menjadi kapal terguling.
