Jangan lupa votenyaaaa.....
******
Rumah sakit Pelita Qisya...Zetta berprofesi sebagai dokter ikut menangani Zayra di dalam ruang icu bersama dengan dokter lain, Karan dan Zionel hanya bisa melihat Zayra dari jendela pintu ruangan. Zayra suda dipasangi alat berbagai macam, Zetta tak hentinya menangis.
"Zayra, kamu harus selamat sayang. Jangan tinggalin bunda," ucap Zetta.
"Dok, jantung pasien melemah," ucap suster.
"Enggak... enggak, kamu gak boleh ninggalin bunda. Kamu harus bertahan Zayra!" ucap Zetta.
"Dokter Zetta, saya harap anda bisa tenang. Biarkan kita menangani Zayra dulu," ucap dokter Doni.
"Gak bisa, Zayra harus selamat dokter!"
"Suster tolong bawa dokter Zetta keluar," pinta dokter Doni.
Mengingat kondisi Zayra sedang kritis, tidak akan mudah bagi dokter doni menangani Zayra jika Zetta masih berada di dalam ruang icu.
"Enggak, saya mau disini. Saya mau nemenin anak saya!" bentak Zetta pada suster..
"Dokter Zetta saya mohon," ucap dokter Doni.
"Oke, tapi tolong selamatkan putri saya. Saya gak mau kehilangan anak saya untuk yang kesekian kalinya," ucap Zetta memohon.
Dokter Doni memberikan anggukan, dan Zetta pun keluar dengan sendirinya. Dia merasa tubuhny tidak sanggup lagi menopang pedihnya dunia, dia sudah pernah kehilangan Zayra dan dia tidak ingin hal itu terulang lagi.
"Hiks.... Zayra, maafkan bunda nak."
Zetta terduduk di lantai depan ruang icu. "Bunda, maafin aku. Aku gak bisa jagain Zayra, aku bukan abang yang baik. Aku gagal bunda," ucap Zionel memeluk Zetta.
"Kamu gak salah, nak. Bunda yang salah, bunda terlalu lama membiarkan kalian berada ditangan yang salah. Bunda yang harusnya minta maaf sama kalian, maafkan bunda sayang. Maafkan bunda," ucap Zetta atas semua penyesalannya.
Ibu dan anak ini kini menangis sejadi-jadinya, Karan dapat merasakan kepedihan yang dirasakan Zionel dan Zetta saat ini. Karan pun menyadari dirinya belum bisa menjadi pacar yang baik untuk Zayra, Karan menyesal baru tahu kehidupan Zayra saat Zayra sudah seperti saat ini.
"Tante, bang Zionel. Bangun ya, kita duduk dikursi tunggu. Kita tunggu sampai Zayra membuka matanya," ucap Karan.
"Karan, terimakasih."****
Zetta menyatukan kedua tangannya dihadapan Karan, dia sangat berterimakasih pada Karan yang sudah menolong Zayra.
Karan mengambil tangan Zetta. "Jangan tante, ini sudah kewajiban saya menolong Zayra. Jangan buat saya semakin merasa bersalah dengan tante seperti ini," tutur Karan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYRA (UPDATE SLOW)
Ficção Adolescente"Sampai kapan kamu mau nurutin semua ambisi mamah kamu? Apa kamu gak mau jalani hidup kamu sesuai dengan mimpi kamu?" "Aku cuma mau mamah bahagia meskipun dengan cara itu!" "Tapi ini hidup kamu, Za. Kamu bukan robot yang selalu ada dibawah kendali...