BAB 16. Diluar Dugaan

11 7 52
                                    

"Aku bukan aku yang dulu, namun cintaku seperti dulu. Percaya akan takdir jika diriku pantas untukmu maka aku akan datang bagaimana pun caranya." -Zayra

Mana jejaknyaaaa 😊 tinggalkan ya jejaknya dan terimakasih sudah mampir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mana jejaknyaaaa 😊 tinggalkan ya jejaknya dan terimakasih sudah mampir....

*********


Zayra tertidur lelap setelah berteriak histeris, Zayra tidak sadar dengan kondisinya saat ini. Zayra yang malang harus mengalami hal yang sulit, Karin membantu Zayra mengganti pakaiannya lalu memberikan tempat dikamarnya untuk Zayra.

"Mbak," panggil Karan diambang pintu kamar Karin.

Karin mendatangi Karan. "Lo liat kan gimana keadaan Zayra sekarang?" tanya Karan yang sempat tidak percaya.

"Zayra kenapa, mbak? Zayra bisa sembuh kan?" tanya Karan.

"Gue belum bisa pastiin Zayra itu sakit atau enggak, besok lo bawa Zayra ke rumah sakit tempat praktek gue ya. Gue mau periksa Zayra secara keseluruhan," ucap Karin.

Karin dapat melihat jelas kekhawatiran diwajah Karan saat menatap Zayra yang sedang tertidur, Karin juga sebenarnya bisa melihat ciri-ciri depresi ada pada Zayra namun Karin tidak ingin menduga-duga.

"Ya udah, lo istirahat sana. Biar gue yang jaga Zayra," suruh Karin.

"Tapi, mbak Za..."

"Gak ada tapi-tapian! Lagian kamar lo sama kamar gue kan gak sejauh bumi dan langit, jadi ko ada apa-apa lo pasti denger. Sekarang pergi!"

Karin menarik Karan keluar lalu ia menutup pintu kamarnya, agar Karan tidak kembali lagi.

"Kasian banget sih kamu, Zayra."

Karin membuka laptopnya, dia mencoba mengerjakan laporan. Namun pikirannya selalu mengarah pada gadis yang sedang tertidur di kamarnya, jika sedang tidur rasanya tidak pernah terjadi apapun pada Zayra.

Detik berikutnya....

"Enggak! Gak mau! Zayra gak mau ikut!"

Zayra berteriak histeris, Karin yang semula hendak tertidur di meja kerjanya langsung terbangun.

"Zayra bangun," panggil Karin.

"Ampun! Zayra gak mau, mah! Zayra mau sama papah!"

Karin mencoba menyadarkan Zayra, namun Zayra malah terus berteriak dan dia menendang-nendang selimut yang dia pakai.

Tok... tok!

"Mbak, Zayra kenapa? Mbak Karin, buka Mbak!"

Karan mengetuk pintu kamar Karin dengan kencang, sampai membuat Kara dan mbak Lili juga ikut terbangun.

"Kak Zayra kenapa, mas?" tanya Kara.

"Iya mas, ada apa?" tanya mbak Lili ikutan.

"Mas juga gak tau, mbak Lili tolong bawa Kara kembali ke kamarnya ya. Besok kan Kara harus sekolah," pinta Karan.

ZAYRA (UPDATE SLOW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang