BAB 4. I Love Papah

27 24 13
                                    

"Semangatku adalah dirimu... Senyummu adalah cahaya bagiku... dan bahagiamu adalah bagian dalam hidupku..." -Zayra

Tinggalkan jejaknya dong gaes 😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tinggalkan jejaknya dong gaes 😚

********


Zayra merasa badannya semakin tidak enak, dia ingin sekali rasanya mendapatkan waktu liburan dirumah sampai tubuhnya kembali seperti biasa.

"Zayra?" panggil Sebastian.

Zayra melebarkan senyumnya, "Morning papah," sapa Zayra.

Sebastian memperhatikan Zayra yang terlihat pucat dan lemas, namun Zayra tidak mau papahnya itu merasakan jika dirinya sedang tidak enak badan.

"Zayra," panggil Sebastian.

"Iya, pah."

"Kamu sakit, Nak?" tanya Sebastian.

Dengan cepat Zayra memberikan gelengan kepalanya. "Enggak, Zayra sehat kok. Emang kenapa pah?"

"Muka kamu pucat, Za. Kalau sakit dirumah aja," ucap Sebastian cemas.

Zayra memeluk sang ayah. "Aku lupa pake lipstik, pah. Jadi keliatannya pucat, nanti aku pake dimobil. Jangan khawatir ya, sekarang papah sarapan."

Zayra memberikan sepotong roti yang sudah diberi selai coklat.

"Mamah kapan pulang, pah?" tanya Zayra.

"Katanya lusa," jawab Sebastian.

Lusa.... berarti Zayra punya waktu bersama dengan Karan dan sahabat-sahabatnya, Zayra mau mereka semua kumpul bersama.

"Tumben kamu nanyain mamah, mau ada rencana apa?" tanya Sebastian.

"Aku mau kumpul sama temen-temen aku pah, tapi takut mamah marah, " jawab Zayra.

"Ya udah kumpul aja, kamu libur aja dulu les hari ini. Papah yang minta izin ke tempat les kamu nanti," ucap Sebastian.

"Beneran,pah mamah gimana?" tanya Zayra meyakinkan.

"Gak usah mikirin masalah mamah kamu, biar itu jadi urusan papah," jawab Sebastian.

"Yes.... makasih papah," ucap Zayra memeluk Sebastian.

Sebastian sangat senang melihat senyum diwajah putrinya, dia tidak pernah melihat senyum mengembang ketika Zayra berada disamping ibunya sendiri. Sebisa mungkin Sebastian membiarkan senyum diwajah Zayra selalu ada demi kebahagian Zayra.

"Ya udah, aku berangkat sekolah dulu ya? Papah sarapan yang banyak," pamit Zayra.

"Hati-hati dijalan, have fun sayang."

"Thank you, papah. I love you," ucap Zayra.

"Love you more sayang," balas Sebastian.

ZAYRA (UPDATE SLOW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang