BAB 11. Turut Berduka Cita

18 11 43
                                    

"Setiap napasmu kini hanya milikku, bahkan seluruh hidupmu akan aku berikan warna yang indah agar kamu dapat melupakan sejenak sakitmu." -Karan

Tinggalkan jejak supaya tidak gaib 😋😋😋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tinggalkan jejak supaya tidak gaib 😋😋😋

*********

Acara pemakaman selesai hingga sore hari, setelah Karan sudah mengantar Zayra beserta keluarganya pulang Karan kembali ke rumahnya.

"Tumben sepi," ucap Karan melihat suasana rumah terasa hening yang biasanya terdengar suara gaduh dari kakak dan adik perempuannya.

Karan merebahkan punggungnya disofa ruang tamu, rasanya tubuhnya memerlukan releksasi sejenak karena sejak kemarin Karan tidak tidur.

"Huft... enak banget, tenang, damai." Karan memejamkan matanya.

"Udah pulang?"

Baru saja beberapa detik Karan memejamkan matanya, sudah ada pertanyaan yang melayang di telinganya. Karan membuka matanya, Karin sudah duduk disampingnya.

"Bisa gak lo datang itu permisi?" tanya Karan karena Karin selalu datang tiba-tiba.

"Gak bisa," jawab Karin cepat. "Mau?" Karin menawarkan apel yang sudah ia makan.

"Ogah!"balas Karan membuang wajahnya.

"Kata nyokap, bokapnya Zayra mati ya?" tanya Karin membuat Karan melotot. "Santai aja kali, gue ralat. Bokapnya Zayra meninggal, bener?"

"Iya, kemarin."

Karan dan Karin adalah dua adik kakak yang jarang memiliki satu suara yang sama, keduanya selalu bersinggungan. Namun keduany saling menyayangi, terbukti saat ini Karin menanyakan kebenaran keberita yang dia dengar.

"Karan, sudah pulang? Gimana kabarnya Zayra? Baik-baik aja ya kan? Terus itu gimana kabarnya si Nilam? Ikut nangis juga kan ya?" tanya Naya yang baru saja datang dengan tas belanjaannya.

"Mah, satu-satu!" protes Karin.
Karan mengerutkan keningnya. "Mamah kenal sama tante Nilam?" tanya Karan.

Naya memutar bola matanya, mencari jawaban yang pasti.

"Eng-enggak, mamahkan cuma nebak. Emang bener nama mamanya Zayra itu Nilam?"

"Iya, tapi perasaan aku belum ada cerita deh siapa nama orang tuanya Zayra. Kok mama bisa tau?" tanya Karan penasaran.

"Hahaha... kamu lupa paling, mamah kan bilang cuma nebak!" ucap Naya.

"Gak mungkin, mamah kenal?" tanya Karn menyudutkan Naya.

"Apaan sih lo, mamah kan kemarin ngelayat sama papah. Ya mungkin emang ada yang manggil-manggil nama mamahnya Zayra makanya mamah inget nama itu," ucap Karin membela Naya.

Naya merasa lega karena Karin membantunya keluar dari pertanyaan Karan.

"Jadi, mamah sama papah ke sana? Kok gak nemuin aku?" tanya Karan.

ZAYRA (UPDATE SLOW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang