Peringatan!
Dalam cerita ini mengandung pembahasan dengan unsur dewasa. Mohon untuk selalu bijak dalam membaca.*
*
*
Rana terlihat murung karena rencana ke taman burung batal. Itu karena Daren tiba-tiba harus ke rumah sakit karena keadaan salah satu pasiennya memburuk. Sebelum pergi, lelaki itu meminta maaf berkali-kali pada sang keponakan. Ia pun kembali membuat janji, kali ini tidak untuk pergi kemana-mana, melainkan membuat kue bersama.
"Gimana kalau kita pergi beli es krim aja?" Bujuk Sybil pada sang keponakan yang masih cemberut.
Kepala Rana menggeleng. "Kata bunda, gulanya di es krim ada banyak banget. Bisa bikin aku sakit."
Seperti pamannya, anak ini juga tidak normal. Bisa-bisanya ia menurut apa kata bunda yang sedang tidak ada di sekitarnya.
Sybil pun putar otak. Ia mulai mencari referensi cara mengatasi anak yang merajuk di internet. Kemudian, sebuah cahaya harapan muncul, membuatnya tersenyum cerah.
"Ke tempat main-main, mau?" Tawar perempuan itu.
"Main apa?"
"Perosotan, ayunan, mandi bola, jungkat-jungkit, banyak yang lain juga."
Berhubung Rana mendadak semangat, Sybil ikut semangat juga. Ia senang karena berhasil membuat raut wajah anak kecil itu menjadi lebih cerah.
"Ayo, Tante!"
Begitulah cara jitu Sybil. Di internet ia melihat rekomendasi tempat ramah anak untuk dikunjungi. Kebetulan sekali ada kids cafe dekat apartemen yang muncul dalam rekomendasi itu.
Sekalian saja, di sana ia bisa ngopi cantik. Sementara Rana bermain dengan riang. Sybil juga tidak perlu pusing akan memberi makan apa pada keponakannya sebab di kafe itu ada banyak menu yang cocok di lidah anak-anak.
Perjalanan ke kafe itu sangat lancar. Rana tidak mengeluh, malah senang sekali bisa naik kereta. Well, berhubung car seat untuk Rana sudah terlanjur dipasang di mobil Daren, Sybil memilih naik kendaraan umum saja daripada membiarkan Rana duduk dengan tidak aman di mobilnya.
"Tante, naik kereta seru banget!"
"Memang."
"Nanti kita naik kereta lagi, kan?"
Anak kecil itu sepertinya memang belum pernah naik kereta untuk bepergian. Makanya, Rana antusias sekali sejak masuk ke dalam gerbong MRT.
"Kalau Om Daren kerjaannya selesai cepat, pulangnya naik mobil sama om." Sybil menjelaskan dengan sabar.
Perempuan itu juga heran sendiri. Bisa-bisanya ia lembut dan tidak canggung bersama anak kecil. Sungguh, ini sebuah keajaiban.
Berjalan dari stasiun ke kafe juga tidak butuh waktu yang lama. Namun, perempuan itu merasa seperti sedang diikuti. Beberapa kali ia menoleh ke belakang, tapi tidak ada siapa-siapa yang terlihat mencurigakan.
"Aku mau mandi bola!" Seru Rana begitu tiba di kafe.
Anak itu melepas sepatunya sendiri dan meletakkannya dengan rapi di rak sepatu sebelum masuk ke area bermain. Lalu, Sybil duduk di bangku tidak jauh dari tempat Rana bermain dengan riang.
Benar, kafe ini tempat yang tepat. Ia memesan segelas es americano dan susu strawberry untuk Rana. Perempuan itu juga memesan rice bowl berisi ayam goreng dan salad untuk makan siang sang keponakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oddly Coupley
Romansa"Daripada gue susah-susah cari calon suami yang oke, mending nikah sama lo aja, Ren. Yuk!" Ucapan Sybil dibalas semburan kopi yang langsung membasahi wajah jelitanya. Sementara itu, Daren yang terkejut tidak bisa bicara apa-apa. Otak sahabat yang su...