Chapter 29

63.5K 3.5K 26
                                    

Peringatan!
Dalam cerita ini mengandung pembahasan dengan unsur dewasa. Mohon untuk selalu bijak dalam membaca.

*
*
*


“Buru-buru banget?” Tanya Keanu, heran.

Daren yang sedang menggantung jubahnya hanya nyengir. Lalu, melesat keluar dari ruangannya. Ia memeriksa ponsel dan berusaha menghubungi Sybil.

Nihil.

Perempuan itu tidak mengangkat panggilan. Pesan yang dikirim Daren juga sama sekali tidak dibaca.

Rasa khawatir menyapa lelaki itu. Pasalnya, kondisi Sybil belum bisa dibilang pulih sepenuhnya. Kaki perempuan itu masih perlu lebih banyak waktu untuk sembuh. Sekarang saja, Sybil masih berjalan dengan bantuan kruk.

Kegelisahan ini juga gara-gara pesan Sybil yang baru dibacanya. Perempuan itu menulis, ‘Darurat, Ren!’

Tentu saja, Daren jadi kepikiran dan ingin cepat sampai apartemen. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. Sayang, macet menjadi penghalang.

“Ayo, angkat Ibil,” Gumamnya saat berusaha menghubungi perempuan itu.

Tetap saja, tidak ada sahutan. Bahkan di percobaan kelima, ponsel Sybil jadi tidak aktif.

Untungnya, arus lalu lintas mulai lancar begitu melewati lampu lalu lintas. Ia pun semakin memacu mobil sampai akhirnya tiba di apartemen empat puluh lima menit kemudian.

Buru-buru ia memasukkan sandi untuk membuka pintu. Kemudian…

Surprise!” Seru Sybil.

Ekspresi perempuan itu sangat ceria. Sungguh berbanding terbalik dengan Daren yang tegang.

Lelaki tersebut menutup pintu dan terduduk di lantai. Ada rasa lega, tapi juga bercampur kesal pada Sybil.

“Ren, kenapa sih?” Jadinya, Sybil panik karena Daren diam saja. “Ren.”

“Lo bikin gue cemas. Kirain ada apa ngirim pesan begitu.” Dumal Daren.

Ia bangkit dari posisi duduk. Kali ini, malah berkacak pinggang sambil mendekati Sybil yang berdiri di ujung lorong penghubung pintu dan ruang tengah.

“Gue bisa jelasin, Pak Suami. Jadi, hari ini gue mau buat kejutan.” Sambil terpincang, Sybil mundur.

“Kejutan yang bikin jantungan?” Suara lelaki itu jadi rendah.

Langkah Sybil pun berhenti karena punggungnya membentur sandaran sofa. Daren pun berhenti saat jarak mereka begitu dekat.

Tangannya yang tadi berkacak pinggang, malah mengungkung tubuh Sybil. Mengunci pergerakan perempuan itu agar tidak bisa kabur.

Well, mau kabur bagaimana juga. Kaki Sybil belum bisa diajak berjalan normal. Baru juga empat bulan masa pemulihan.

Namun, ini Sybil. Ia adalah perempuan yang suka beraksi di luar nalar. Alih-alih berusaha lepas dari kungkungan, ia malah merapatkan tubuhnya ke tubuh Daren.

“Kenapa, mau reka adegan drama-drama di tv?” Tantang perempuan itu.

Karena jarak keduanya terlalu rapat, Daren jadi tidak nyaman sendiri. Ia hendak mundur, hanya saja Sybil malah menarik kerah kemeja lelaki itu.

Happy anniversary,” Kata Sybil, sebelum mengikis jarak dan mencium Daren terlebih dahulu.

Awalnya, Daren terhenyak. Jujur, ia lupa kalau hari ini adalah satu tahun pernikahan mereka. Cuma lama-lama ia tidak memusingkan itu. Daren lebih memilih berkonsentrasi membalas ciuman Sybil yang semakin menuntut itu.

Oddly CoupleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang