Kami bertiga pun sudah sampai di wilayah yang di jaga ketat oleh Elf Prajurit. Kami bertiga kemudian bersembunyi di balik batu.
"Seperti dugaanku, wilayah ini di jaga ketat oleh para Prajurit kerajaan." Ucap Alysia.
"Jadi bagaimana cara kita untuk lewat di sana." Ucap Aegron.
Kami bertiga pun seperti kehilangan arah dan mulai berpikir.
"Sebenarnya aku tahu jalan lain selain ini, meskipun jalan itu tidak terlalu di jaga ketat para prajurit tetapi rintangan di sana sangat berbahaya. Kita harus melewati wilayah-wilayah perbatasan." Ucap Alysia.
"Baiklah mari kita coba lewat ke sana." Ucap Aegron.
"Sangat berbahaya. Kita akan cukup sulit ke sana." Ucap Alysia.
"Apa salahnya kita mencoba, ini semua demi Liam." Ucap Aegnor menepuk pundakku.
"Baiklah kalo itu mau kalian." Ucap Alysia.
Kami bertiga pun, berputar balik dan menuju jalan yang di maksud oleh Alysia, Alysia pun menjadi pemandu kami. Tak terasa malam sudah tiba, kami terus berjalan di hutan belantara.
"Tunggu sebentar Alysia, apa kita tidak beristirahat dulu sejenak dan melanjutkan perjalanan kita." Ucap Aegnor yang nampaknya kelelahan.
"Kita masih cukup jauh, kalo kita menunda-nunda akan lama sampai di sana." Ucap Alysia.
"Alysia kurasa kita harus beristirahat sejenak, agar stamina kita pulih. Tidak ada yang mengetahui tantangan apa yang ada di depan sana. Jika kita sudah kelelahan akan sulit bagi kita untuk menghadapi itu." Ucapku, sepertinya Alysia nampaknya setuju dengan ucapan ku.
Kami bertiga memilih untuk beristirahat sejenak, tak jauh dari lokasi itu terdapat sebuah danau.
Alysia nampaknya melihat ke arah danau itu.
"Kenapa? Kamu mau kesana membersihkan dirimu?" Ucapku
"Iya, tetapi ku pikir-pikir aku tidak jadi kesana, karena nanti kalian akan mengintip." Ucap Alysia.
"Kami tidak akan mengintip, lagi pula aku tidak tertarik. Kalo kamu tidak mau pergi biar kami saja duluan yang pergi kedanau itu" Ucapku dengan wajah datar.
"Tunggu, oke-oke aku akan pergi. Awas jangan mengintip, kalo kalian mengintip akan ku hajar kalian habis habisan." Ucap Alysia sembari pergi dengan wajah merah.
"Ada apa dengan wanita itu, wajahnya selalu memerah padahal di sini suasananya tidak terlalu dingin." Ucapku.
"Astaga Liam apa kamu tidak sadar?? Itu tandanya wanita itu sedang malu." Ucap Aegnor kemudian menepuk jidatnya.
"Memangnya ucapanku mempermalukan dia?" Ucapku dengan bingung.
Sekali lagi Aegnor menepuk jidatnya.
Aku dan Aegnor membersihkan area tersebut untuk kami tempati istirahat.
Beberapa jam kemudian Alysia baru selesai dari danau, sedangkan aku sudah terlelap tidur. Aegnor kemudian mengguncang tubuhku dan membangunkanku."Liam bangun, saatnya kita lagi yang ke danau. Alysa sudah selesai." Ucap Aegnor.
"Astaga, tidak di dunia manusia, tidak di dunia Elf . Kalo wanita yang sedang mandi pasti lama sekali." Ucapku.
Aku dan Aegnor kemudian menuju ke arah danau. Kami berdua lalu melepaskan pakaian kami. Tak lupa aku melepaskan kacamataku juga, seketika bola mataku berubah menjadi warna emas.
Kami pun mulai merendamkan diri kami di dalam air, ah rasanya segar sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spiez
FantasySaat di rumah kakek, pada malam harinya ia sering bercerita tentang sebuah dunia yang sangat indah, yang di huni oleh makhluk mitologi, salah satunya adalah Elf. Elf adalah makhluk mitos yang tampak seperti manusia, tetapi memiliki kekuatan magis da...