Bab 28 Bersama Sang Ratu

31 16 0
                                    

Kami berdua kemudian sampai di depan pintu ruang tersebut.

Kemudian para pelayan membukakan kami pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemudian para pelayan membukakan kami pintu.

Kemudian para pelayan membukakan kami pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aegnor kemudian berbisik ke arahku.

"Wow Liam Aku tak menyangka bahwa kita akan makan bersama sang Ratu, sebuah kehormatan bagiku."

"Hustt." Ucapku.

Aku kemudian melihat ke arah meja makan tersebut, ternyata sang ratu masih belum datang, Mungkin saja dia tidak ingin menunggu. Para pelayan kemudian mempersilahkan kami duduk di meja makan tersebut sembari menunggu sang ratu.
Setelah menunggu beberapa saat kemudian pintu besar itu terbuka lagi dan sang ratu kemudian muncul.

Setelah menunggu beberapa saat kemudian pintu besar itu terbuka lagi dan sang ratu kemudian muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sontak seketika kami berempat kemudian berdiri, kami pun juga menundukkan kepala kami.

"Silahkan kalian duduk dan nikmati makanannya." Ucap Sang Ratu.

Kami pun mulai memakan makanan tersebut, Sang Ratu nampak melihatku dan mulai tersenyum.
Sang Ratu kemudian terlihat membuka mulutnya dan memulai pembicaraan.

"Kamu gadis yang ada di sana. Namamu Alysia kan? Apakah kau merupakan anak dari penasehat kerajaan Albert?" Tanyanya kepada Alysia.

"Benar yang mulia." Ucap Alysia.

"Sepertinya kamu juga mewarisi kecerdasan dari ayahmu, Tak kusangka ternyata anaknya sudah sebesar ini." Ucap Sang Ratu.

Alysia kemudian tertunduk malu.

"Sepertinya kamu sudah lama tidak bertemu dengannya, dikarenakan adanya kepentingan kerajaan yang terus mendesak sehingga dia tidak dapat meluangkan waktunya untuk keluarganya. Apa kamu merindukannya?" Ucap Ratu.

"Iya yang mulia, saya sangat merindukan nya. Namun ketika tadi saya mencari beliau ternyata dia sedang ada di luar karena sedang mengurus hal yang mendesak sehingga saya tidak dapat bertemu dengannya." Ucap Alysia.

Sang Ratu kemudian seperti sedang membisikkan sesuatu hal kepada pengawal yang berada di belakangnya.

"Kamu tunggu saja Alysia, ayahmu akan segera datang ke sini." Ucap sang ratu.

Tak berselang lama tiba-tiba pintu tersebut terbuka, dan seorang pria paruh baya nampaknya memasuki ruangan tersebut.

Tak berselang lama tiba-tiba pintu tersebut terbuka, dan seorang pria paruh baya nampaknya memasuki ruangan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ALYSIA, sedang apa kamu di sini?" Ucap pria itu.

"Alysia tunggu apa lagi kamu tidak ingin memeluknya?" Tanya sang Ratu.

"Apakah aku boleh melakukannya yang mulia?" Ucap Alysia.

"Hahaha tentu saja." Jawab sang Ratu.

Alysia kemudian berlari ke arah pria itu dan memeluknya, ternyata pria itu adalah Ayah Alysia. Setelah melakukan pelukan yang begitu lama, sang ratu kemudian mempersilahkan mereka berdua untuk duduk dan menikmati makanan yang ada di atas meja.

"Dan kamu yang dari bangsa peri, kamu sungguh merupakan putri yang sangat nakal." Ucap Sang Ratu.

Aku kamu dan merasa heran dengan ucapan yang dimaksud oleh bibi.

"Bibi? Apa maksudnya?" Tanyaku penasaran.

"Apakah Adelina tidak memberitahumu? Dia adalah seorang putri kerajaan dari bangsa peri, seorang utusan dari bangsa peri datang ke kerajaan ini dan kemudian menanyakan tentang Adelina. Ternyata beberapa hari yang lalu Adelina menghilang dari kerajaan."

Aku, Alysia dan Aegnor kemudian menatap Adelina dengan tetapan tidak percaya, Adelina pun kamu udah menunjukkan ekspresi senyum sedikit.

"Apa maksud Adelina? Ternyata selama ini kamu menyembunyikan identitasmu dari kami? Jangan bilang gubuk yang ada di hutan itu hanya tempat samaran?" Ucap ku kepada Adelina.

"Hehehe, Maaf teman-teman aku tidak bermaksud menipu kalian. Tetapi hal ini kulakukan supaya kalian tidak melarangku untuk ikut di perjalanan kalian. Sekali lagi aku ingin meminta maaf karena telah menyembunyikan identitasku kepada kalian bertiga." Ucap Adelina

"HAHA Kamu sungguh peri yang nakal Adelina." Ucapku dengan tertawa ke arah Adelina.





SpiezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang