Emily tengah bermain skateboard bersama tiga saudara kandung ayahnya di hari Sabtu. Ibunya memang mengizinkannya pulang ke rumah keluarga Refal pada hari Sabtu dan Minggu.
Fyi saja ia juga sudah sekolah umum kembali di salah satu sekolah swasta terbaik di Surabaya dan dibiayai oleh kekasih ibunya. Jadi nonik kini menduduki bangku kelas satu SD.
Anehnya tingkahnya tidak sebar-bar dan senakal di waktu bangku taman kanak-kanak. Malah ia menjadi murid berprestasi di sekolahnya itu. Apa mungkin efek dari ayah dan ibunya berpisah? Belum lagi dirinya jauh dengan sang ayah.
Kembali ke topik utama sekarang, Emily mulai memainkan skateboard didampingi Raffi di sebelahnya. Tak lupa atribut pelindung diri yang digunakannya seperti helm dan deker pelindung siku dan lutut.
"Lipslide nik!" seru Raffi pada Emily yang meluncur dengan skateboard untuk melakukan lipslide diatas tiang slide.
Emily menaiki dan meluncur dengan lurus diatas tiang slide skatepark.
Bruk!
Ia tiba-tiba terjatuh karena tidak seimbang disaat akan turun dari tiang slide bersama skateboard-nya. Jidatnya terpentok aspal skatepark hingga hidungnya mengeluarkan darah.
Raffi pun langsung menggendongnya dan membawa skateboard keponakannya. "Ko tissue ko," paniknya mendudukkan Emily dikursi tunggu yang ada di skatepark.
Gerak cepat Rimba mengelap hidung Emily menggunakkan tissue. "Nangis nik jangan diem ae." katanya.
"Nonik kuat nah!" seru Emily berambisi.
"Jidate isa benjol gitu padahal cuma kepentok aspal," ujar Rocky membawakan plester luka tuk diberikan kepada Raffi.
"Cuman lu kata? Woi ini anak olang oe kepentok aspal ya sakit!" seru Raffi menirukan gaya bicara Emily.
Emily mendengus karena gayanya ditiru oleh Raffi, itu pengejekkan baginya. "DIEM! NDAK USAH TILU-TILU NONIK!"
"Wes buyar main skateboard ayo pulang ae." ajak Rimba sambil memberi minyak tawon ke jidat Emily yang benjol.
"Awshh.... loro ko!" [Loro = sakit] pekik Emily akan memegang dahinya.
"Nanti kempes benjolnya kalau dikasih minyak."
"Di plester tah gak?" tawar Raffi.
"Ora usah orang ora berdarah cuman benjol doang." jawab Rimba.
"Mau mampil ke angkelingan." pinta Emily tiba-tiba.
Ketiga pamannya menggeleng tidak bersamaan. "Ndak diolehin sama mami mu. Kita minggu lalu habis di marahin mami Leona katanya tidak boleh meracuni nonik dengan makanan angkringan." kata Raffi.
"Tapi nonik belum mau pulang," ucap Emily yang kemudian digendong oleh Rimba karena mereka bersiap akan pulang setelah bermain skateboard selama kurang lebih tiga jam disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
NONIK CORE
Fanfiction«ᵇᵉᵇᵉʳᵃᵖᵃ ᵖᵃʳᵗ ᵖʳⁱᵛᵃᵗᵉ, ᵈⁱ ʰᵃʳᵃᵖ ᶠᵒˡˡᵒʷ ᵈᵘˡᵘ ˢᵉᵇᵉˡᵘᵐ ᵐᵉᵐᵇᵃᶜᵃ» Daily in Emily life, bocah kecil perempuan berusia empat tahunan memiliki panggilan kecil nonik. Nonik ini sangat berbeda dengan gadis-gadis kecil seusiannya, Bahkan paman-pamannya menye...