10. Hati yang tersakiti

266 59 10
                                    

"Cok aku wes nafkahi kamu sama Emily, Axl, Dave masih aja kurang di mata papa mu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Cok aku wes nafkahi kamu sama Emily, Axl, Dave masih aja kurang di mata papa mu."

"Syukur-syukur tak nafkahi daripada ora?"

"Aku kerja juga banting tulang cok. Keliatannya emang santai tapi aku mesti berusaha buat nyucukupin kebutuhan anak-anak kita."

"Papa mu itu mesti masalah cilik dadi gede. Perkara rumah kita yang masih dibangun di Cl Surabaya ora ada lift-nya aja bangunan sampe mangkrak dua tahunan belum lagi masalah buka bisnis aksesoris di TP."

"Sekarang gini ae karep mu opo me?"

"Ko papa ku itu ngasih masukkan yang baik tapi kamunya baperan." jawab Leona dipanggilan suaminya.

"Nonik nandi?" tanya Refal.

"Ada nde sebelah ku." ucap Leona melihat Emily yang tengah menutup telinga dengan headphone disaat enggan mendengar kedua orangtuanya berdebat melalui panggilan telepon.

"Kasihin telponnya ke nonik."

"Buat apa?" tanya Leona.

"Kasihno gak usah mbantah ae!" ujar Refal menyentak istrinya dalam panggilan.

Leona melepaskan headphone putrinya itu. "Papi na mau ngomong sama kamu nik." katanya menyodorkan hp-nya ke Emily.

"Iya papi?" ucap Emily memegang hp sang ibu.

"Kamu mau ikut siapa? Papi apa Mami?"

"Loh maksud mu apa loh ko?" protes Leona kaget dengan lontaran pertanyaan Refal baru saja. "Kamu yang childish ko!"

Emily yang sedang diberi pilihan ayahnya bingung harus memilih siapa. Terlebih ibunya barusan melontarkan nada protesan pada sang ayah.

"Endak tau!"

"Kon sek mbelani papa mu tok. Aku gawe opo lek kon sek berpedoman ke papa mu tok?"

"Bojo mu iku sapa?"

"Kamu ko. Tapi papa ku juga ndak sepenuhe salah. Kamu yang kurang ngertiin dia." jawab Leona.

"Yawes maafin aku." kata Refal tiba-tiba.

"Wes ndak usah dibahas lagi nanti tak ngertiin papa mu itu."

Tut.

Panggilan dimatikan secara sepihak oleh Refal membuat Leona meremat kuat hp-nya karena merasa kesabarannya sudah habis. Kemudian terasa pelukkan dilengannya membuatnya menoleh ke sisinya terdapat Emily tengah memeluk lengannya. "Papi na masih malah ya?"

Kepalanya reflek mengangguk dengan mata yang berair. Tahu ibunya akan menangis, Emily memberinya tissue. "Nangis aja ndakpapa nanti nonik ndak bilang papi na kok."

"Kata mami kalau nangis ndak boleh ditahan," sambungnya.

"Mami nggak nangis," kata Leona menolak tissue dari Emily.

NONIK CORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang